24. Pingsan

2.8K 131 8
                                    

Baru kemarin rasanya Sheila berleha leha di kasur empuk miliknya namun sekarang? Ia sudah berjemur di tengah lapangan melakukan acara rutin tiap Minggu.

Ingin sekali ia kembali pulang untuk melanjutkan tidur cantiknya,hft keringat sudah mulai membasahi wajah mulus Sheila.

Tiga puluh menit berlalu upacara akhirnya berakhir. Sheila merasakan pusing namun ia tetap berjalan,tak lupa sahabat kulkasnya yang berjalan di samping kanan gadis itu.

"Rey" panggil Sheila lemah sebelum ia melanjutkan kata katanya Sheila sudah lebih dulu tak sadarkan diri.

Bau obat obatan menyeruak memasuki indra penciuman Sheila,ia memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

Rey yang menyadari pergerakan Sheila langsung mendekati dan memberi minum pada sahabat nya itu.

"Ko gue disini Rey?" Tanya Sheila bingung karena yang ia ingat ia menyebut nama Rey sebelum semuanya gelap.

"Pingsan" jawab Rey singkat

"Ko bisa?" Tanya Sheila dengan tampang cengonya.

"Ya lo yang pingsan kenapa tanya gue?" Tanya balik Rey pada sahabat kecilnya itu.

"Iya sih" jawab Sheila sembari manggut manggut.

Tak ada lagi yang membuka suara baik Sheila maupun Rey tetap diam seolah tak ada yang mau mengakhiri suasana hening yang tercipta. Sampai akhirnya,

"Sheila?!" Jeritan kedua teman Sheila membuat jantung Rey berdetak dengan cepat, bukan karena ia jatuh cinta bukan hanya saja suara mereka berdua mengagetkan.

"Apasi? Ngagetin lo!" Sewot Sheila yang melihat tingkah kedua sahabatnya.

"Lo pingsan? Ko bisa? Lo belum makan ya? Apa lo sakit?" Tanya Tasya beruntun.

"Berisik" bukan itu bukan suara Sheila itu suara Rey yang terganggu oleh suara Tasya, tanpa mengatakan apapun ia bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan ruangan UKS.

"Ish kulkas sialan!" Maki Tasya saat tubuh Rey sudah tak terlihat lagi.

"Jadi La lo kenapa bisa pingsan?" Tanya Alifa mengulangi pertanyaan Tasya.

"Hm, gue ga tau tadi rasanya pusing banget pas gue mau bilang ke Rey guenya keburu pingsan." Jelas Sheila pada kedua sahabatnya.

"Lo udah sarapan?" Tanya Tasya lagi.

"Belum,tapi kan gue sering ga sarapan ga pingsan tuh." Jawab Sheila. Iya juga Sheila sering tak sarapan tapi ia baik baik saja lalu ia kenapa? Ah atau mungkin?

"Waktu malem lo makan ga la?" Tanya Alifa cepat.

"Belum." Jawab Sheila dengan muka polosnya.

Tuk!

Sheila mengusap kepalanya yang di sentil oleh Alifa. Ia salah apa? Toh apa yang ia katakan benar bahwa tadi malam Sheila tak makan, lalu kenapa Alifa menyentil kepalanya?

"Ya iya lah lo pingsan lo belum makan dari malem! Mangkanya lo tuh jang..." Ucapan Alifa terpotong karena seorang lelaki yang tiba tiba masuk.

"Nih" ia menyodorkan nasi goreng pada Sheila yang langsung di ambil,kebetulan sekali ia sudah merasa lapar.

"Makasih Ka." Ucap Sheila pada Kenzo.

"Lain kali jangan lupa sarapan ya cebol." Ingat Kenzo sembari mengusap puncak kepala Sheila dengan lembut.

Baru saja Sheila mau membuka suara nya tapi lagi lagi ada yang menyodorkan nya nasi goreng. Oh God! Sheila tau ia lapar tapi jika harus memakan dua porsi nasi goreng ia tak sanggup.

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang