"i never craved attention,
until i tasted yours."[]
Kesibukan lalu lintas yang terlihat jauh di bawahnya masih menjadi fokus Suzy siang ini. Ia sedang mengamati lalu-lalang orang-orang dengan kesibukannya masing-masing di bawah sana. Daydreaming, tepatnya. Ia sedang melamun tanpa memikirkan apapun. Dengan segelas iced lemon tea di tangannya dan baju rumahan santai yang masih membalut tubuhnya.
Tiga hari lagi mini album ketiganya selama enam tahun berkarya akan dirilis. Jujur, Ia nervous. Dengan banyaknya masalah yang menimpanya selama beberapa bulan ke belakang, membuat proses produksi albumnya kali ini bergerak lambat dan harus diundur beberapa kali. Namun, akhirnya waktu yang tepat datang juga. Setidaknya, sampai hari ini, belum ada masalah lain yang datang.
"Suji-yaa." Suara dari belakangnya membuat Suzy mengakhiri kegiatan melamunnya dan membalikkan tubuhnya dari jendela besar di ruang TV itu.
Yoon-ah yang sedang duduk di sofa itu berdiri perlahan, matanya masih fokus ke layar ponsel.
"Wae geurae?" tanya Suzy.
Kedua alis Yoon-ah bertaut dengan ekspresi kebingungan, tetapi Ia mulai mendekati Suzy untuk memperlihatkan apa yang Ia temukan di internet.
"Aku tidak ingat management pernah membicarakan ini, tapi artikel ini baru dirilis beberapa menit yang lalu. Apakah kau sudah mengetahui ini sebelumnya?" Yoon-ah berkata sambil menyodorkan ponselnya pada Suzy, yang langsung diraih wanita itu.
Suzy memicingkan matanya ketika membaca headline dari artikel tersebut.
#SUZY and #ParkBoGum's relationship is over, confirmed by agency.
"Oh, bagus kalau begitu," ucap Suzy setelah membaca sepenuhnya berita tersebut.
Meskipun tidak ada yang memberitahunya apapun tentang hal ini, bahkan Bo-gum, Suzy tetap lega karena pria itu akhirnya mengikuti kemauan Suzy. Jika ingin jujur, Suzy tidak berani membaca reaksi dan komentar-komentar di bawah artikel tersebut karena sudah pasti Ia akan menemukan komentar-komentar yang tidak mengenakkan hati.
Yoon-ah masih menggulir layar ponselnya, mencari artikel-artikel lain dan membacanya satu persatu. Alih-alih mengikuti Yoon-ah, Suzy berjalan ke kamarnya untuk mengambil ponselnya sendiri. Perasaannya lega, tapi juga cemas. Intuisinya berkata bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya, pasti akan ada pemberitaan lain yang membesar-besarkan masalah ini.
Suzy meraih ponsel yang tertimbun di bawah selimutnya. Ia menduga akan ada banyak panggilan masuk atau pesan masuk dari manajer dan managementnya, tetapi ternyata tidak ada. Suzy membuka kunci ponselnya dan langsung mencari kontak seseorang untuk menghubunginya.
Panggilan tersambung dan suara seseorang langsung menyambutnya. "Yeoboseyo?"
"Ah ne, Bogum-aa. Aku sudah lihat artikelnya. Kau yang merilis itu?" tanya Suzy pada Bo-gum, seseorang yang Ia hubungi.
"Ya, aku pikir memang sudah saatnya. Agensiku berkata bahwa agensimu juga setuju, aku sudah jelaskan kondisi dan pertimbangan dari kita kepada mereka. Apa kau keberatan?" tanya Bo-gum.
Suzy menggigit bibir bawahnya pelan, masih merangkai kata-kata di pikirannya. "Tidak, aku ingin berterima kasih juga kau akhirnya mau melakukan itu. Geundae.. aku hanya khawatir akan beberapa hal."
"Khawatir? Apa yang kau cemaskan? Siapa tahu aku bisa membantu membereskannya." Bo-gum berkata dengan nada yang sangat pasti.
Suzy menghela napas pelan, kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan percakapan. "Uhm, tidak, tidak. Ini hanya kecemasanku yang berlebihan saja. Intinya, jeongmal gowamo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Fame
FanfictionNam Joo-hyuk sudah memprediksikan bahwa hidupnya akan kembali dibanjiri masalah ketika Ia ditugaskan untuk menjadi bodyguard utama seorang selebriti papan atas di Korea Selatan, Bae Suzy. Bae Suzy sendiri tidak pernah membayangkan bahwa mengenal bod...