26. Minta Maaf

2.7K 142 16
                                    

Rey membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, ia melihat kearah langit langit kamar nya yang berwarna hitam. Lagi dan lagi ia menghela nafas.

Gue kenapa? Setiap kali ngeliat Sheila sama cowo lain gue ga suka.

Rey memutuskan untuk turun, menonton televisi di ruang keluarga.

Ting nong

Suara bel membuat Rey menoleh kearah pintu, ia beranjak berniat membukakan pintu untuk tamu yang datang.

"Hallo bos!" Sapa Dhafi saat ia melihat wajah tanpa ekspresi dari sang sahabat.

Tanpa memperdulikan kedua teman nya Rey langsung memasuki rumahnya dengan perasaan dongkol, ia kira tamu itu siapa ternyata hanya dua sahabat curutnya.

"Parah banget lo tamu ga di suruh masuk." Cerca Dhafi saat melihat si tuan rumah sedang duduk santai sembari menonton TV.

"Biasanya juga langsung masuk." Ucap Rey dengan mata yang masih fokus pada tv di depannya.

Dhafi dan Revan serempak menoleh kearah Rey, mereka berdua terheran heran kenapa? REY NGOMONG 4 KATA SAMA MEREKA!! Lebay memang tapi sungguh ini sangat tak mungkin karena Rey hanya bisa mengucapkan lebih dari 2 kata pada Sheila.

"Rey Lo ga sakit kan?" Tanya Revan menempelkan punggung tangannya di dahi Rey yang langsung ditepis.

"Lebay!" Ujar Rey sarkastik, nah kan kan setan nya muncul lagi kan!

"Cih gue udah bahagia banget tau ga si Rey lo ngomong panjang lebar ke gue, bahagia nya tuh melebihi kalo gue dapet hadiah dari doi." Ucap Dhafi melebay lebaykan.

"Emang Lo pernah di kasih hadiah sama doi?" Tanya Revan yang dibalas cengiran Dhafi.

Rey bangkit dari duduknya berniat untuk pergi ke kamarnya di bandingkan ia harus bersama kedua sahabat curutnya itu, namun niat itu sirna saat melihat keduanya pun ikut ikutan beranjak.

"Jangan ikutin gue!" Sarkas Rey sebelum berlalu.

"Cih orang gue mau ke dapur!" Ujar Revan dan Dhafi bebarengan yang hanya di balas delikan mata.

Lima menit berselang kedua teman Rey membuka pintu kamarnya dengan kesulitan, lihatlah mereka sekarang kedua tangan mereka penuh dengan berbagai cemilan yang ada di kulkas.

Rey hanya menoleh tak minat ke arah dua teman nya toh mereka sudah sering kesini hanya untuk menghabiskan makanan yang Rey punya, dasar sobat miskin!

Revan dan Dhafi masih asik dengan play station milik Rey dan cemilan milik Rey, namun yang di lakukan sang empunya hanya merebahkan diri sembari memainkan game online di ponselnya.

Waktu terus berputar tak terasa Revan dan Dhafi sudah menghabiskan waktu hingga empat jam di rumah Rey, bahkan sudah banyak bungkus cemilan yang berserakan di lantai.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang, tadinya sih mereka berniat untuk menginap saja urusan seragam si gampang, namun penolakan menohok dari Rey membuat niat itu sirna begitu saja.

Sesampainya di lantai dasar Dhafi dan Revan melihat kedua orang tua Rey yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.

"Eh ada kalian." Sapa Dino saat melihat teman putra nya yang baru saja turun dari lantai atas.

"Iya om kita dari tadi sore di sini sekarang mau pulang." Ujar Revan

"Makan malem di sini aja Revan Dhafi." Ajak Tiara pada kedua remaja itu.

"Ga usah Bun takut ngerepotin." Tolak Dhafi merasa tak enak, sudah cemilan anaknya mereka habiskan masa makan malem di rumah Rey juga? Tak tau malu sekali.

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang