last: we're in love, aren't we?

2K 135 123
                                    

[hearts don't break around here, ed sheeran]

| contains some mature scene |

[]

Suzy masih betah duduk di window seat kamar hotelnya sambil memandangi jalanan Manhattan yang cukup padat di bawah sana. Kaca jendela berembun karena suhu yang dingin. Sepertinya, malam nanti salju pertama akan turun. Suzy menyeruput teh hijau hangat yang ada di dalam mug di tangannya.

Sepasang tangan memeluknya dari belakang, membuatnya sedikit terkesiap, tapi kemudian menyadari bahwa itu adalah Joo-hyuk. Sudah hampir satu minggu semenjak mereka kembali bertemu dan Suzy masih tinggal di Manhattan. Joo-hyuk beberapa kali bolak-balik NYC - Queens - Manhattan karena Ia masih harus bekerja di perusahaannya dan juga mendatangi pertandingan taekwondo. Setiap hari mereka akan bertemu di tempat pertandingan, kemudian pulang bersama ke tempat Suzy di Manhattan.

Suzy sedikit menolehkan kepalanya, mendapati Joo-hyuk yang sudah menempelkan pipinya pada pipi Suzy. Kemudian, Ia melepaskan pelukannya dan duduk di sebelahnya. "Maaf ya, aku ketiduran," ucap pria itu.

Suzy mengelus pelan bahu kanan Joo-hyuk. "Gwaenchana, kau pasti kelelahan."

"Bagaimana? Urusan penerbangan sudah selesai?" tanya Joo-hyuk pada Suzy, merujuk pada kepulangan rombongan dojang yang sudah selesai mengikuti pertandingan taekwondo dari dua hari yang lalu.. Dua di antara murid dojang meraih juara dua dan juara tiga untuk kategori usia 11 sampai 15 tahun.

Suzy mengangguk. "Sudah, mereka sudah pergi ke bandara tadi sore, setelah belanja oleh-oleh"

"Syukurlah kalau begitu, aku tidak sempat say goodbye karena langsung tidur," ucap Joo-hyuk.

Suzy tertawa kecil. "Anieyo, itu bukan apa-apa."

"Keluargamu tidak masalah jika kau tinggal di sini lebih lama lagi?" tanya Joo-hyuk.

"Tentu tidak masalah, masih ada tiga bulan lagi sebelum harus siap-siap untuk comeback," jawab Suzy.

"Okay.." gumam Joo-hyuk. Ia menggaruk tengkuknya dengan kikuk sebelum melanjutkan ucapannya. "Malam ini... ikut aku ke rumah di NYC, bagaimana?"

Suzy terdiam beberapa saat kemudian meletakkan mug-nya di atas tatakan kayu di sebelahnya. Ia menoleh ke arah Joo-hyuk. "Haruskah? Maksudku, aku tidak keberatan jika kau mau pulang, kita bisa bertemu lagi besok."

"Tidak, aku hanya ingin kau bertemu Eomma. Appa juga, mungkin?" ucap Joo-hyuk, menaikkan kedua alisnya. "Aku yakin Eomma penasaran apa yang membuat anaknya tidak tidur di rumah, heheh."

Suzy terkekeh sambil memukul pelan lengan Joo-hyuk. "Apakah mereka tidak akan keberatan?"

Joo-hyuk merengut. "Kenapa harus keberatan?"

"Baiklah. Aku harus pakai baju apa?" tanya Suzy.

"Aigoo, baju apapun juga bagus. Jangan terlalu khawatir, yang penting bajunya hangat," ucap Joo-hyuk, memandang wanita di hadapannya dengan gemas.

"Arraseo, arraseo.." gumam Suzy.

"Sini, mendekat," ucap Joo-hyuk.

"Mau apa?" tanya Suzy yang sudah berdiri dari window seat.

Joo-hyuk menarik pelan lengan Suzy. "Mau aku cium."

***

Malamnya, tepat pukul 7 malam, Suzy sudah siap dengan pakaian musim dinginnya yang santai tapi tetap sopan. Joo-hyuk sudah siap dari beberapa menit yang lalu. Suzy mengoleskan sekali lagi lipstik berwarna merah muda di bibirnya kemudian benar-benar beranjak dari meja rias.

Trapped in FameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang