19.30

1M 109K 70.4K
                                    

Absen jam berapa kalian baca part ini.

Yakali komen next doang tapi gak follow.

Jangan lupa nabung untuk po ke 2 00.00, akhir bulan oktober. Info di ig : ameysiaa

Naka berjalan masuk ke dalam rumah, jam menunjukkan pukul sepuluh malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naka berjalan masuk ke dalam rumah, jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Ia bergegas pulang setelah mendapat sedikit perawatan dari Geo untuk luka sabet di perutnya. Ia tak ingin merepotkan Kembar dan Prima berhubung besok mereka akan berangkat keluar kota untuk olimpiade.

Untuk masalah Deo, Prima mengatakan bahwa ia yang akan menjelaskan pelan-pelan permasalahan mereka ke Deo.

Geo awalnya tak setuju Prima melibatkan Deo ke permasalahan mereka, namun semakin ditutupi sepertinya akan semakin berbahaya buat Deo, berhubung wajahnya dengan wajah kakaknya itu kembar.

Satu-persatu jalan sudah mulai nampak di depan mereka, kini sisa bagaimana cara mereka melewati jalan-jalan curam itu, salah sedikit mereka semua akan terperosot ke dalam jurang yang dipenuhi kegelapan itu.

Naka menghela napas lelah, dengan gerakan pelan ia menaiki tangga rumahnya.

"Masnaka."

Suara berat nan serak tertangkap di pendengaran Naka, langkah kakinya terhenti begitu saja.

Ia perlahan membalikkan tubuhnya, dan benar saja, seorang pria dengan jas bersetelan lengkap sedang duduk dalam kegelapan di sudut ruangan sambil menyesap secangkir kopi.

Mata Naka membulat lebar begitu mengetahui siapa orang itu. "Ayah?"

Pria yang duduk di kursi itu adalah Awal, Papa Naka. Awal berdiri dari kursinya dan berjalan mendekat ke arah Naka.

"Habis dari mana kamu pulang jam segini?" tanya pria itu dingin.

Naka tak menjawab ia hanya diam menatap papanya itu.

Ekspresi Awal semakin datar begitu melihat dengan jelas wajah babak belur milik Naka.

"Kamu habis berkelahi lagi? Hah?"

Naka menghela napas pelan, ia menoleh ke arah lain, enggan melihat wajah Papanya itu. 'Kenapa orang ini pulang?'

"Mau jadi preman kamu? Papa keluarin biaya buat kamu sekolah supaya jadi orang terdidik! Bukan jadi berandal kayak begini, Masnaka!" Awal mendorong keras bahu putranya itu.

"Jangan pikir Papa gak tau kamu udah bolos seminggu lebih dari sekolah! Mau jadi apa kamu?!" lanjut Awal.

Naka mendecak pelan, matanya naik menatap mata Awal.

"Gak usah peduliin gue," ucap Naka penuh penekanan.

"Ngerasa rugi karena nyekolahin gue? Ya udah gak usah bayarin sekolah gue lagi."

"Gampang, kan?"

Bugh!

Satu tinjuan mendarat di perut Naka, tubuh laki-laki itu langsung jatuh di atas anakan tangga.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang