22. bitter sunrises

1.3K 124 116
                                    

"I'd still devour you as I lay here
and recall times of wavering emotions
and supressed desires."
[if i really love you, lexi jayde]

[]

Udara dingin dengan angin yang lembut langsung menyambut Joo-hyuk ketika pria itu membuka pintu belakang van segera setelah Ia bangun dari tidurnya. Hari masih gelap dan suasana pantai di pagi buta ini masih sangat lengang, tidak ada musik yang diputar dengan volume terlalu besar oleh orang-orang di van sebelah, atau suara canda tawa orang-orang yang bermain volley pantai dengan iseng. Sepertinya, pagi ini Joo-hyuk adalah orang pertama yang terjaga.

Suara deru ombak menemani Joo-hyuk yang sedang menyeduh kopi instan. Ia kemudian keluar dari van dengan cup berisi air hangat di tangannya. Tidak terlalu jauh karena Suzy masih tertidur di dalam, Joo-hyuk hanya berjalan beberapa meter dari van dan duduk di atas pasir sambil menikmati udara yang cukup dingin. Bahkan matahari belum keluar dari singgasananya.

Ia menyesap kopi hangatnya, pikirannya berkelana pada pesan-pesan masuk dari Song-ah dan Jin-wook selama beberapa malam terakhir. Mereka masih bekerja dengan Joo-hyuk, mencoba untuk mengawasi keadaan di Korea. Kira-kira dua malam yang lalu mereka mengirimkan pesan bahwa media di Korea sudah mulai kembali ramai membicarakan Suzy yang tidak kunjung menampakkan dirinya pasca kabar penculikan. Netizen dan para penggemarnya juga dengan ramai membicarakan ini di situs anonim, mengeluarkan berbagai macam spekulasi mereka, dari yang masuk akal sampai tidak masuk akal.

Beberapa orang mencurigai 'si bodyguard' yang juga sudah lama tidak terlihat bersama Suzy sebelum kabar menghilangnya gadis itu. Ditambah dengan sempat munculnya kabar perselingkuhan, ada beberapa yang berteori bahwa Suzy sedang pergi bersama Joo-hyuk, which is true. Joo-hyuk memandangi layar ponselnya yang memperlihatkan pesan-pesan masuk itu. Ia menggeser satu persatu tangkapan layar berisi komentar-komentar yang diambil dari situs tersebut. Kemudian Ia sampai pada pesan masuk yang semalam baru Ia terima.

Joo-hyuk memutar kembali klip video dari CCTV yang dikirimkan oleh Jin-wook. Seseorang sedang mencoba untuk masuk ke apartemennya. Rekaman CCTV memang tidak terlalu jelas, tapi dapat terlihat bahwa pria yang ada di dalam video itu memakai baju serba hitam, bahkan wajahnya juga tertutup oleh buff dan kacamata hitam. Ia sedang berdiri di depan pintu unit apartemennya dan mencoba membuka pintunya. Merasa gagal, pria itu akhirnya pergi dari sana.

Joo-hyuk mengerahkan seluruh kapasitas otaknya untuk membuka tumpukan memori, mencoba untuk mengingat apakah ada seseorang yang Ia kenal dengan ciri-ciri yang mirip dengan pria di dalam video tadi. Namun, Ia tidak bisa mengingat siapapun, ditambah dengan kostum serba hitam dan wajah yang tersembunyi, membuatnya semakin sulit untuk mengenali pria tersebut.

"Kau tidak membangunkanku." Suara yang muncul dari belakangnya membuat Joo-hyuk sontak mematikan layar ponselnya, kemudian memasukkannya kembali ke dalam saku celananya.

Joo-hyuk menoleh dan tersenyum kecil ketika menemui Suzy yang sedang berjalan mendekatinya. "Apakah kau bangun karena kedinginan?" tanya Joo-hyuk ketika Suzy duduk di sebelahnya sambil mengeratkan selendang putih kebiruan yang Ia pakai di luar tanktop berwarna pink muda.

Suzy menggeleng. "Tidak, lagipula sunrise sudah mulai muncul."

Joo-hyuk mengalihkan pandangannya mengikuti arah tunjuk telunjuk Suzy. Matahari sudah mulai menyembul dari batas lautan yang dapat terjangkau oleh mata mereka. Sinar oranye mulai muncul, membuat air laut ikut merefleksikan perpaduan warna yang dihasilkan.

Mata mereka menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Cahaya hangat menerangi kulit ditemani dengan angin yang dengan lembut ikut menggerakkan rambut panjang Suzy.

Trapped in FameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang