"oh, goddamn,
my pain fits in the palm of your freezing hand"
[ivy, taylor swift][]
JOO-HYUK
Dua hari berlalu dan belum ada hal-hal lain yang mengganggu. Suzy masih tinggal di apartemenku karena wartawan masih berbondong-bondong menunggu Suzy di luar gedung apartemennya. Setelah kejadian percobaan pembunuhan disusul dengan terkuaknya klub ssasaeng setelah seorang tertangkap menyusup apartemen Suzy, media kembali ramai membicarakan wanita itu.
Aku berjalan menuju kamarku yang ditempati Suzy selama dua hari ini dengan paper bag putih di tanganku. Yoon-ah, asisten Suzy, baru saja mengantarkan baju ganti lain untuk Suzy. Awalnya, aku sempat khawatir membiarkan Suzy tinggal di kamarku selama dua hari ini. Apa lagi jika bukan karena takut dia menemukan sesuatu. Keingintahuan wanita itu sangat besar. Aku tidak akan kaget jika suatu saat aku akan menemukannya sedang mengecek tiap laci di kamarku ataupun membuka lemariku secara diam-diam.
"Suji-ssi? Apakah kau sudah bangun?" tanyaku dari luar pintu. Suzy menyerukan sesuatu, menandakan bahwa Ia sudah bangun.
"Aku akan masuk!" ucapku sebelum menekan kenop pintu dan mendorongnya. Aku bisa melihat Suzy masih bergelung di bawah selimutku yang tebal. Aku meletakkan paper bag putih itu di atas nakas sebelah tempat tidur.
"Yoon-ah sudah mengantarkan ini, kau bisa mandi dan bersiap jika mau," ucapku.
"Hmm." Hanya itu suara yang dikeluarkan oleh Suzy. Aku mengedikkan bahu dan segera berjalan untuk keluar kamar, tapi kemudian wanita itu memanggilku.
"Joo-hyuk-ah," ucapnya, membuatku kembali membalikkan badan. Kini aku bisa melihat wajahnya yang polos tanpa riasan apapun dan rambut lurusnya yang biasanya dicatok. Suzy mengusap wajahnya beberapa kali sebelum melanjutkan ucapannya.
"Maukah kau mengantarku ke suatu tempat hari ini?" tanya Suzy.
Aku menyatukan kedua alisku. "Kemana?"
Suzy menggigit bibir bawahnya. "Hmm, ke suatu tempat. I promise it's safe. Seratus persen aman. Kau hanya perlu mengantarku. Mau, 'kan?"
"Kau tahu sendiri aku harus tetap lapor pada Hwan-joon jika ingin menyetujui permintaanmu," ucapku.
Suzy terlihat mengerucutkan bibirnya. "Tidak perlu. Percayalah padaku, yang satu ini tidak akan memunculkan masalah. Bahkan mungkin bisa membuatmu bahagia."
Aku semakin dibuat bingung oleh perkataannya. Jika menurutnya hal yang membuatku bahagia adalah ketika aku harus berkelahi dengan orang-orang yang ingin menyakitinya, Ia salah besar.
"Kau ingat terakhir kali aku mempercayaimu, aku harus mendapatkan tiga jahitan di kepala."
Suzy memutarkan kedua bola matanya sembari mengeluarkan puh dari bibirnya yang masih dikerucutkan. Ia kemudian menyingkap selimut putih itu untuk turun dari kasur, memperlihatkan dirinya yang ternyata hanya memakai hoodie kebesaran yang menutupi sampai setengah pahanya. Entah mengapa aku tiba-tiba memalingkan wajahku, seperti aku belum pernah melihat kaki perempuan saja.
Aku mendengar Suzy terkekeh sembari mendekatiku. "Kenapa? Aku tidak bawa celana tidur, apakah ini mengganggumu? Bukannya kau sudah terbiasa, ya?"
Aku berdecak pelan kemudian menatapnya. "Hanya ingin menghargai privasimu."
Suzy kembali tersenyum jahil, lebih tepatnya tersenyum puas. "Aku akan mandi dan kita akan langsung berangkat. Kau juga siap-siap, aku tidak menerima penolakan kali ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/258856699-288-k343534.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Fame
FanfictionNam Joo-hyuk sudah memprediksikan bahwa hidupnya akan kembali dibanjiri masalah ketika Ia ditugaskan untuk menjadi bodyguard utama seorang selebriti papan atas di Korea Selatan, Bae Suzy. Bae Suzy sendiri tidak pernah membayangkan bahwa mengenal bod...