07. do you wonder if i wonder

940 129 38
                                    

"so we turn and so it goes,
but i feel the timing start to slip"
[between the stars, canyon city]

[]

JOO-HYUK

Aku menekan bel dan beberapa detik kemudian, pintu di hadapanku sudah terbuka dan menampakkan wanita berambut cokelat panjang yang langsung menyambutku dengan senyuman lebar. Aku membalas senyumannya sekilas, lalu masuk ke dalam.

"Bagaimana? Apakah apartemenku nyaman untuk ditiduri?" tanyaku sebelum menghempaskan badan ke sofa yang sudah satu minggu aku tinggal. Aroma segar pengharum ruangan langsung memenuhi indra penciumanku. Pasti So-hee membersihkan apartemen. Wanita itu kini sedang ada di dapur, membuat minuman.

"Hmm, nyaman sekali sampai aku harus membersihkan dan merapikan barang-barangmu seharian kemarin." So-hee berkata sembari membawa dua gelas besar berisi orange juice dingin. Aku tertawa kecil dan bangun untuk meraih salah satu gelas dan langsung meneguk setengah isinya.

"Anyway, thank you so much for letting me stay here. Perbaikan jalan di dekat apartemenku benar-benar menganggu perjalanan. Untung saja tempatmu dekat dengan salonku," ucap So-hee.

Aku mengangguk dan menyalakan TV. "No worries."

"Ah, tentang kepalamu itu.. bagaimana, sih, kok bisa sampai begitu? Kau berkelahi dengan siapa memangnya?" tanya So-hee sembari memperhatikan kepalaku. Tinggal sisa perban di bagian belakang sisi kanan kepalaku karena net perbannya sudah dilepas kemarin. Aku masih belum bisa keramas dengan benar dan terkadang lukanya terasa berkedut jika aku bergerak terlalu banyak.

"I don't know. Some CEO shit, dia berkata dia pemilik salah satu perusahaan besar dan orang itu memang sedang mabuk. Well, aku juga belum mendengar apa-apa lagi, sepertinya orang itu sudah melupakan kejadiannya," jawabku.

"Lalu, bagaimana dengan pihak dari Suzy? Mereka pasti tahu, 'kan?" tanya So-hee.

"Yah, aku dan Suzy membuat skenario palsu. Jika manajernya tahu aku membiarkan Suzy pergi ke club, sekalipun club-nya adalah The Bunker, bisa-bisa aku dipecat. Jadi aku bilang saja aku ceroboh dan kepalaku terbentur pecahan vas bunga. Entah lah, dia juga tidak mempermasalahkannya, lagipula lukanya tidak besar."

So-hee kembali menganggukkan kepalanya setelah mendengarkan penjelasanku.

"Syukurlah kalau begitu." So-hee terdiam sebentar kemudian kembali menoleh ke arahku dengan mimic wajah penasaran. "Ah, aku baru teringat. Bagaimana tentang ayahmu? Bukankah kau bilang Ia baru saja menghubungimu?"

Aku jadi teringat juga. Aboeji belum menghubungiku lagi semenjak teleponnya saat itu.

"Ne.. aku sepertinya akan kembali ke US. Ini tentang Eomma dan beberapa hal lain," ucapku.

So-hee menautkan kedua alisnya. "Lalu, pekerjaanmu ini bagaimana?"

"Hmm, tidak sekarang juga. Aku harus menyelesaikan dulu pekerjaan ini. Jika keadaan sudah membaik, kontraknya hanya berlaku sampai tiga bulan. Mungkin setelah itu aku akan pulang," ucapku. "Aku rasa, sudah saatnya aku berhenti menghindar dan mulai menyelesaikan semuanya sendiri," aku melanjutkan ucapanku dengan gumaman. Lebih seperti berbicara pada diri sendiri.

Namun, So-hee mendengar itu. "Maksudmu? Joo-hyuk-ah, apakah ada masalah di sana?"

Aku mengerjapkan mata dan memandanginya, mencoba untuk tersenyum, meskipun yang aku perlihatkan adalah senyuman kikuk. "It's nothing."

"Joo-hyuk-ah, kau tahu, kau bisa menceritakan semuanya padaku. Aku akan selalu membantumu. Apa yang terjadi selama tiga tahun itu? Aku ingat kau pernah meneleponku seakan kau akan pergi dari dunia ini, lalu kau tidak bisa dihubungi. Tiba-tiba kau muncul di Korea, ada apa?" terdengar perubahan intonasi dari perkataan So-hee. Cemas, bingung, kesal, sedih, semuanya dapat terdengar.

Trapped in FameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang