Raungan Ambulance dan 3 mobil jenazah memecah kemacetan jalan raya, membawa Ava, jenazah Zoe, Rebecca dan nyonya Ruth menuju ke Rumah sakit. Sesampainya disana perawat rumah sakit sudah stanby membawa mereka berempat, Ava menuju ke IGD lalu di lakukan rontgen untuk melihat posisi peluru yang bersarang di tubuh Ava lalu jenazah Zoe, Rebecca dan nyonya Ruth langsung dilakukan perawatan jenazah.
"Terlihat tembakan jarak dekat ini menembus langsung ke dada dan perut, beruntungnya tembakan sedikit meleset sehingga tidak mengenai area vital" kata dokter jaga yang menangani Ava; "kita lakukan pengambilan proyektil segera, siapkan ruang operasi"
"Baik dok" jawab perawat dengan sigap.
Pembiusan dan segala peralatan medis melekat di tubuh Ava, diluar ruang operasi terlihat Roy dan Max menunggu dengan cemas.
(Lampu pintu operasi menyala, tanda dimulainya penanganan operasi)
Ken menelpon Roy
"Tuan dari pihak kepolisian datang ke TKP"
"INAFIS & PUSLABFOR??"
"Ya Tuan"
"Katakan saja yang sebenarnya, ceritakan kronologinya, jika butuh keterangan dari saya temui saya di Rumah sakit esok hari karena saat ini aku mau fokus untuk operasi Ava dulu"
"Baik tuan"
"Terimakasih Ken"
"Sama-sama tuan"
--end call--
"Dari Ken??" tanya Max
"Iya.."
"Kenapa??"
"Kepolisian datang ke TKP, mungkin ada yang melaporkan"
"Lalu mereka melakukan penyelidikan??"
"Ya begitulah, tim INAFIS dan PUSLABFOR sudah disana jadi kau jangan kaget kalau dari kepolisan meminta keteranganmu"
"Hmm..baiklah..ehh ngomong-ngomong kamu ga nunggu mama??" tanya Max
"Ngapain nyuruh-nyuruh..kamu aja yang nungguin?!"
"Helehhhh...ngapain nemenin monster??"
"Laahhh...gitu tau?? Pake nanya?!" jawab Roy sambil menyenderkan kepalanya di dinding dan meluruskan kakinya, merasa lelah sedari tadi duduk dan harap-harap cemas atas kondisi Ava.
"Ya kali aja kamunya mau nemenin"
"Kalo aku mau nemenin ga perlu kamu suruh broo... Aku bakal auto kesana, tapi kali ini males ahh.." jawab Roy sebal ; "Ehh kak..tanya dong"
"Apa.." jawab Max acuh sambil autis dengan ponselnya karena ada beberapa hal yang terbengkalai di kantornya.
"Sejak kapan yaa mama jadi monster gitu?? Jujur aku ga habis pikir sama sikap mama akhir-akhir ini"
"Kamu nanya??"
"Enggak!! Aku ceramah!!! Ya iya lah aku tanya, kan aku bilang tadi?! Gimana sih?!"
"Oooww...hmmm... Mama kita jadi monster mungkin sejak kita lahir"
"Kok bisa??"
"Anak sama dengan aset, dari kalimat itu kamu pasti bisa ambil kesimpulan kan?? Papa meninggal, dan 3/4 aset papa ada ditangan kita, mama yang pebisnis kelas wahid jelas mengincar hal itu. Tahu sendiri sifat mama kaya apa, semua disikat habis tanpa sisa."
"Tapi masa iya sama anak sendiri begitu??"
"Dalam bisnis ga ada anak ga ada ibu, ga ada kawan ga ada lawan..kau kan tahu basic bisnis itu kaya apa Roy.. Selama musuh bisa jadi kawan ya ayok jalan..selama kawan dan anak jadi target penghabisan ya selesai sudah..mau apa?? Ya kan??"
![](https://img.wattpad.com/cover/253482693-288-k208703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Poliandri
Romance🔞🔞🔞🔞🔞 Aku berjanji untuk selalu setia pada satu pria.. Namun semua itu sirna ketika sesosok pria lain hadir dimana kekasihku dan pria tersebut adalah kakak beradik.. Ingin aku melepas keduanya.. Namun ibu dari kedua pria tersebut meminta deng...