"when the sun goes down,
the sight that flashed before me
was your face."
[coney island, taylor swift ft. the national][]
Pria yang baru saja akan menepikan mobilnya untuk memasuki gedung apartemen mewah itu tiba-tiba terdiam dan melambatkan laju mobilnya. Ia memicingkan kedua matanya ketika Ia dapat melihat sebuah mobil yang cukup Ia kenal sedang keluar dari gerbang tinggi gedung tersebut.
"Suzy? Apakah Ia lupa dengan janji kami malam ini?" gumam Park Bo-gum, ketika mobil putih milik Suzy melaju pelan di hadapannya. Tanpa pikir panjang, Ia kembali mengendarai mobilnya, mengikuti mobil Suzy dari belakang, dengan jarak yang cukup untuk tidak membuat wanita itu curiga.
Bo-gum mendesis pelan sambil membagi arah pandangnya, satu terfokus pada mobil Suzy di depan sana, satunya lagi pada ponsel di genggamannya. Satu tangan tetap mengendarai mobil dan yang lainnya mencoba untuk menelepon nomor Suzy. Beberapa nada sambung terdengar, tetapi tidak dijawab.
"Haish, mengapa dia sampai lupa, ya?" gumam Bo-gum.
Ia akhirnya memfokuskan seluruh pandangannya untuk mengejar mobil Suzy. Ini sudah jam setengah sepuluh malam, padahal. Gadis itu bahkan baru selesai bekerja, apa yang membuatnya keluar dan menyetir sendiri malam-malam begini?
Mereka kini sudah keluar dari area Gangnam. Bo-gum tetap membuntuti mobil Suzy, tiap tikungan dan belokan jalan, tiap persimpangan, sampai akhirnya mereka masuk ke kawasan gedung apartemen di wilayah Hongdae.
Kebingungannya semakin bertambah saat mereka sudah memasuki area basement gedung. Bo-gum menjaga jaraknya agar tidak terlalu dekat dengan Suzy dengan berkendara di belakang satu mobil lainnya. Suzy sudah memarkirkan mobilnya dan Bogum mengambil tempat kosong di sebrang mobil Suzy. Wanita itu terlihat keluar dari mobil dengan raut wajah ragu, tapi akhirnya berjalan terus menuju elevator.
Ikuti, tidak, ikuti, tidak. Bo-gum mempertimbangkan apa yang harus Ia lakukan sampai akhirnya Ia bisa melihat Suzy sudah masuk ke dalam elevator yang akan membawanya ke lantai atas. IA akhirnya memutuskan untuk diam di mobil dan menunggu untuk beberapa saat. Lagipula, Ia tidak mau Suzy memergokinya dan menganggapnya sebagai penguntit yang menyeramkan.
***
Nam Joo-hyuk memang tidak berbohong saat Ia berkata bahwa Ia merindukan gadis yang sekarang sedang memeluknya. Namun, kehadirannya saat ini berada di nomor paling bawah pada daftar hal-hal yang Joo-hyuk inginkan.
"S-suji-yaa, apa yang kau lakukan di sini?" Joo-hyuk berkata dengan tergagap-gagap. Kedua tangannya menyentuh kedua sisi tubuh Suzy dan mendorong pelan tubuhnya sehingga mereka bisa bertatapan.
"Jinjja? Mengapa kau seperti tiba-tiba ditelan bumi, oh? Kau pikir aku akan tenang-tenang saja setelah tidak bisa menghubungimu selama satu bulan penuh? Aku pikir sesuatu terjadi padamu. Paboya!" ujar Suzy dengan nada agak tinggi.
Joo-hyuk menolehkan kepalanya ke kedua sisi, menatap lorong yang untungnya kosong. Ia kemudian menarik Suzy untuk masuk ke dalam.
"Suzy, ada sesuatu yang harus--"
"Hentikan, Joo-hyuk-ah. Sesuatu itu bisa menunggu.. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, aku hanya merindukanmu," ucap Suzy.
"Sekarang bukan waktunya! Kau sebaiknya pulang ke tempatmu," ucap Joo-hyuk.
Suzy menatapnya dengan cukup lama. Wanita itu menggigit bibirnya sendiri, menahan air mata yang sudah siap untuk menetes. Entahlah, reaksi Joo-hyuk saat pertama kali melihatnya benar-benar jauh dari ekspektasi yang Ia bayangkan. Ditambah dengan nada bicara pria itu yang terkesan seperti sedang mengusirnya, hatinya terasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Fame
FanfictionNam Joo-hyuk sudah memprediksikan bahwa hidupnya akan kembali dibanjiri masalah ketika Ia ditugaskan untuk menjadi bodyguard utama seorang selebriti papan atas di Korea Selatan, Bae Suzy. Bae Suzy sendiri tidak pernah membayangkan bahwa mengenal bod...