Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi, tapi kedua remaja itu masih setia didalam kamarnya, hingga sang Bunda sudah lelah untuk membangunkan mereka berdua, ia berjanji jika kali ini mereka tetap tak bangun juga ia akan biarkan mereka telat ke sekolah!
Saat Tiara akan membuka pintu kamar sang anak ia mendengar suara aneh dari dalam kamar anaknya, tangan yang tadinya sudah berada di knop pintu ia turunkan lagi lalu ia menempelkan kupingnya di daun pintu.
"Ahh Rey sakit." Ringisan seorang perempuan membuat mata Tiara terbelalak.
"Lemah!"
"Lo nya kenceng banget!."
"Ya.."
Ucapan Rey terpotong karena seseorang membuka pintu kamarnya dengan kasar, atensi kedua remaja itu langsung tertuju pada perempuan yang berumur 40an namun masih terlihat cantik itu.
"Kalian ngapain?" Tanya Tiara karena ucapan ucapan ambigu tadi.
"Kenapa emang Bun?" Rey mengangkat satu alisnya.
"Tadi Bunda denger itu apa tuh itu ap.." ucapan Tiara terpotong karena tiba tiba Sheila tertawa terbahak-bahak.
"Lala tau apa yang ada di fikiran Bunda, pasti tadi Bunda di depan kamar kan?" Tanya Sheila di sela sela tawanya.
"I-iya." Jawab Tiara dengan gugup.
"Tadi Lala jatoh gara gara di tendang Rey." Jelas Sheila yang langsung di hadiahi helaan nafas lega dari Tiara.
"Ya udah kalian siap siap udah siang." Ucap Tiara sebelum ia pergi dari kamar putra nya.
Tanpa mengatakan apapun Sheila pun pergi dari kamar sahabatnya.
Tiga puluh menit berlalu Rey sudah siap dengan segala atribut sekolah nya, ia menuruni tangga untuk sarapan bersama kedua orang tua nya, tapi tunggu kenapa Sheila sudah duduk manis di tempatnya?
"Ngapain?" Tanya Rey sesaat setelah ia duduk di samping Kanan sahabat kecilnya.
"Sarapan." Jawab Sheila polos sembari mengacungkan sendok yang berisi nasi goreng itu ke depan muka Rey.
"Orang tua Sheila berangkat ke Jerman tadi pagi terus belum sempet bikin sarapan mangkanya sarapan disini." Jelas Tiara seakan tau apa maksud pertanyaan anaknya tadi.
"Oh."
Tiara mencebik kesal, anaknya itu kelewat cuek! Iya sih kalo ke mereka kadang bisa ngomong panjang tapi tetep aja itu jarang! Yang paling sering ya ke Sheila kan udah di kasi tau Rey cuma bisa ngomong panjang ke Sheila.
Sepuluh menit kemudian Sheila dan Rey sudah selesai sarapan, mereka berpamitan kepada kedua orang tua Rey sebelum berangkat.
"Lala sama Rey berangkat Bun, Pa. Assalamualaikum." Ucap Sheila sembari mencium punggung tangan Dino dan Tiara yang di ikuti oleh Rey.
"Waalaikumsalam."
Kemacetan di Jakarta memang tak pernah berhenti, tapi untunglah Rey dan Sheila sudah sampai di sekolah lima menit sebelum bel pertanda bahwa pelajaran dimulai berbunyi.
Mereka berdua berjalan di koridor, seperti biasa banyak bisik bisik tentang mereka tapi seperti biasa pula mereka hanya diam, toh mereka sudah sering diperbincangkan dan yang paling sering mereka dengar adalah "kenapa si Rey sama Sheila ga pacaran aja? Cocok banget itu."
Setelah mendengar desas desus tentang mereka akhirnya Rey dan Sheila sampai di kelasnya, seperti biasa Rey langsung mengeluarkan ponsel nya dan bermain game online.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Apa Temen✔️
RomanceReyhan Putra Prawira sosok cowo dingin yang mempunyai sahabat perempuan bernama Sheila Fitri Winata jika Rey sangat diam berbeda dengan Sheila yang tak mau diam. Kisah ini rumit dimana perasaan menyukai terhalang oleh status 'sahabat' yang mereka sa...