25. Rey Marah

2.9K 140 19
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu, tapi seperti biasa keenam remaja ini masih diam di kelas menunggu parkiran sepi, alasan nya masih sama 'ga mau desek desekan males, panas'.

Drrrttt.

Getaran ponsel dari salah satu remaja itu pun memecah keheningan yang tercipta, seluruh mata tertuju pada satu pria yang sedang duduk dengan tenang seolah olah bukan ponselnya yang berbunyi.

"Woi kulkas! Itu hp lo bunyi!" Kata Revan yang terganggu oleh suara ponsel sahabatnya.

Rey mendongakkan kepalanya menatap sahabatnya yang sedang asik bermain game online di ponselnya, ia merogoh saku celana abu abunya, tertera nama sang kekasih disana.

"Halo."

"...."

"Oke."

Rey bangkit dari duduknya lalu meninggalkan teman temannya yang masih diam di kelas. Satu menit kemudian Revan tersadar mereka di tinggal oleh sahabat kulkasnya.

Brak!

Gebrakan meja yang di timbulkan oleh Revan membuat keempat teman nya terlonjak.

"Kita di tinggal sama si kulkas!" Heboh Revan sembari berlari.

Keempat temannya pun memutuskan untuk menyusul Revan dan Rey.

Kini mereka sudah ada di parkiran, terlihat Rey akan mengeluarkan motornya, tanpa ba bi bu Sheila langsung menghampiri Rey yang langsung di ikuti keempat temannya yang lain.

"Lo mau kemana?" Tanya Sheila membuat Rey menoleh kearahnya.

"Jemput Dita." Jawab Rey sebelum ia memakai helm nya lalu meninggalkan parkiran sekolah.

"Loh ko dia tumben ga rempong lo balik sama siapa?" Tanya Dhafi menatap bingung Sheila.

"Tau ah." Ucap Sheila malas.

"Ya udah lo balik sama gue aja" ajak Revan karena kebetulan hari ini ia membawa mobil.

"Oke."

Akhirnya Sheila pulang bersama Revan dan Tasya, meskipun mereka berdua sepupu tapi tetap saja disini Sheila seperti nyamuk.

Jika orang yang tak mengenal mereka mungkin menyangka bahwa mereka adalah sepasang kekasih, terkadang Sheila merindukan abangnya jika sedang berada di tengah tengah Revan dan Tasya, dulu sewaktu Andra belum kuliah mereka kerap kali di sebut sepasang kekasih.

Revan yang menyadari Sheila melamun pun bertanya pada sang sepupu.

"Sheila kenapa?" Tanya Revan.

Tasya menoleh ke belakang dimana ada sahabatnya yang sedang melamun.

"Ga tau gue kenapa, udah biarin jangan di ganggu."

Tak ada lagi yang membuka suara, hanya ada suara radio mobil yang memecah keheningan. Tiga puluh menit berlalu mobil hitam milik Revan sudah berada di depan rumah mewah milik Sheila.

"Mau mampir dulu ga?" Tanya Sheila sembari menyembulkan kepalanya di balik jendela.

"Lain kali aja La." Tolak Revan

"Oh oke. Btw makasih ya, kalian berdua ati ati di jalan." Ucap Sheila yang di jawab dengan senyuman dan anggukan kepala oleh Revan dan Tasya.

Selepas kepergian Revan dan Tasya, Sheila membuka pintu gerbangnya saat ia akan memasuki rumahnya ia di kejutkan dengan kedatangan Rey dari arah belakang.

"Ngagetin lo!" Ketus Sheila memukul lengan sahabatnya.

Tetapi Rey tetaplah Rey ia hanya diam lalu meninggalkan sahabatnya di depan rumah sendirian.

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang