00.00-Epilog

1.1M 109K 114K
                                    

Kita sampai di Bab terakhir.

Aku harap komennya jangan OOT yaa.

Apapun endingnya berbahagialah, karena seperti kata Naka, tidak ada yang kita cari di dunia ini selain kebahagiaan.

Apapun endingnya berbahagialah, karena seperti kata Naka, tidak ada yang kita cari di dunia ini selain kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kenapa, hm?"

Tangan Masnaka naik menghapus air mata di wajah Lengkara. Lengkara tak menjawab dan hanya terus memandangi wajah Masnaka.

"Kasian mata kamu, kalau kamu nangis terus kayak gini, Kar."

Ingin rasanya Lengkara berteriak sekencang-kencangnya, namun pada akhirnya hanya suara lemah yang keluar dari mulutnya.

"Naka...." panggilnya.

"Iya, Kara."

Tangan Lengkara perlahan naik menggapai jari-jemari Masnaka di wajahnya.

"Naka ...." panggil gadis itu lagi, air matanya semakin jatuh tak terkontrol.

Masnaka tersenyum tipis. "Kenapa, sayang?"

"Jangan pergi." Lengkara terisak di antara derai air matanya.

"Aku gak mau pisah dari kamu, Ka."

Masnaka mengangguk paham. "Kita gak akan pernah berpisah, Kara."

"Kamu ...." Masnaka menggantung kalimatnya, laki-laki itu perlahan membawa telapak tangan Lengkara menyentuh dada bidang miliknya.

"Akan berada di dalam sini selamanya."

"Bukan satu juta tahun, bukan satu milyar tahun, tapi abadi." Suara menenangkan milik Masnaka entah kenapa membuat hati Lengkara terasa semakin sakit.

Lengkara menggeleng cepat membuat semua air mata yang tertampung di pelupuk matanya kembali jatuh.

"Bawa aku pergi sama kamu, Ka," pinta gadis itu memohon.

"Jangan biarkan aku ada di dalam kegelapan ini sendirian. Aku takut gelap dan kamu tau itu."

Masnaka terdiam sejenak sebelum akhirnya menggeleng pelan. "Tempat kita udah beda, Kar. Tempat aku di sini udah gak ada lagi."

"Nggak!" Lengkara semakin histeris.

"Aku yakin kamu bisa."

"Nggak!"

"Kara, semua akan baik-baik saja."

"Nggak, Ka!" teriak gadis itu, apapun akan ia lakukan agar Masnaka pergi membawa dirinya bersamanya.

"Nggak ada yang baik dengan kepergian kamu!" Tangan Lengkara naik mengguncang tubuh Masnaka.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang