21.30

910K 108K 105K
                                    

Jam berapa kamu baca part ini?

Putar lagu sedih kesukaan kamu Vren.

Selamat membaca.

Datang
Bergabung dengan luka
Dan rasakan sakitnya.

DatangBergabung dengan lukaDan rasakan sakitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuhan...."

"Tolong."

Masnaka mengeratkan cengkeramannya pada stir mobil, ia menginjak pedal gas mobilnya kuat, membiarkan mobil itu melaju gila-gilaan dijalanan basah tengah kota.

Rasanya ia baru saja keluar dengan begitu bahagianya dari ruang sidang setelah memenangkan persidangan melawan Erik. Dengan senang hati ia kembali ke rumah, dan langsung disambut peluk hangat Afni.

Rasanya ia baru saja masuk kamar untuk mengistirahatkan badan. Namun ponsel di kantong celanannya menghentikan aktifitasnya.

Laki-laki itu mengetuk layar ponselnya, sebuah kerutan di dahi muncul begitu saja saat ponselnya tak kunjung nyala.

"Non aktif?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Ia dengan segera menekan tombol on off ponselnya itu. Di menit pertama ia sudah diserang berbagai notifikasi dari grup angkatan.

Laki-laki itu menaikkan sebelah alisnya, jarang sekali grup angkatan mereka ramai di tengah malam seperti ini.

Namun sebelum membuka room chat grup angkatan. Sebuah nama yang tertera di kolom chat paling bawah membuat matanya membulat lebar.

Lengkara.

Masnaka dengan segera membuka room chat ke duanya.

--------------------------
Chat

Lengkara :
"Hujan Ka, jemput gue di kafe yang sering kita datengin."

Masnaka :
"Gue sibuk."

Lengkara :
"Gue takut sendirian di sini."

Masnaka :
"Gak usah alay, pulang sendiri lo."

--------------------------

Detik itu juga rasanya jantungnya terlepas begitu saja dari tempatnya. Siapa yang menggunakan ponselnya dan mengetik balasan sekasar ini untuk Lengkara.

Laki-laki itu berusaha mengingat. "Shit!" umpatnya langsung.


Satu nama yang saat ini ada di dalam kepalanya.

Nilam. Ia baru menyadarinya, pantas saja ia tadi melihat perempuan itu tiba-tiba berjalan menjauh darinya.

Setelah persidangan selesai ia mencari ponselnya dan mendapatkan barang itu tergeletak begitu saja di bawah kursi.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang