02.30 + cast

1.3M 115K 45.1K
                                    

Kara membuka perlahan pintu kamar agar tak menimbulkan suara berisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kara membuka perlahan pintu kamar agar tak menimbulkan suara berisik.

Tangannya naik membuka lilitan handuk di kepalanya lalu menjemurnya di jemuran kecil yang sudah tersedia di sudut ruangan, ia membiarkan rambutnya yang masih setengah basah terurai begitu saja.

Kara berjalan mendekat ke arah ranjang, matanya menatap seseorang yang tertidur di sana. Seorang laki-laki tampan berbalut kaos putih tengah berbaring menyamping dengan memeluk guling bergambar lambang barcelona.

Gadis itu mengambil hair dryer dari dalam laci nakas lalu mulai mengeringkan rambutnya di depan meja riasnya.

"Ribut banget, Kar! Gue lagi tidur." Suara Aslan terdengar membuat Kara melirik laki-laki itu dari pantulan cermin.

"Mau gimana lagi, nggak mungkin gue tidur rambut basah-basah gini," jawab gadis itu lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

Terdengar desahan kecil dari mulut Aslan sebelum akhirnya ia menutup kedua kupingnya menggunakan bantal.

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya rambut Kara kering sepenuhnya. Ia menaruh kembali hair dryer di tempatnya semula lalu naik ke atas kasur gabung bersama kakaknya.

Ia ingin segera beristirahat setelah kejadian panjang hari ini, mulai dari dirinya yang pingsan namun Naka lebih memilih Nilam, Naka mengantar Nilam pulang, ulangan fisikanya yang dapat nilai 80, pertengkarannya dengan Nina juga. Semua itu membuatnya lelah dan ingin segera mengistirahatkan badan.

Untung saja hari ini ia tidak bertemu Erik sama sekali, artinya hari ini ia aman. Besok lain lagi ceritanya.

Gadis itu memperhatikan Aslan sejenak lalu berbaring di sebelahnya, menjadikan lengan kiri cowok itu sebagai bantal kepalanya.

"Ck, lo kenapa nyempil di ketek gue, sih?" tegur Aslan masih dengan mata yang tertutup, ketika merasakan wajah Kara nyempil di sana.

Kara tidak menjawab, gadis itu malah langsung melingkarkan tangannya di pinggang ramping Aslan.

Aslan membuka matanya lalu mendapati Kara yang sudah menutup matanya, cowok itu menghela napas pelan lalu memindahkan posisinya menghadap ke Kara.

"Lan," panggil Kara.

"Hm."

"Lo gagal jadi kakak gue."

Aslan terdiam.

"Tapi gue tetap butuh lo buat bisa tidur nyenyak," lanjut Kara.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang