18. safety net

1.8K 134 232
                                        

"tell me all your fears,
I'll take the pain away 'cause
I'd be your safety net if you let me."
[love songs, maggie lindemann]

| contains some mature scenes |

[]

FLASHBACK

ONE DAY BEFORE

"Bagaimana kau akan memulangkannya setelah kita berhasil menyelamatkan wanita itu?" Song-ah bertanya ketika mereka baru saja selesai merancang rencana pertama untuk menyelamatkan Suzy.

Joo-hyuk menopang wajahnya menggunakan tangan kanan di atas meja. Ia juga masih berpikir tentang itu. Jika Ia tiba-tiba memulangkan Suzy, apakah itu akan terlalu mencurigakan? Ditambah polisi juga pasti akan menginvestigasinya.

"Hmm, sebenarnya untuk saat ini aku masih belum punya pilihan lain selain langsung memulangkannya. Apakah kalian punya saran?" tanya Joo-hyuk pada Song-ah dan Jin-wook.

"Baiklah, kita pikirkan dari mulai kita selesai menyelamatkan Suzy. Let's say, semuanya beres dan dalangnya berhasil kita tangkap. Apa yang akan kau lakukan? Membunuhnya? Memenjarakannya?" tanya Jin-wook.

Joo-hyuk kembali diam. Betul juga, ya. Ia benar-benar belum memikirkan tentang ini.

"Kau harus lari darinya," celetuk Song-ah. Semuanya menoleh ke arah pria itu dengan wajah bingung.

"Lari bagaimana? Selama ini justru aku sudah dikejar-kejar oleh mereka. Harus lari bagaimana lagi?" tanya Joo-hyuk.

Song-ah menegakkan posisi duduknya. "Ani, ani.. bukan seperti itu maksudku. Ingatkah percakapan kita kemarin? I think it's strange, kau bilang kau bermasalah di Amerika, kan? Hmm, sebenarnya masuk akal juga jika komplotan mafia itu masih mengejarmu bahkan sama ke sini. Tapi, kelakuannya yang selalu menarik ulur dan bertele-tele itu membuatku aneh. Ia seperti seseorang yang sedang stress atau sakit jiwa.. Entahlah, aku hanya merasa aneh, apakah kau tidak merasakan itu?"

Joo-hyuk menghela napasnya, kemudian menatap Song-ah dan Jin-wook bergantian. "Ya, itu sudah menjadi perhatianku selama beberapa hari ini. But I have no clue tentang siapa yang akan melakukan ini semua jika bukan mafia yang mengejarku."

"Kau bilang, dia berkata seolah mereka memang komplotan mafianya, 'kan? Dengan menyinggung tentang pengkhianatanmu? Berarti dia memang mengetahui itu. Entah siapa, kau mungkin harus memikirkannya lagi," ucap Song-ah.

"Lalu, maksudmu lari darinya itu bagaimana?" tanya Jin-wook. Joo-hyuk memperhatikan apa yang akan Song-ah katakan.

"Hmm, ya, semacam trik juga. Kau coba saja pergi dari Korea, mungkin ke luar negeri, atau kau bisa ke New York, tempat di mana semuanya berawal. Jika memang yang sekarang sedang mengejarmu adalah komplotan yang sama, tentunya mereka akan segera mendatangimu lagi di New York." Song-ah menjelaskan selagi tangannya masih sibuk merakit alat yang akan kami butuhkan untuk menyalakan sirine mobil polisi.

Joo-hyuk memikirkan perkataan Song-ah. "Itu masuk akal, tapi aku belum bisa ke New York sekarang."

"Yah, sebenarnya kau bisa kemana saja. Jika mereka langsung mengetahui posisimu, itu sudah pasti kau memang masih dikejar-kejar, tapi jika semuanya aman, aku yakin yang mengejarmu ke Korea bukan komplotan mafia. Bisa jadi dia juga sedang melarikan diri dan di tengah jalan Ia punya rencana buruk untukmu."

Semua perkataan Song-ah dapat diterima oleh otak Joo-hyuk. Ia mengangguk-anggukkan kepalaku dengan pelan, masih mencoba untuk memikirkannya lagi dengan matang.

Trapped in FameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang