"you sunshine, you temptress
my hands at risks, I fold."
[fine line, harry styles][]
Awkward.
Itulah yang Suzy rasakan sekarang. Meskipun Joo-hyuk bertingkah seperti tidak ada yang terjadi, tetap saja bayangan atas hal yang Ia lakukan malam itu selalu membuatnya malu. Dua hari ini, mereka tidak banyak bicara, tetapi bukan karena Joo-hyuk menghindarinya atau sebaliknya, melainkan memang jadwal Suzy sudah mulai padat untuk rekaman dan proses produksi albumnya.
Suzy ingin menanyakan apakah Joo-hyuk marah kepadanya karena semena-mena menciumnya kala itu, tetapi Ia juga tidak berani. Entah kemana perginya jiwa Suzy yang pemberani dan percaya diri. Ah, bicara tentang malam itu, Bo-gum juga sudah beberapa kali mencoba untuk menghubungi Suzy dan meminta maaf, tetapi Suzy tidak terlalu mengindahkannya.
Bisa dibilang Ia marah karena Bo-gum menciumnya begitu saja, tapi, kelakuan dirinya sendiri pada Joo-hyuk pun tidak beda jauh. Ia jadi tidak merasa berhak untuk marah. Semoga saja, Bo-gum bisa menerima keputusannya untuk mengakhiri hubungan palsu mereka.
Sudah dua malam kemarin, Suzy mendengar Joo-hyuk masih terjaga sampai larut sekali. Pria itu terlihat seperti sedang rapat secara daring, karena Ia hanya diam di sofa ruang TV dan Suzy sesekali menangkap samar-samar percakapan dalam bahasa Inggris. Jika ditanya penasaran atau tidak, tentu saja Ia penasaran. Sebenarnya, apa yang pria itu lakukan saat masih di Amerika?
"Suji-yaa, bisakah kau ulang bagian chorus? Jika sudah mendapat yang paling bagus kita bisa selesaikan dan pulang." Suara produser musik yang mengurus albumnya menyadarkan Suzy dari lamunannya.
Ia segera membetulkan posisi headphone dan segera menyiapkan suaranya. Sepersekian detik, Suzy melirik ke arah luar, menembus kaca pembatas ruang rekaman. Joo-hyuk terdiam di dekat pintu sembari memperhatikannya. Suzy bisa merasakan rasa hangat menjalar menuju pipinya, kemudian Ia enyahkan pikirannya tentang Joo-hyuk dan fokus untuk melanjutkan rekaman.
Sekitar hampir satu jam lebih proses rekaman berlangsung, Suzy akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Ia pulang bersama Joo-hyuk dan Yoon-ah, asistennya, tanpa supir karena Joo-hyuk yang mengendarai mobil. Suzy duduk di kursi belakang ditemani Yoon-ah. Sesekali, Suzy bisa merasakan tatapan Joo-hyuk dari rearview mirror mobil. Apakah pria itu sedang usil dan ingin membuat Suzy tersipu? Sepertinya mereka harus bicara tentang malam itu.
Sampai di apartemen, mereka makan siang bersama Yoon-ah dan Joo-hyuk masuk ke dalam kamarnya setelah menghabiskan makanannya. Suzy diam di ruang TV bersama Yoon-ah sembari mengobrolkan beberapa hal.
"Sejauh ini, bagaimana Joo-hyuk?" tanya Yoon-ah tiba-tiba setelah mereka baru saja membicarakan tentang seorang artis yang terkena skandal.
"Hmm, kau bisa lihat sendiri. Kerjanya bagus. Bahkan, karena kegesitan dan ketelitiannya, dia bisa menghentikan aksi orang gila yang ingin membunuhku kala itu." Suzy menjawab sembari menatap layar TV.
"Bukan itu maksudku, kalau itu, sih, aku juga bisa menyimpulkan sendiri. Maksudku, bagaimana kelakuannya saat di rumah? Apakah dia manis? Selama bekerja di luar, Ia tidak banyak bicara. Makanya, aku penasaran, apalagi sekarang sudah banyak orang-orang yang menyukainya gara-gara kejadian kala itu," jawab Yoon-ah panjang lebar, membuat Suzy terkekeh. Ia tiba-tiba teringat akan malam saat Ia mencium Joo-hyuk, tapi Ia gelengkan kepalanya dengan cepat untuk mengusir pikiran itu.
"Uhm, dia masih tetap misterius dan ya, dia bicara seperlunya. Meskipun begitu, Ia tetap menjadi teman untukku, yah, setidaknya aku tidak terlalu merasa kesepian di sini," jawab Suzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Fame
FanficNam Joo-hyuk sudah memprediksikan bahwa hidupnya akan kembali dibanjiri masalah ketika Ia ditugaskan untuk menjadi bodyguard utama seorang selebriti papan atas di Korea Selatan, Bae Suzy. Bae Suzy sendiri tidak pernah membayangkan bahwa mengenal bod...