[prolog]

3K 172 37
                                    

hi new readers! 👋🏼 your feedback such as votes and comments will be very much appreciated! :D

prolog: that night, we
[]

Wanita berambut panjang kecokelatan itu memperhatikan gelas di depannya yang perlahan-lahan dipenuhi cairan berwarna merah. Setelah mencapai batas, bartender itu berhenti menuangkan minuman dan menyodorkan gelasnya pada sang wanita.

"Please enjoy, Suji-ssi."

Wanita bernama Suzy itu mengangguk kecil. "Kamsahamnida."

Kemudian Suzy menyesap pelan minuman yang disuguhkan, sembari memutarkan kepalanya, mengecek ke segela penjuru ruangan, mencari apakah ada seseorang yang Ia kenal.

Suzy sedang berada di sebuah klub spesial di Seoul. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memasuki klub ini, yang pasti orang-orang itu harus punya banyak uang. Salah satunya tentu adalah selebriti. Klub ini terkenal di antara selebriti karena keamanan yang tinggi dan sudah dipastikan privasi mereka terjaga, tidak akan ada kamera yang bisa menangkap mereka jika berkunjung ke sana. Suzy sendiri merupakan selebriti papan atas Korea yang sedang berada di puncak karirnya selama enam tahun berkarya.

Setelah tiga tahun Ia menjadi solois wanita, Suzy debut menjadi aktris di tahun ke empatnya. Sampai namanya melejit kencang saat Ia membintangi sebuah drama bersama aktor besar Korea, Park Bo-gum.

Drama itu baru selesai syuting beberapa bulan yang lalu dan sampai akhirnya Suzy dan Park Bo-gum benar-benar berkencan di dunia nyata. Well, technically, mereka tiba-tiba dikabarkan berkencan dan kedua management tidak berniat untuk menyangkal kabar itu. Merasa bahwa dengan tersebarnya kabar itu, drama mereka yang sebentar lagi tayang akan mendapatkan popularitas tinggi.

Sebenarnya Suzy tidak menolak juga, sih. Bo-gum merupakan pria yang baik dan tampan.  Anehnya lagi, pria itu juga tidak ingin menyangkal kabar itu. Sampai akhirnya Suzy juga ikut masuk ke dalam permainan ini, merasa bahwa mungkin ini bisa menjadi hal baik untuknya. Mungkin Bo-gum benar-benar tertarik padanya dan mereka bisa berkencan secara nyata seiring berjalannya waktu.
Namun, tetap saja menjalankan hubungan terpaksa ini terasa tidak benar.

Suzy mengembuskan napasnya dengan kasar ketika mengingat Bo-gum. Masalahnya, baru beberapa hari yang lalu mereka terciduk sedang bersama di sebuah tempat makan. Lebih sialnya lagi, foto yang beredar di internet adalah foto ketika Suzy dan Bo-gum sedang mengobrol berhadapan dengan jarak wajah yang cukup dekat, tetapi karena angle pengambilan gambar, itu terlihat seperti mereka sedang berciuman.

Netizen berpikir bahwa foto itu tidak senonoh karena mereka berdua adalah orang terkenal yang berada di tempat umum tapi bermesraan seperti itu. Kabar itu menjadi skandal pertama Suzy selama Ia berkarir di industri entertainment, setelah kabar bahwa mereka berkencan.

Belum lagi komentar dan cibiran publik yang ditujukan kepadanya karena mereka tidak rela bahwa Bo-gum berkencan dengannya.

Suzy berdecak kesal. "Tsk, penggemar delusional." Kemudian Ia meneguk lebih banyak cairan di dalam gelas kaca di genggamannya itu. Mencoba untuk melarutkan pikirannya bersama dengan cairan yang masuk ke dalam kerongkongannya.

Sebuah suara dari sebelah kirinya membuyarkan lamunan Suzy.

"Chogiyo, ponselmu berdering."

Suzy menoleh ke arah suara itu dan menemukan seorang lelaki dengan kemeja putih yang lengannya digulung sampai mencapai sikut. Wajahnya datar dan terlihat tidak peduli setelah memberi tahu bahwa ponsel Suzy berdering.

Meskipun hanya melihat wajahnya dari samping, Suzy yakin dia bukan selebriti. Mungkin pengusaha yang sangat kaya. Namun, dari garis tegas rahangnya dan bentuk hidung yang terlihat sempurna dari samping, Suzy bisa memastikan bahwa pria itu memiliki wajah yang tampan.

Dering ponselnya mengalihkan perhatian Suzy yang awalnya sedang mengamati pria di sampingnya itu.

Park Hwan-joon is calling..

Melihat nama manajernya tertera di layar, Suzy segera meraih ponselnya dan menjawab panggilan itu.

"Ne, Oppa?" ucap Suzy segera setelah telepon tersambung.

"Suji-yaa, kau di mana? Ini sudah larut dan Yoon-ah tidak menemukanmu di apartemen. Kau pergi ke mana? Kau tahu kan saat ini masih sangat rawan jika kau berpergian sendiri setelah skandal beberapa hari yang lalu?" Hwan-joon berbicara dengan cepat, membuat Suzy memutarkan kedua bola matanya.

"Aku hanya keluar sebentar. Aku akan segera kembali, tidak perlu khawatir." Suzy menjawab sembari memperhatikan pria di sampingnya, yang sedang menikmati sebuah minuman.

"Yaa, apakah kau pergi bersama Bo-gum? Haish, kalian ingin tertangkap oleh media lagi, huh?" manajernya itu tidak berniat untuk menghentikan omelannya.

"Aniyo. Aku sedang ke supermarket sebentar. Aku akan segera kembali." Suzy berbicara sekaligus menjadi penutup percakapan mereka.

Suzy segera memasukkan ponselnya ke dalam purse kecil yang dibawanya. Kemudian, Ia segera beranjak dari tempat duduknya untuk pulang. Baru selangkah berjalan, Suzy dikejutkan dengan sesuatu yang menggenggam lengannya.

Dengan refleks, Suzy menarik lengannya dan melihat pria yang duduk di sampingnya itu sedang menatapnya dengan wajah dingin. Suzy bisa melihat wajahnya dengan jelas sekarang. Tatapan matanya tajam dengan alis yang tebal dan menukik dengan sempurna. Wah, Ia benar-benar tampan.

"Kau melupakan jaketmu," ucap pria itu, membuat gestur dengan kepalanya, menunjukkan jaket kulit Suzy yang tergeletak di atas meja bar.

"Ah, ne," ucap Suzy dengan kikuk sembari bergerak untuk meraih jaket kulitnya.

Lelaki itu kembali fokus pada minumannya, tidak tertarik untuk mengobrol lebih lanjut dengan Suzy.

Apakah dia tidak mengenalku? batin Suzy.

"Kamsahamnida." Suzy kembali berbicara pada pria itu, mencoba untuk memancing perhatiannya dan memastikan apakah pria itu mengenal Suzy atau tidak.

Pria itu menoleh dan mengangguk kecil tanpa tersenyum. Tatapannya tetap dingin dan wajahnya datar. Suzy menautkan alisnya dan mendesis pelan sembari berjalan menjauhi pria itu.

"Ah, Jinjja! Pria tampan seperti itu tidak mengenalku? Bae Suzy? Apa dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak pernah menonton televisi?" Suzy bergumam pelan sembari memasuki mobilnya.

Firasat di dalam hatinya berkata bahwa mereka akan bertemu lagi. Tidak, dalam hatinya, Suzy merasa ingin bertemu dengan pria itu lagi. Sikap dinginnya yang bahkan seperti tidak mengenali Suzy membuatnya tertarik. Dari sekian banyak lelaki yang mencoba untuk membuka percakapan bersamanya di klub tadi, pria misterius itu benar-benar membuang kesempatannya.

Ah, bisakah mereka bertemu lagi? Entah lah, tidak ada yang tak mungkin, bukan?

[]

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trapped in FameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang