Extra Part.7

3.6K 153 24
                                    

Jika hanya kata lelah yang bisa terucap dalam kisah kita..
Maka aku akan meletakkan kisah ini perlahan..
Aku bisa berusaha bertahan namun semesta memaksaku untuk  hanya sebatas menuliskan namamu sejauh sajak rindu..

🌿

Keesokan sore.

Ava menyendiri didalam kamarnya, merenungi setiap jengkal kesalahannya.

Yaa..sejak awal langkahku sudah salah mencintai dua lelaki sekaligus, parahnya mereka adalah saudara sedarah. Dan sekarang aku seperti orang bodoh yang ingin bertahan tapi keadaan membuatku harus berpikir ulang..huufffttt.. Gerutu Ava dalam hati.

(Ddrrrrrtttt....drrrrttttt)

Ponsel Ava bergetar terlihat jelas Roy sedang menelpon, namun bel rumah berbunyi juga saat Ava melihat dari kaca kecil di pintu tidak ada siapapun disana namun bel terus saja berbunyi,  ponsel pun juga tak menyerah untuk terus berbunyi. Ava tidak menggubris Roy yang menelpon, lalu ia memutuskan membuka pintunya.

Saat ia membuka pintu, betapa ia kaget karena disana ada Max yang sudah menahan pintu agar tetap terbuka.

"Pulang Max.. Lupakan aku..kembalilah ke wanitamu karena aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dia"

"Kamu ngomong apa?!" Max mendorong dengan kasar pintu rumah Ava yang sedari tadi Ava coba untuk menutupnya dan membuat Ava terdorong kebelakang namun dengan sigap Max menangkap tangan Ava sehingga ia tidak terjatuh.

Ava segera membenarkan posisi berdirinya
"Pulanglah Max.. Kekasihmu menunggumu"

"Kekasihku itu kamu! Bukan dia?!"

"Tapi dia menginginkan mu?!"  Ava mulai berderai air mata melihat Max dengan nanar.

Max mendorong Ava hingga ke tembok tanpa berusaha menyakitinya, Ava terpojok dan terkurung oleh tubuh dan tangan Max berada disamping tubuh Ava, mengurungnya dan membuat suasana terasa intens.

"Sekarang aku tanya padamu Ava..apakah kau tidak menginginkan ku?? Apakah aku tidak pantas untukmu?? Jawab!" kata Max setengah berbisik dengan tetap menatap tajam mata Ava.

Ava menatap kedua mata elang itu, begitu tajam hingga rasanya hatinya begitu tersayat.
"Aku.... Menginginkanmu Max.. Tapi..."

(Cuuupppp...)

Max membungkam mulut Ava agar tak melanjutkan kata-kata yang tak perlu ia dengar, ia hanya ingin mendengar kata-kata diawal saja tanpa ada kata tetapi.

Awalnya Ava mencoba megelak namun ciuman Max dan rengkuhannya membuat Ava luluh dan pasrah, kedua tangan Ava diangkat dan di sandarkan ke tembok dan ditahan oleh tangan kiri Max.  Max mendesak tubuhnya untuk menghimpit tubuh Ava. Ciuman yang tadinya terkesan dipaksa perlahan mulai lembut dan mulai saling menikmati, ciuman yang hangat dan dalam membuat mereka berdua terbuai oleh suasana yang tadinya dingin berubah menjadi hangat.

Suara kecupan terdengar lembut menggelitik telinga, permainan lidah yang lembut menghiasi sepinya malam ini

"Akkhhhhhh....." desah lirih meluncur dari mulut Ava

Kecupan itu perlahan bergeser ke telinga dan leher Ava, sesekali Max menggigit lembut tanpa meninggalkan bekas kepemilikan disana. Ia mengecup dan menjilat perlahan dengan sensual membuat Ava mendesah dan memejamkan matanya menikmati sentuhan yang diluncurkan padanya.

Max menurunkan kedua tangan Ava yang tadinya ia borgol oleh tangannya. Mereka berdua terdiam sesaat, ujung hidung saling beradu terdengar lirih hembusan nafas yang sedikit terengah akibat ciuman panas mereka.

PoliandriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang