"Sekolah lancar?" Tanya Andra memecah keheningan di meja makan.
"Always, because I never get into trouble" balas Sheila yang masih fokus dengan makanan nya yang hanya di jawab anggukan kecil oleh Andra.
"Rey mana? Tumben tadi Lo ga sama dia sampe sekarang juga dia ga muncul." Tanya Andra yang merasa aneh karena sahabat adik nya yang belum juga menunjukkan batang hidungnya.
"Don't ask to me."
"Why? Do you have a problem?."
"No, it's just a small matter. We fight a lot when you forget." Jawab Sheila dengan malas, hancur sudah mood nya untuk makan.
"I'm done, I'll go to my room." Ucap Sheila sembari meninggalkan Kaka nya yang masih terdiam.
"Ngapa adek gue tumben amat. Fix ada yang ga beres sama mereka." Ucap Andra dalam hati.
Di lain tempat Rey sedang berada di cafe bersama teman teman nya.
"Lo udah baikan sama Sheila?" Tanya Revan hanya untuk sekadar basa basi.
"Lo ga bisa liat dari muka dia yang masih asem gitu?" Bukan bukan Rey yang jawab ini suara Dhafi.
"Lah muka dia mah dari dulu gitu seneng datar sedih datar."
"Bener juga." Ucap Dhafi menyetujui ucapan teman nya.
Drrrttt
Bunyi ponsel yang berasal dari saku Rey membuat nya terlonjak kaget.
"Halo." Sapa Rey pada seseorang yang menelfon nya.
"Ketemu di tempat biasa ya."
"Hm"
Tut! Seperti biasa Rey menutup sambungan telefon secara sepihak. Ia berdiri berniat meninggalkan cafe sebelum akhirnya tangan nya di cekal oleh teman nya.
"Lo mau kemana?" Tanya Revan.
"Ketemu Dita."
Jawaban singkat yang mampu melepaskan cekalan di tangan Rey. Rey berlalu meninggalkan kedua teman nya yang masih memperhatikan Rey sampai hilang di balik pintu cafe, tidak mereka bahkan masih melihat Rey dari jendela sampai mobil yang di bawa teman nya pergi.
"Si Rey bucin banget kaya nya sama Dita minta ketemu langsung gas ngeng. Gaya doang dia galau gara gara berantem sama si Lala." Ucap Dhafi setelah mobil yang di kendarai Rey menghilang dari pandangannya.
"Gue juga baru sadar si Rey bucin, gue kira dia cuma bisa bucin ke si Lala doang ternyata berubah semenjak punya pacar." Revan menanggapi.
Sesampainya di tempat biasa ia bertemu dengan pacar nya ia langsung menemui Dita.
"Jalan yu Rey." Ucap Dita saat Rey sudah duduk di samping nya.
"Kemana?" Tanya Rey dengan muka datar nya.
Kalian fikir Rey akan menjadi Rey yang hangat pada pacar nya? Jika kalian mempunyai fikiran seperti itu tolong hilangkan itu semua karena tak benar.
"Aku mau beli baju."
"Ayo."
Tanpa di minta Dita sudah menggandengkan tangan nya pada Rey, berjalan ke arah mobil yang Rey parkir tak jauh dari tempat nya menemui Dita.
Rey menancap gas membelah ramai nya kota Jakarta menuju salah satu mall terbesar di sana. Raga Rey memang sedang bersama Dita tapi fikiran nya? Berlari jauh dari tempat nya berada.
Kalian fikir dengan adanya Dita bersama nya sekarang Rey bisa melupakan masalah nya dengan Sheila? No, Rey sama sekali tidak bisa melepaskan Sheila dari fikiran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Apa Temen✔️
RomansaReyhan Putra Prawira sosok cowo dingin yang mempunyai sahabat perempuan bernama Sheila Fitri Winata jika Rey sangat diam berbeda dengan Sheila yang tak mau diam. Kisah ini rumit dimana perasaan menyukai terhalang oleh status 'sahabat' yang mereka sa...