Setelah melewati kepadatan jalanan kota Jakarta akhir nya Rey dan Sheila sampai 5 menit sebelum gerbang di tutup, bersyukur karena ternyata mereka tidak telat karena jika telat percaya pada Sheila Rey akan sangat marah.
Dengan perasaan yang sedikit santai mereka berdua jalan menyusuri koridor yang sudah ramai oleh siswa dan siswi karena sebentar lagi upacara akan dimulai. Setelah sampai di kelas nya mereka melihat satu meja kosong dan hanya itu yang tersisa membuat Sheila kembali menghela nafas panjang.
"Masa gue duduk bareng lo lagi Rey? Bosen ah gue" ucap Sheila dengan nada merajuk.
"Bodo amat suruh siapa lo kebo." Balas Rey Karena masih geram pada Sheila.
Akhir nya mau tak mau Rey dan Sheila duduk bersama lagi di bangku paling belakang dan pojok. Tepat setelah Sheila mendudukkan dirinya di kursi bel pertanda upacara berbunyi membuat Sheila kesal bukan main, ya meskipun memang dia yang salah tapi tetap saja ia kesal karena bahkan ia belum sepuluh detik menempelkan bokong nya dan bel sudah berbunyi. Seluruh siswa dan siswi SMA Merdeka langsung berhamburan ke lapangan upacara dan dengan tertib langsung membuat barisan masing-masing kelas nya.
Setelah kurang lebih tigapuluh menit dijemur dibawah teriknya matahari akhirnya upacara selesai dilaksanakan. Siswa Siswi SMA Merdeka langsung pergi meninggalkan lapangan dan beralih ke kelas atau ke kantin meskipun hanya sekedar membeli minuman dingin untuk menghidupkan kembali tenggorokan mereka yang kering selepas upacara.
Namun, berbeda dengan yang lain Rey dan Sheila masih berada di lapangan, bukan karena mereka sedang dihukum seperti segerombol siswa yang berada di pojok kanan lapangan bukan hanya saja Sheila sedang membujuk Rey untuk mengantarnya ke kantin untuk membeli minum dan tentu saja Rey menolak, pikir Rey saat ini dikantin pasti sedang dalam fase ramai-ramainya karena sebagian dari seluruh siswa SMA Merdeka sedang berada di kantin sekarang.
"Ayolah Rey lo mah sekarang gitu sama gue." Bujuk Sheila sekali lagi bahkan ia sengaja memajukan bibirnya sedikit untuk memberi kesan imut yang malah membuat Rey semakin kesal.
"Males La gue cape, pengen ke kelas aja. Lo beli sendiri aja kenapa si?" Tolak Rey untuk kesekian kalinya juga.
"Ih nanti gue keliatan banget jomblonya." Ucap Sheila yang membuat Rey menatapnya dengan pandangan aneh.
"Emang jomblo kan?" Tanya Rey sembari berjalan meninggalkan Sheila.
"REY LO MAU KEMANA?! KO NINGGALIN GUE?" Teriak Sheila yang mampu membuat beberapa siswa yang sedang berada di sekitar lapangan menoleh padanya.
"BURUAN NANTI GUE MALES LAGI."
Tau akhirnya Rey setuju untuk mengantarnya ke kantin Sheila langsung berlari dengan girang kearah Rey yang sudah jauh berada di depan, sedikit kurang ajar karena meninggalkan nya tapi untuk kali ini Sheila tidak perduli yang penting tenggorokan nya sebentar lagi akan selamat dari bahayanya kekeringan.
"Wah buset Kak Lala sama Kak Rey cocok deh beneran."
"Ih Rey jalan berdua sama Sheila aja gue cemburu."
"Buset muka kak Rey ganteng bangetttt."
"Ka Sheila ko bisa secantik itu ya."
Ucap adik kelas bahkan teman seangkatan mereka berdua, bukan hal yang aneh sebenarnya setiap mereka melewati seseorang dan banyak bisikan bahkan sepertinya mereka sudah terbiasa. Bukan bisikan yang berisi pujian saja yang mereka dengar bisikan berisi cacian pun mereka sudah sering mendengarnya tapi mereka tak pernah merasa terusik atau terganggu, toh mereka tidak melakukan kesalahan apapun yang membuat orang lain rugi karena mereka.
Sesampainya di kantin Sheila langsung menduduki salah satu kursi kosong yang tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi, Rey yang heran melihat tingkah laku teman nya pun mengerutkan dahi karena bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Apa Temen✔️
RomanceReyhan Putra Prawira sosok cowo dingin yang mempunyai sahabat perempuan bernama Sheila Fitri Winata jika Rey sangat diam berbeda dengan Sheila yang tak mau diam. Kisah ini rumit dimana perasaan menyukai terhalang oleh status 'sahabat' yang mereka sa...