***
Kukira hanya takdir dan judi saja
Yang senang mempermainkanku
Ternyata kau lebih pintar
Dalam melakukan hal itu...
#Ryu_06#
"Cih... jadi dia orang yang lo maksud buat nyelametin lo dari gue?" Kelvin mendecih remeh
Siswa itu mengangguk yakin dan menatap seseorang yang menatap Kelvin tajam sambil menyeringai dengan tatapan penuh permohonan. Aura kantin berubah menjadi suram, seisi kantin ketar-ketir mengkhawatirkan nasib Kelvin.
"Lo gunain rasa tertarik gue sama Davienna buat bikin gue ngelepasin lo?" Seringai Kelvin
"Kamu salah besar!" Suara lembut nan menggemaskan seorang Davienna berubah menjadi dingin dan datar
Kelvin mengalihkan perhatiannya dan menatap gadis yang berhasil membuatnya tertarik bahkan pada saat pandangan pertama itu penuh tanda tanya.
"Bukankah kamu tadi berteriak menyuruh seseorang yang bisa mengalahkanmu kesini?" Tanya Nana berjalan mendekat ke arah Kelvin
Kelvin tertegun, tatapan gadis itu berbeda. Seperti bukan sosok Davienna yang bebera waktu lalu ia goda. Tak ada tatapan polos dan menggemaskan, yang ada hanya tatapan dingin yang kelam.
"Aku orangnya, Aku Davienna Aurellia... jadi kita main sekarang juga Kelvino Mandara?" Tanya Nana tersenyum manis namun terlihat mengerikan
"L-lo..."
Hup...
Krakkk...
"Aarrgghhh..."
Bughh...
Tanpa aba-aba dan secepat kilat tangan mungil lentik Davienna menarik lengan Kelvin yang menjerat siswa tak bersalah itu lalu dengan cepat memelintirnya kebelakang sebelum memberikan tendangan mautnya hingga membuat lelaki terpental jatuh diantara meja-meja kantin. Suara teriakan orang-orang yang ada di kantin menggema.
"Uhukk... uhuk..." Kelvin terbatuk dan memegang dadanya yang terasa sesak, tubuhnya serasa remuk hanya karena satu tendangan seorang gadis mungil?
"Kamu boleh pergi," ucap Nana tersenyum menggemaskan jari lentiknya membenarkan kerah seragam siswa yang baru saja ia tolong yang dibalas anggukan.
Tidak, Nana tidak memiliki kepribadian ganda atau penyakit mental semacam bipolar atau lainnya. Dia sadar dengan semua yang ia lakukan. Setelah tersenyum menggemaskan wajahnya kembali sedingin dan sekelam malam hanya dalam sekejap. Ia kembali mendekati tubuh tak berdaya Kelvin yang terbaring mengenaskan dan mencoba untuk duduk. Nana berjongkok disamping Kelvin dan membantunya untuk duduk.
"Sudah kubilang untuk jaga kelakuanku saat berada disekitarku, aku tidak selembut dan sepolos yang kamu kira sayang..." jari lentik Nana membelai lembut rahang tegas Kelvin hingga membuatnya terbuai
"Selain benci manusia munafik, aku juga benci mau sok berkuasa dan merasa paling segalanya..." bisiknya tepat disamping telinga Kelvin hingga membuatnya merinding
"Nana... ayo pergi," suara Malvin mengintrupsi
"Okey..." ucap Nana santai lalu beranjak berdiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautifull Pshyco
Fiksi Remaja"Maaf..." "Kalo diibaratkan perminta maafan Kak Arsen itu sebuah batu bata, mungkin Nana sekarang bisa bangun rumah segede rumah Om Sule yang digabung sama rumah Om Anang Hermansyah." Celetuk Nana absurd Cantik, lucu, dan menggemaskan. Tiga kata yan...