12. Pertanyaan Rey

2.4K 124 0
                                    

Bulan sudah kembali pada tempatnya. Matahari sudah mulai menggantikan peran bulan. Sinar yang masuk melalui celah celah gorden tak mengganggu nyenyaknya tidur seorang perempuan itu. Lihatlah sekarang ia masih setia bergelut dengan guling dan selimutnya. Jam alarm yang berbunyi juga di abaikan oleh sang empunya bahkan ketukan dari mama dan abangnya di abaikan begitu saja. Sampai akhirnya

Bruk!

Lagi, ia terjatuh dari kasurnya. Sakit yang ia rasa pada saat terjatuh gara gara abangnya saja masih terasa sekarang ia kembali terjatuh.

"Awshh" ringis Sheila sembari mengusap ngusap bokong nya.

Ceklek

Pintu yang tersambung langsung dengan balkon terbuka menampilkan sosok lelaki tampan dengan wajah tanpa ekspresi nya.

"Kebiasaan banget ga di kunci!" sarkas Rey dengan tatapan tajam dan suara dinginya membuat bulu kuduk Sheila meremang.

"Maaf Rey"

Sheila bangkit dari duduknya namun ia limbung akibat ia terjatuh tadi dengan sigap Rey langsung menarik tangan Sheila sehingga kepala Sheila berbenturan dengan dada bidang Rey.

Cukup lama mereka seperti itu, tatapan mereka bertemu. Lima menit kemudian Sheila sadar langsung menjauh lalu mulai membereskan kasur untuk menghilangkan gugup.

Sedangkan Rey masih terlihat biasa saja bahkan sekarang ia sudah duduk di sofa dekat meja belajar milik Sheila.

"Mau ngapain lo pagi pagi udah kerumah?" tanya sheila dengan tangan yang masih sibuk membereskan kasur.

"Gpp" jawab Rey singkat.

Pekerjaan Sheila sudah selesai ia berjalan ke arah Rey lalu duduk di samping Rey yang sedang asik dengan game yang ada di ponselnya. Merasa di abaikan Sheila bangkit lalu masuk ke kamar mandi.

Sheila keluar dari kamar mandi dengan baju rumahan nya. Melihat Rey yang masih asik dengan ponselnya.

"Lo ke sini cuma buat numpang main game doang apa gimana?" tanya Sheila yang jengah melihat Rey.

"Ga. Gue mau ajak lo jalan."

"Hah?! Loh? Kenapa ga bilang dari tadi ogeb! Gue ganti baju dong?" Sheila kesal terlihat dari mukanya yang terlihat merah. Apa apaan ini?! Mengapa tak bilang dari tadi?! Arghh! Reyhan ini benar benar menyebalkan!

"Gausah." Rey langsung menarik Sheila keluar dari kamar.

"Loh Sheila Reyhan mau kemana?" tanya Andira yang sedang duduk di sofa depan tv.

"Jalan." jawab Rey singkat. Bagaimana reaksi Andira melihat Rey seperti itu? Tentu saja tak bereaksi karena Andira sangat mengenal anak sahabat sekaligus tetangganya itu.

"Oh ya udah hati hati."

Rey kembali menarik tangan Sheila menuju rumahnya. Tak lama kemudian Rey kembali dengan jaket yang sudah melekat di tubuhnya. Hey! Bahkan Sheila hanya memakai celana panjang dan baju kaos biasa sedangkan Rey? Ah lebih rapih.

Sheila dan Rey masuk ke dalam mobil. Hening. Hanya suara radio yang memecah keheningan yang tercipta. Sheila masih penasaran tumben Rey mengajaknya pergi duluan biasanya Sheila yang mengajak itu juga harus di paksa paksa jika tidak? Kalian tau sendiri lah bagaimana Rey.

"Kita mau kemana si Rey?" tanya Sheila yang sudah tak bisa menahan rasa penasaran nya.

"Kepo" balas Rey cuek dengan mata yang masih fokus pada jalanan.

"Ish! Ngeselin banget lo!" Sheila mencubit lengan kekar Rey yang terbalut jaket dan kaos hitam polosnya.

Sheila mencubit lengan Rey namun yang di rasakan Rey seperti usapan karena tak berasa sama sekali. Karena cubitan nya tak membuahkan hasil Sheila melepaskan nya lalu kembali duduk dengan tenang.

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang