"but when the pain cuts you deep,
and when the night keeps you from sleeping,
I will be your remedy."
[remedy, adele][]
JOO-HYUK
New York
Columbia University, 2015
Hari ini adalah hari kelulusan-ku setelah mengenyam pendidikan jurusan bisnis di kampus ini. Aku lulus dengan nilai yang tinggi dan membanggakan. Cukup untuk membuat Appa-ku puas dan membiarkanku melakukan apapun yang aku mau selama beberapa saat.
Malam ini, aku dan teman-teman jurusanku akan mengadakan selebrasi kecil-kecilan di sebuah bar yang tidak jauh dari lokasi kampus. Aku sudah bersiap untuk menjemput So-hee, teman dekatku selama kuliah di dorm tempat Ia tinggal.
Aku dan So-hee bertemu sekaligus berkenalan sudah dari tahun pertama kami belajar bisnis di Columbia University. Selain karena kesamaan kampung halaman, yaitu Korea, jalan hidup kita sama. Dua manusia yang terperangkap dalam keinginan dan obsesi orang tua.
Di tahun ketiga, beberapa bulan sebelum kelulusan, aku dan So-hee pergi ke sebuah café untuk belajar bersama. Malam itu, aku sudah berniat untuk menyatakan perasaanku padanya, tapi perasaan itu langsung ciut ketika di waktu bersamaan, So-hee bercerita tentang seorang lelaki dari jurusan computer engineering.
Ia bercerita bagaimana mereka bertemu di perpustakaan dan pria itu menunjukkan ketertarikan padanya and so on. Aku mengurungkan niatku saat itu dan mulai meyakinkan diriku sendiri bahwa perasaan yang aku punya tidak lebih dari rasa sayang seseorang pada sahabatnya. Meskipun ternyata hubungan So-hee dengan pria Amerika itu tidak berjalan dengan baik, aku tidak pernah mengungkit-ungkit lagi perasaanku.
"Joo-hyuk!" sebuah suara terdengar dari luar.
Aku membuka kaca mobilku dan menunjukkan senyumku padanya. Ia melambaikan tangannya dan aku membuka kunci mobil setelah So-hee berjalan ke pintu penumpang.
"So, how's your dad? Apakah Mr. Nam bangga dengan nilai anaknya?" Tanya wanita itu setelah Ia masuk ke dalam mobil.
Aku mendengus pelan. So-hee menggodaku. "Ya, cukup puas dan aku yakin Ia tidak akan mengganggu urusanku, at least for a week, maybe?"
So-hee terlihat mengangguk. "Jadi apakah kau akan tetap melakukan keinginannya?"
"No, shit. Aku masih muda, punya banyak waktu untuk melakukan mimpiku yang sebenarnya. Aku tidak akan melakukan pekerjaan membosankan itu," ucapku sembari membayangkan tumpukan-tumpukan data dan masalah yang harus aku selesaikan jika melakukan keinginan ayahku.
"Not even for a master degree?" tanya So-hee lagi.
Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat, sembari mulai menjalankan mobil.
"Aku sudah melaksanakan keinginannya untuk belajar bisnis selama tiga setengah tahun. Untuk apa belajar lagi?" jawabku.
So-hee terkekeh. "Aku akan kembali ke Korea."
Aku tertawa. "Huh? Itu cukup lucu untuk sebuah candaan."
"No, I'm serious. Aku sudah memikirkan cara lain untuk mengikuti permintaan orang tuaku tapi tetap bisa melakukan keinginanku di Korea," jawab So-hee.
"Kenapa harus Korea?" tanyaku.
"Kau tahu, industry hiburan di sana sangat besar dan menjanjikan. Aku akan membuka bisnis, tapi bukan bisnis membosankan seperti yang dilakukan orang tuaku. Aku akan membuka salon dan menjadi make-up artist khusus para selebriti," ucap So-hee dengan penuh percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Fame
FanfictionNam Joo-hyuk sudah memprediksikan bahwa hidupnya akan kembali dibanjiri masalah ketika Ia ditugaskan untuk menjadi bodyguard utama seorang selebriti papan atas di Korea Selatan, Bae Suzy. Bae Suzy sendiri tidak pernah membayangkan bahwa mengenal bod...