Hai...
Mencari author kah? :)
Maaf baru nongol author habis sakit kawand, tapi tenang emang beneran sakit bukan sakit hati :vLanjut kuy ah... biar cepet selesai!!!
***
Tertatih kuberlari pergi
Menghindarimu sang pematah hati...
Kusangka menghindar
Agar cinta ini bisa terhenti...
Namun henti yang kuimpi
Ternyata berujung perih yang sepi...
#Ryu_06#Mata lentik itu mengerjap menyesuaikan cahaya yang lasak masuk menusuk netranya yang masih belum siap membuka dan menghadapi perihnya kenyataan yang ada.
Baju berlumuran darah kini berganti dengan pakaian khas pasien lengkap dengan selang infus dan perban yang menghias dipelipisnya.
Perlahan tubuh mungilnya ia paksakan terduduk walaupun terasa remuk yang menjabarkan keadaan hati dan perasaannya saat ini.
"Sssttt... Hhh... kayaknya tuhan pengen Nana menderita lebih lama," lirihnya dan beranjak berdiri berjalan keluar sembari mendorong tiang infusnya
Baru beberapa langkah, kaki mungil Nana terdiam disebuah belokan lorong yang cukup sepi. Ia mengenali suara 2 sosok yang sedang berbicara disana.
"2 hari lagi pernikahan kamu sama Angela." Tegas seorang pria berumur menatap pria tampan yang lebih muda
"Om... gimana mungkin Arsen menikah secepat itu? Dengan Angela?" Suara erangan frustasi terdengar dari Arsen
"Lalu? Inget Arsen selama ini om udah banyak membantu kamu dalam persembunyian kamu dari Daddymu, dan sekarang anggap saja Om minta bayaran dari semua yang udah Om lakukan untuk kamu dengan cara ini." Santai James
"Tapi bukan dengan cara nikahin Arsen sama Angela juga kan om?"
"Harus! Kamu harus menikah dengan Angela agar kamu berhenti menyiksa Nana!" Kali ini James menggeram pelan
Arsen terdiam,
"Kamu harus menikah agar berhenti menyiksa putri kecilku! Kenapa? Kamu mencintai Nana?" Seringai James
Gadis mungil itu meremat baju pasien yang kebesaran ditubuhnya erat, berharap sesuatu yang ia ingin dengar keluar dari mulut Arsen.
"Ayo... katakan itu untukku... katakan jika kamu mencintaiku!" Batinnya
"A-Arsen... huftt... Arsen akan nikahi Angela seperti mau om." Arsen menghembuskan nafas kasar
Lenyap, lenyap sudah setitik lentera harapan yang bersinar disisi paling gelap dan terdalam hati seorang Davienna. Dengan pandangan kosong dan tangan bergetar, ia paksakan berjalan mendorong tubuh ringkihnya dan tiang infus yang menjadi saksi lenyapnya semua harapan yang ia punya.
Tanpa Nana sadari, bahwa kegiatan mengupingnya disaksikan oleh seorang lelaki tampan yang menatap dirinya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Selesai... semuanya sudah selesai..." lirihnya
Matanya terpejam, tangan mungilnya meremat dadanya yang begitu nyeri dan sesak hingga membuatnya kesulutan bernafas. Kakinya bergetar seiring getaran bibir pucatnya yang dipaksa diam dengan cara ia gigit. Tangan mungilnya terus memukul dadanya berharap rasa sesak ini berkurang dan mengizinkannya untuk bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautifull Pshyco
Fiksi Remaja"Maaf..." "Kalo diibaratkan perminta maafan Kak Arsen itu sebuah batu bata, mungkin Nana sekarang bisa bangun rumah segede rumah Om Sule yang digabung sama rumah Om Anang Hermansyah." Celetuk Nana absurd Cantik, lucu, dan menggemaskan. Tiga kata yan...