13. to love is to destroy

1K 125 84
                                    

"and I don't wanna be lonely so show methe way home, I can't lose another life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"and I don't wanna be lonely so show me
the way home, I can't lose another life."
[ilomilo, billie eilish]

[]

JOO-HYUK

"Ah, shit." Entah sudah berapa kali aku mendesis dan mengumpat sambil mencoba untuk menyalip mobil-mobil di depanku. Aku coba untuk kembali menenangkan pikiranku dengan menghela napas berulang kali.

Wajah Suzy terbersit di benakku. Astaga, sebenarnya apa yang baru saja aku lakukan? Aku bahkan tidak yakin mampu bertemu lagi dengannya malam ini. Aku terlalu malu. Bisa-bisanya aku lengah dan kembali memasrahkan diri terhadap egoku untuk berani melakukan hal itu?

Aku mendecakkan lidah, memulangkan fokusku untuk kembali ke layar ponselku yang sedang menunjukkan arah jalan. Pikiranku terbagi dua sekarang, memikirkan apa yang sedang terjadi pada So-hee, dan juga membayangkan wajah Suzy saat aku memohon untuk diizinkan pergi sebentar. Apa yang ada di benak gadis itu? Ia pasti menganggapku brengsek sekarang.

"Uhm, wae geurae?" Suzy ikut menatap layar ponselku. Aku menelan ludahku sendiri lalu mematikan layar dan menatap wanita di depanku.

Wajahnya merona. Ia masih duduk di atas kabinet, dan itu membuatku malu serta canggung, memikirkan betapa beraninya aku melakukan itu pada Suzy. Menyadari perubahan suasana, Suzy juga terlihat menyadarkan dirinya sendiri dan menurunkan tubuhnya dari atas kabinet, lalu mendorongku pelan agar kami bisa berdiri bersebelahan.

"Mianhae. So-hee mengirimkanku pesan, sepertinya Ia sedang butuh bantuan." Dengan cepat aku berkata, sesekali melirik layar ponselku, memeriksa apakah ada pesan masuk yang lain.

"Oh, k-kau boleh pergi, ya.. pergilah," ucap Suzy dengan kikuk, sembari merapikan bajunya yang agak kusut, juga rambutnya yang berantakan. Akibat ulahku. Ugh, aku benci pikiran itu.

"Aku akan menghubungi Hwan-joon untuk datang ke sini. Setelah memastikan Ia bisa datang, aku akan pergi. Sekali lagi, maafkan aku." Aku menatapnya sekali lagi, merasakan perasaan bersalah mulai mendatangiku. Namun, aku tidak punya pilihan lain. Rasanya egois jika aku membiarkan So-hee yang membutuhkan bantuan.

Aku tiba-tiba teringat akan pesan yang dikirimnya. Bukankah itu berasal dari nomor tidak dikenal? Apakah ini sebuah jebakan? Dengan cepat aku segera meraih ponselku dan menelepon nomor tadi. Beberapa saat nada sambung terdengar, sampai akhirnya suara seorang pria menyapaku.

"Hello, Joo. Nam Joo-hyuk." Beberapa kata yang dikeluarkan pria itu membuatku tertegun, seakan diriku terkunci di tempat.

"Apa yang kau lakukan padanya?" Pertanyaanku membuat pria di seberang sana tertawa dengan licik. Aku tidak tahu dengan pasti siapa pria ini, tapi aku yakin dia salah satu dari mereka.

Trapped in FameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang