Setelah insiden Rey marah pada Sheila karena kejailan Sheila mereka terlihat lebih dekat lagi, begitulah mereka tak pernah berantem lama lama dan juga setelah selesai berantem bukan nya jauh malah tambah deket kalo kaya gini gimana mau bikin Rey deket sama orang lain?
Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu tapi guru satu ini masih tetap betah mendongeng. Hey! Guru itu sedang menjelaskan materi bukan mendongeng.
"Baiklah anak anak ibu akhiri pelajaran kali ini. Selamat siang." ucap guru tersebut.
Akhirnya mereka bisa istirahat, sorak sorak siswa kelas 11 IPA 1 itu terdengar sangat heboh setelah guru keluar dari kelas. Berbeda dengan Rey dan Sheila mereka lebih memilih langsung meluncur ke kantin karena teman teman mereka yang tak henti hentinya memberi pesan dengan marah marah.
Sesampainya di kantin Sheila dan Rey berjalan ke arah meja paling pojok yang sudah di duduki oleh keempat manusia gila. Help! Mereka temen kalian Rey Sheila!
"Lama banget si kalian berdua!" sembur Dhafi saat melihat Sheila dan Rey sudah duduk.
"Gurunya aja yang lama kenapa lo marah marah ke gue?" ucap Sheila tak kalah tajam. Baru dateng di marahin ngajak berantem?
"Rey pesen makan sana!" titah Sheila masih dengan wajah yang di tekuk kesal.
Rey yang mendengar ucapan Sheila langsung beranjak memesan makanan untuk dirinya dan Sheila yang lain? Rey tak peduli.
Tak lama kemudian Rey kembali dengan nampan yang ia bawa. Menggemaskan. Satu kata untuk Rey kali ini baju yang di keluarkan rambut yang acak acakan tidak memakai dasi dan membawa nampan menggemaskan bukan?
"Lah Rey? Makanan buat kita mana?" Revan angkat suara karena hanya melihat dua makanan dan dua minuman. Rey yang mendengar itu hanya mengangkat bahu acuh dan tetap memakan makanan dengan tenang tanpa beban.
"Gila emang si Rey buat Sheila di pesenin buat kita kaga." kesal Dhafi pada teman nya yang satu ini,tapi segimanapun ia kesal mereka tak pernah bisa jauh jauh dari Rey ahay!
"Udah lah ribet banget kalian gue aja yang pesenin." Alifa bangkit untuk memesan makanan sedangkan Tasya hanya diam tak peduli ada apa dengan Tasya? Sariawan kah?
Setelah semua makanan sudah habis mereka mengobrol jangan lupakan Rey yang hanya ikut berbicara jika memang perlu.
"Oh iya lo waktu malem minggu kemana La?" tanya Dhafi pada Sheila.
"Di rumah. Kenapa? Tumben banget lo nanya kek gituan."
"Lah? Rey? Gue liat lo sama siapa dong waktu itu?" kini ia beralih bertanya pada Rey yang mendengar hanya mengangkat satu alis tak mengerti.
"Kenapa emang?" akhirnya Tasya bersuara setelah lama diam tak membuka suara.
"Gue liat dia sama cewe sangka gue sama Sheila tapi kata Sheila tadi dia di rumah." Rey hanya menghela nafas mendengar penuturan Dhafi lalu bangkit dan meninggalkan teman teman nya yang masih di landa perasaan kepo
Siapa cewe yang sama Rey? Tanya Sheila pada dirinya sendiri.
Sheila memilih untuk mengikuti Rey tanpa berkata apapun pada teman teman nya yang masih diam. Segitu pengaruhnya kah Rey? Sampai sampai teman mereka hanya diam saja melihat Rey yang berlalu.
Sheila mencari keberadaan Rey setelah ia memutari sekolah nya yang luas nya tak main main akhirnya ia menemukan Rey sedang berada di rooftop. Sheila menghampiri sahabatnya itu yang sedang duduk di kursi lusuh yang sengaja di taruh di situ. Posisi Rey membelakangi Sheila jadi ia tak tau kehadiran sahabatnya itu Sheila langsung duduk di samping Rey, Rey yang meresa ada pergerakan di samping nya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Apa Temen✔️
Roman d'amourReyhan Putra Prawira sosok cowo dingin yang mempunyai sahabat perempuan bernama Sheila Fitri Winata jika Rey sangat diam berbeda dengan Sheila yang tak mau diam. Kisah ini rumit dimana perasaan menyukai terhalang oleh status 'sahabat' yang mereka sa...