Keesokan paginya Sheila dan Rey berangkat bersama kembali tentang kekasih Rey berangkat dengan siapa Sheila tak tau menau karena yang pasti Rey pun jarang mengantar jemput pacarnya, jika di ingat Rey lebih sering bersama Sheila dan teman teman nya di banding dengan pacar nya sendiri.
Parkiran sudah ramai karena hari ini kedua remaja yang baru saja keluar dari mobil bangun kesiangan, karena Rey yang mengajak Sheila bermain play station hingga tengah malam.
Mereka berdua berjalan beriringan tak lupa dengan seluruh pasang mata yang melihat keduanya, ntah apa yang mereka lihat dari Rey dan Sheila sedangkan mereka sudah lama seperti ini.
Sesampainya di kelas Sheila langsung menjatuhkan kepalanya di meja, sungguh kantuk nya belum juga hilang meskipun tadi di mobil ia tertidur, Rey yang melihat Sheila hanya bisa diam karena itu salah nya juga mengajak Sheila bermain PS hingga larut malam yang berakhir Sheila kekurangan jam tidur nya.
Bel pertanda mulainya pelajaran berbunyi nyaring keseluruh penjuru sekolah, namun Sheila masih belum juga terbangun dari tidurnya dan Rey pun tak berniat membangunkan sahabat nya itu, ia berfikir akan membangunkan Sheila pada saat guru masuk.
Lima belas menit guru yang mengajar tak juga datang ke kelas, seluruh siswa kelas 11 IPA satu berfikir jamkos, jadilah kelas mereka jadikan tempat untuk segala hal.
Rey yang sedang melihat wajah damai Sheila yang sedang terlelap terperanjat kaget karena ponsel nya tiba tiba bergetar. Ia merogoh kantong nya dan melihat siapa yang berani berani nya mengagetkan seorang Reyhan, tertera nama 'tak penting' yang berarti itu adalah Dhafi, mengapa nama kontak nya begitu? Ya karena jika Dhafi sedang gabut ia akan menelfon teman teman nya dengan alasan yang tak jelas.
"Rey lo jamkos kan?"
"Hm"
"Sheila mana?"
"Tidur."
"Bangunin gue mau ngomong."
"Repot."
Bip! Panggilan langsung di akhiri dengan sepihak oleh Rey, ia berani jamin 100% sekarang Dhafi sedang mencak mencak karena telfon nya di matikan begitu saja, tapi Rey tetaplah Rey yang tak peduli.
Gubrak! Suara seseorang yang jatuh membuat seluruh atensi siswa kelas 11 IPA satu tertuju pada seseorang yang sedang duduk di depan bahkan Sheila sampai terbangun karena kaget.
"Ngapain Lo?" Tanya Dimas pada Azka.
"Ga usah so nanya Lo! Gue tau Lo orang pertama yang liat gue jatuh." Sarkas Azka yang langsung di hadiahi tawa oleh seluruh siswa kelas 11 IPA satu.
"Gue mau kasih pengumuman! Jangan ketawa aja ngapasi sakit anying gue nya." Ucap Azka dengan wajah memelas namun lagi dan lagi rakyatnya hanya tertawa.
"Ah bodo amat ga bakal gue kasi tau pengumuman nya apaan selagi kalian masih ketawa."
Akhirnya dengan sekejap seluruh siswa terdiam, bahkan suara kicauan burung pun terdengar jelas. Saat merasa suasana kelas sudah tenang Azka akhirnya memberikan pengumuman yang tadi ia dapat dari kepala sekolah.
Setelah selesai Azka menyampaikan pengumuman nya, sekarang suasana kelas kembali ricuh karena mereka akan pulang lebih cepat.
Kini Sheila sudah berjoget joget saking bahagianya, akhirnya ia bisa melanjutkan tidur dengan nyaman.
"Bahagia banget Lo!" Ucap Rey sembari menoyor kepala Sheila pelan.
"Jelas! Akhirnya gue bisa lanjut tidur." Kata Sheila yang sudah duduk kembali.
"Terus dua temen Lo ga jadi ulang tahun?" Tanya Rey dengan wajah datar andalan.
"Oh iya gue lupa." Sheila menepuk dahinya sendiri.
Saat suasana kelas sudah sepi kedua teman Sheila dan Rey menghampiri, seperti biasa mereka akan menunggu parkiran sepi.
Setelah menunggu sekitar lima belas menit barulah mereka keluar dari kelas, menaiki kendaraan masing masing, seperti biasa mereka akan berpisah di perempatan jalan.
Selesai Sheila dan Rey berganti baju, kedua teman Rey akhirnya datang. Semua rencana yang sudah di buat sekarang tinggal menjalankan.
"Halo Sya." Ucap Dhafi dengan nada cemas.
"..."
"Buruan ke rumah Sheila tadi Rey telfon gue Sheila ga ada di rumah di telfon sama Rey ga di jawab." Ucap Dhafi lagi dengan nada yang di buat secemas mungkin tanpa mengetahui Sheila dan Revan yang sedang menahan tawa.
"..."
"Kalo Sheila cuma ke minimarket kenapa ada surat anceman gtu hah?!" Tanya Dhafi dengan sedikit membentak agar Tasya ikut panik, dan benar suara Tasya terdengar gemetar sekarang.
Panggilan di tutup setelah mendengar bahwa Tasya dan Alifa akan segera ke rumah Sheila. Ada perasaan tak enak pada diri Dhafi karena ia membentak Tasya, ah tapi tak apa ia akan meminta maaf jika surprise ini selesai.
Disaat Dhafi dan Revan bersiap untuk akting di depan Tasya dan Alifa beda hal nya dengan Rey yang masih duduk anteng di sofa membuat Sheila gemas pada sahabatnya, lagi dan lagi Sheila takjub pada dirinya karena bisa berteman dengan Rey.
Karena kesal Sheila menoyor belakang kepala Rey dengan sedikit keras.
"Sakit bego!" Ucap Rey sembari mengusap kepalanya yang terasa sakit.
"Ya Lo ngapain masih duduk anteng disini si?!" Tanya Sheila gemas.
"Ya Lo ngapain disini? Kebelakang sana! Hus!" Usir Rey pada Sheila yang membuat Sheila ingin menendang Rey sampai ke Pluto agar tak pernah terlihat lagi.
Karena malas berdebat Sheila lebih memilih untuk pergi kebelakang, tepat saat ia selesai bersembunyi suara mobil Tasya terdengar. Suara yang terdengar khawatir terdengar jelas oleh Sheila karena mereka semua berteriak ntah lah mereka ini khawatir tapi tetap berdebat?
Saat mendapat kode dari Revan Sheila otomatis berteriak yang membuat Alifa dan Tasya langsung menghampiri sumber suara.
"SHEILA!" Panggil mereka berlima dengan nada khawatir yang di buat buat terkecuali Tasya dan Alifa.
Saat Tasya dan Alifa mulai panik mencari suara Sheila saat itu pula Sheila keluar dari tempat persembunyiannya dan berdiri di dekat Revan, Dhafi dan Rey.
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU! HAPPY BIRTHDAY TO YOU! HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY TO YOU!" Suara lantang Sheila terdengar membuat Alifa dan Tasya yang sedang panik mencari suara Sheila pun langsung membalikkan badannya, terlihat lah Sheila yang sedang berdiri dengan kue di tangan nya.
Mereka berdua terpaku tak tau apa yang harus dilakukan sedangkan Sheila sudah tertawa karena melihat ekspresi kedua teman nya.
Saat mereka berdua sudah sadar dari lamunannya langsung saja mereka meniup lilin.
"Yeay! Happy birthday ciwi ciwi gue. Gue ga lupa ko apa yang mau gue ucapin waktu itu, sengaja aja gue ga ngucapin." Ucap Sheila dengan cengengesan tanpa merasa bersalah.
Semua nya berjalan sesuai rencana, setelah ini mereka akan makan besar. Begitulah mereka apapun acaranya makan makan lah pilihan utama, karena mereka mempunyai motto "makan adalah yang pertama dari yang utama" ntah apa maksudnya.
Haiii aku kembali!!!
Pendek ya? Sorry banget karena ga bisa update hari Sabtu, akhir akhir ini sibuk banget sama tugas:(
Gimana part ini? Gaje banget ya? Ga nyambung gitu:( surprise Tasya sama Alifa nya terlalu garing huhu maaf karena mentok banget ini juga maksain update karena pas ga ada tugas.
Tetep tunggu cerita Sheila sama Rey guys!!
Aku bakal usahain update setiap hari Sabtu!
Jangan lupa buat vote dan komen!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Apa Temen✔️
RomanceReyhan Putra Prawira sosok cowo dingin yang mempunyai sahabat perempuan bernama Sheila Fitri Winata jika Rey sangat diam berbeda dengan Sheila yang tak mau diam. Kisah ini rumit dimana perasaan menyukai terhalang oleh status 'sahabat' yang mereka sa...