"later in the light you go,
dark and rogue,
and I need closure."
[lose, niki][]
SOUTH KOREA
Han So-hee tidak tahu bagaimana harus mendeskripsikan perasaannya ketika sebuah pesan masuk ke inbox e-mail-nya sekitar satu minggu yang lalu. Sahabatnya yang sempat tidak sadarkan diri akibat insiden penembakan itu akhirnya bisa kembali membuka kedua matanya, bahkan mengirim sebuah pesan pada So-hee.
Sejak saat itu, mereka mengobrol banyak, termasuk tentang sidang yang akan Joo-hyuk hadiri dan So-hee akan menjadi salah satu saksi yang datang langsung ke New York. So-hee tidak menolak sama sekali. Apapun akan Ia lakukan agar Joo-hyuk bisa terbebas dari tuntutan itu. Ia dan Song Kang memang akan ke New York bulan depan, untuk masalah pekerjaan juga untuk menemui kedua orang tua So-hee, tetapi karena ada kabar dari Joo-hyuk, mereka memajukan tanggal keberangkatannya menjadi hari ini.
"Apakah kau yakin Joo-hyuk tidak akan marah jika kau melakukan ini?" tanya Song Kang, sambil mengendarai mobil memasuki gerbang sebuah gedung elit.
So-hee menolehkan kepalanya, kemudian mendengus kesal. "Marah? Aku tidak peduli jika dia marah. Aku melakukan hal yang benar. Aku tahu betul bagaimana perasaan Suzy, aku tidak mau dia tersiksa lebih lama lagi."
Song Kang hanya mengangguk, tanda Ia memahami alasan So-hee ingin melakukannya. Sebagai sesama perempuan, tentu So-hee merasa prihatin dengan keadaan Suzy yang terlihat benar-benar tertekan. Memang So-hee tidak banyak berkomunikasi dengan Suzy selama dua bulan terakhir, karena keduanya sibuk. Namun, melihat dari berita-berita yang tersebar, Suzy bahkan akan mengambil waktu untuk hiatus dari dunia hiburan.
"Kau di sini saja, aku tidak akan lama," ucap So-hee, ketika mobil sudah berhenti.
"Tidak apa-apa kalau sendiri?" tanya Song Kang.
So-hee mengangguk. "Women's business."
Wanita itu kemudian menutup pintu mobil dan berjalan menuju arah elevator.
So-hee berdiri di depan pintu unit apartemen Suzy, tiba-tiba ragu untuk memencet bel. Namun, setelah beberapa detik menguatkan tekadnya, So-hee menekan bel, kemudian menunggu sampai pintu dibuka.
Seorang wanita paruh baya menyembulkan kepalanya. So-hee kenal betul bahwa itu adalah Mrs. Bae, Ibu dari Suzy. Melihat So-hee, Mrs. Bae tersenyum lebar, menyapanya, kemudian menyuruhnya untuk segera masuk.
"Omonim, sebelumnya, aku mau minta maaf jika datang tiba-tiba seperti ini. Aku tidak akan lama-lama karena harus pergi juga," ucap So-hee.
Mrs. Bae yang masih menggandeng tangan So-hee itu tertawa kecil dalam langkahnya. "Tidak apa-apa, aku yakin Suzy juga sudah menunggu kabar darimu. Semuanya baik-baik saja, 'kan?" tanya Mrs. Bae.
So-hee mengangguk. "Semuanya baik-baik saja, tidak ada kabar buruk."
Mrs. Bae mengangguk dengan senang. Mereka sampai di depan pintu kamar Suzy, kemudian Mrs. Bae megentuknya pelan.
"Suji-yaa! Ada So-hee di sini. Keluarlah, atau biarkan dia masuk," ucap Mrs. Bae.
Tidak butuh waktu lama, terdengar suara langkah kaki mendekati pintu dan pintu akhirnya dibuka, memperlihatkan Suzy yang masih dibalut piyamanya. Suzy tersenyum ke arah So-hee, kemudian menariknya masuk ke dalam kamar.
"Lama tidak berjumpa, Eonni," ucap Suzy.
So-hee menghela napasnya sambil mengangguk. "Ya, cukup lama. Aku senang melihatmu baik-baik saja, Suzy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Fame
FanfictionNam Joo-hyuk sudah memprediksikan bahwa hidupnya akan kembali dibanjiri masalah ketika Ia ditugaskan untuk menjadi bodyguard utama seorang selebriti papan atas di Korea Selatan, Bae Suzy. Bae Suzy sendiri tidak pernah membayangkan bahwa mengenal bod...