05.00

1M 106K 36K
                                    

"Abis makan jangan ngerokok dodol." Prima datang duduk di sebelah Deo dan Geo setelah membereskan bekas makan ke tiganya di dapur.

"Suka-suka gua," jawab Deo enteng sambil terus menyesap rokoknya.

Ke tiga manusia itu saat ini sedang berada di dalam kamar si kembar, menunggu Kara yang akan datang untuk mengerjakan essay bersama-sama.

"Gak takut mati apa lo?" tanya Prima sambil membuka buku yang akan jadi referensi materinya.

"Gak lah, kan di bungkus rokok tulisannya 'merokok membunuhmu' bukan membunuhku."

Gerakan tangan Prima dan Geo yang sedang membuka buku sama-sama terhenti, keduanya menolehkan pandangannya dari buku ke arah Deo.

Gerakan tangan Prima dan Geo yang sedang membuka buku sama-sama terhenti, keduanya menolehkan pandangannya dari buku ke arah Deo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh shit."

Umpatan spontan singkat, padat, dan jelas keluar dari mulut keduanya begitu melihat ekspresi 'swag' yang di keluarkan oleh laki-laki gila ini.

"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum-"

Deo membekap mulut Prima.

"Lo kira gue setan dibacain ayat kursi!"

Prima menggigit telapak tangan Deo, membuat laki-laki itu langsung melepaskan bekapannya.

"Najis lu!"

"Lu!"

"Lu!"

Ting... tong...

Ting ... tong ....

Suara bel yang berbunyi membuat keduanya sama-sama menoleh ke arah pintu.

Prima menatap Deo tajam.

"Buka sana pintunya!"

"Kok gue?" tanya Deo tak terima.

"Lo yang punya rumah dodol! Gua gampar nih?" Prima mengambil ancang-ancang.

"Ishh, gue gak mau! PW!" Deo berbaring di lantai.

"Dih bocah!" hina Prima.

"Lu bocah!"

"Lu-"

Brak!

Geo menutup bukunya keras, membuat kedua makhluk titisan alam ghaib itu terdiam seketika.

"Berisik!" ucap Geo, lalu berdiri dari lantai.

"Gue aja yang buka." Laki-laki itu berjalan menuju keluar kamar.

"Inget Ge! Buka pintu bukan buka aib!" teriak Deo, membuat mulut Prima yang tertutup kini kembali terbuka.

"Gue bingung," ucap Prima sambil menatap wajah Deo.

"Bingung kenapa lo?"

"Kenapa sih lo hobi banget nyari masalah sama orang lain?" tanya Prima.

Deo mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Prima, laki-laki itu tampak berpikir sejenak, sampai akhirnya sebuah alasan cErDaSs terlintas di otak cemerlangnya.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang