42. Akhirnya

2.4K 124 6
                                    

Andra sedang merebahkan diri di sofa ruang keluarga, demi apapun ia sangat bosan sendiri di rumah mengapa ia harus libur di saat teman teman nya tak libur?

Ting!

Suara ponsel yang ia taruh di meja membuat nya bangkit dan langsung mengecek pesan dari siapa.

Ia menghela nafas saat tau Rey yang memberi nya pesan, dari tadi ia menunggu apa ada salah satu teman nya yang tak memiliki kegiatan dan mengajak nya keluar, maka dari itu ia langsung dengan cepat melihat ponsel saat ponsel nya berbunyi.

Membaca pesan nya dengan perlahan karena isi pesan yang sangat amat singkat.

"Ini hp si Rey kekurangan huruf apa gimane si? Singkat amat kek doi. Gue harus bilang ke Om Dino nih biar si Rey di beliin hp baru yang keyboard nya lebih lengkap." Ucap Andra pada dirinya sendiri.

Lima menit kemudian akhirnya ia paham apa isi pesan dari Rey. Andra seperti anak TK yang belajar membaca, ia bahkan memerlukan waktu lima menit untuk membaca pesan yang disampaikan oleh Rey.

"Stres gue baca chat dari si Rey, tapi gue harus bantuin dia juga si kasian." Lagi dan lagi ia berbicara pada dirinya sendiri.

Di lain tempat dengan waktu yang sama Sheila sedang membereskan peralatan belajar nya, bersiap untuk pulang ke rumah hari ini ia ingin sekali cepat sampai rumah dan tidur.

Tak menyadari bahwa Rey sedang memperhatikan nya dari tempat duduknya sampai ia tak terlihat lagi dari dalam kelas, Rey ingin menyapa hanya sekedar mengajak nya jalan bersama sampai parkiran karena ia yakin Sheila membawa mobil tapi ia juga yakin akan di abaikan. Begini kah rasanya di abaikan oleh orang? Rey sadarkah kau selalu seperti itu pada orang lain?

"Gue duluan ya." Pamit Sheila pada teman teman nya yang mungkin sedang menunggu para laki laki.

"Hati hati." Ucap Alifa dan Tasya bersama.

Ntah sejak kapan kebiasaan mereka yang selalu menunggu parkiran sepi hilang, mereka lebih sering menunggu kedatangan Rey dan teman teman nya di parkiran.

Sheila menancap gas keluar dari area sekolah, fikiran nya sudah jatuh pada kasur empuk miliknya. Sungguh hari ini ia hanya ingin cepat sampai di rumah agar bisa merebahkan diri. Membayangkan betapa nyaman nya kasur yang menunggu di rumah Sheila menambah laju mobil nya.

Tak sampai lima belas menit Sheila sudah sampai di rumah nya, memasukkan mobil ke dalam bagasi memarkirkan dengan rapih di samping mobil mobil yang mereka punya.

"Assalamualaikum Abang, Sheila pulang!" Teriak Sheila saat ia membuka pintu.

"Waalaikumsalam." Jawab Andra yang masih diam di tempat nya.

"Eh De. Wait a minute, I want to talk." Ucap Andra menghentikan langkah Sheila yang akan menuju kamar nya.

"Apa?" Tanya Sheila yang sudah duduk di samping Kaka nya.

"Lo masih marahan sama si Rey?" Tanya Andra membuat Sheila menghela nafas.

"Gue ga marahan bang udah gue bilang gue yang ngejauhin dia." Jawab Sheila dengan tatapan malas.

"Iya itu maksudnya, tapi kan si Rey udah putus sama pacar nya De."

Sheila menatap mata Kaka nya mencari kebohongan di sana, meskipun ia sudah mendengar tentang Rey dan Dita dari sahabat nya bahkan dari diri Rey sendiri ia tetap tak percaya, ia berfikir itu hanya akal akalan Rey.

"Gue ga boong." Ucap Andra seakan tau apa yang ada di fikiran adik nya, jangan lupakan tangan nya yang menoyor kepala Sheila.

"When?"

"Apanya?" Tanya Andra tak paham pertanyaan adiknya.

"Putus nya lah sialan." Jawab Sheila dengan gemas, bagaimana bisa Kaka nya tak paham apa yang ia tanyakan.

"Ohh, ya kemaren Rey ngasi tau nya tadi kan?"

"Putus kenapa?" Tanya Sheila lagi pada Andra.

"Lo tanya Rey aja sana aish!" Kesal Andra karena Sheila banyak bertanya, ia ingin membantu Rey tapi jika Sheila banyak bertanya ia malas.

"Mls ke rumah Rey, gengsi lah gila udah ngejauhin masa tiba tiba muncul terus nanya putus kenapa." Ucap Sheila sembari menyenderkan tubuhnya pada sofa.

"Ga usah ke rumah nya lah orang dia ada disini." Ucapan Andra membuat Sheila yang baru saja menyenderkan tubuh nya langsung duduk tegak kembali.

"Gue jawab semua pertanyaan Lo di taman belakang." Ucap Rey yang tiba tiba muncul dari tangga.

Berjalan meninggalkan Sheila yang masih terdiam di tempat nya. Sheila menatap kakaknya yang hanya di balas anggukan dari Andra.

Dengan langkah yang pelan ia berjalan menuju taman belakang, sudah ada Rey yang menunggunya sembari duduk di kursi. Menarik nafas nya dalam dalam sebelum ia menghampiri Rey dan duduk di sebelahnya.

Rey langsung menceritakan semua kejadian yang membuat nya putus setelah Sheila duduk di samping nya tanpa ada yang ia kurangi, termasuk perkataan nya pada Dita bahwa ia menyukai sahabat nya.

"Maksud Lo?" Tanya Sheila tak paham dengan ucapan 'suka' dari Rey.

"Gue nafas dulu mau ngomong panjang soal nya." Ucap Rey yang benar benar melakukan apa yang ia ucapkan, menarik nafas dalam dalam.

Apa yang Rey lakukan sekarang? Ia hanya akan menjelaskan tentang perasaan nya pada Sheila bukan lari maraton mengapa sampai seperti ini?

"Gue tau kita udah temenan dari kecil. SD, SMP, bahkan sekarang kita selalu bareng bukan cuma satu kelas tapi satu tempat duduk. We share a bed, share food and drink, even happy and sad. Sampe ada yang bilang kalo ada gue tapi ga ada Lo atau sebaliknya pasti ada yang aneh."

"Gue ga tau kapan ini muncul, yang pasti gue ga mau kehilangan Lo. Ngeliat Lo duduk sama Randi aja gue ga suka La, gue juga ga tau kenapa bisa gue pacaran sama Dita. Mungkin gue cuma kagum sama dia tapi karena gue bego gue tembak dia. Gue juga tau apa alesan Lo ngejuh dari gue, tapi La sekarang gue bukan milik siapa siapa Lo ga bisa balik lagi ke gue? Jadi milik gue lagi?"

"Milik gue?" Tanya Sheila tak paham dengan pertanyaan ambigu yang Rey ucapkan.

"Gue ga mau Lo jadi temen gue, gue mau Lo jadi pacar gue." Ucap Rey dengan sekali nafas.

Tubuh Sheila menegang mendengar perkataan Rey barusan, demi apapun meskipun ia juga menyukai Rey tapi tak secepat ini. Rey baru saja putus dengan Dita bagaimana bisa ia menerima pernyataan cinta nya sekarang?

"La." Panggil Rey sembari menggoyangkan pundak sahabat nya pelan.

"Hah?"

"Gimana?" Tanya Rey lagi untuk memastikan jawaban dari Sheila.

"Gue jawab nanti yaa." Pinta Sheila yang di angguki Rey.

"Tapi kita baikan kan?" Tanya Rey yang kali ini gantian Sheila yang mengangguk.

Rey langsung mendekap Sheila dengan erat, tak apa ia di gantung yang pasti ia sangat bahagia karena Sheilanya sudah kembali seperti semula.














Haii aku kembali!!!
Update lagi nih!!
Tumben kan aku update dua kali hehe.
Akhirnya mereka baikan seneng ga?
Kira kira apa ya jawaban Sheila dari pernyataan cinta Rey?
Jangan lupa vote dan komen sebanyak banyak nya!!!
Stay healthy and happy always kalian!!!

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang