Lengkara memelankan langkahnya ketika sampai di depan kamar Naka, pintu kamar laki-laki itu hanya tertutup setengah, membuat Kara bisa dengan leluasa melihat ke dalam kamar.
Gadis itu menangkap sosok Naka menggunakan kaus oblong hitam sedang tertidur di atas kasur, bersama seorang bayi mungil di atas tubuhnya.
"Capek banget kayaknya abis ngegame semaleman."
Kara berjalan mendekat ke sisi kasur, tangannya perlahan mengambil Dela yang tertidur lelap di atas tubuh Naka, berniat memindahkan bayi itu ke tempat yang lebih aman.
Namun, belum sempat gadis itu mengangkat tubuh mungil Dela, mata Naka sudah terbuka terlebih dahulu.
Mata keduanya lantas saling bertemu, pupil Kara melebar karena matanya langsung bertatapan dengan mata Naka yang jaraknya bisa dibilang lumayan dekat.
Gadis itu berdehem.
"Gua mau mindahin Adek, takut jatuh terus ketiban ama badan lo."
Naka diam tak menanggapi sebelum akhirnya ia memindahkan tangannya yang berada di punggung Dela, mempersilahkan Kara untuk memindahkan adiknya itu ke kasur khusus milik bayi mungil itu.
Kara dengan hati-hati membaringkan tubuh Dela di atas kasur agar gadis kecil itu tidak terbangun, wajah Kara turun memberi sebuah kecupan singkat di kepala bayi itu.
Dirinya kembali berdiri tegak dan berbalik menghadap ke Naka, ia menghela napas pelan.
Laki-laki itu kembali tertidur. Kara kembali mendekat ke arah Naka lalu naik duduk di sisi kasur.
"Bangun," pinta Kara, namun tak ada tanggapan dari Naka, ia masih menutup mata dengan napas yang teratur.
"Naka." Tangan Kara mulai menoel bahu laki-laki itu.
"Bunda udah nungguin kita di bawah," ucapnya lagi, namun tetap tak menerima tanggapan.
Gampang saja kalau ia ingin teriak dan mengacak-acak cowok di hadapannya ini, namun ada Dela yang tertidur lelap di ruangan itu.
"Naka, bangun." Gadis itu makin kuat mengguncang bahu Naka.
"Naka!"
Naka membuka matanya dan bertatapan langsung dengan mata Kara, sedetik kemudian cowok itu dengan cepat menarik tangan Kara lalu memeluk lengan gadis itu erat.
Tubuh Kara ikut terjatuh ke atas kasur. Mata Naka kembali tertutup rapat.
"Ish, lepasin tangan gue!"
"Naka!"
"Bunda udah nunggu lama di bawah!" bentak gadis itu dengan nada sekecil mungkin.
Mata Naka terlihat kembali membuka secara perlahan, iris mata hitam legam milik laki-laki itu kembali beradu pandang dengan iris mata hazel milik Kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
00.00
Teen Fiction"𝚂𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚞𝚔𝚊." -𝒜𝓂𝑒𝓎𝓈𝒾𝒶𝒶, 𝟢𝟢.𝟢𝟢 "Tolong jemput gue, Ka," pinta gadis itu. "Gak bisa, gue mau jemput Nilam." Jawaban dari seberang sana. "Berarti gue boleh minta jemput Sekala?" tanya gadis...