Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah gorden tak membuat kedua remaja yang sedang tertidur pulas itu bangun, mereka berdua masih nyaman pada posisinya masing-masing. Hingga suara alarm dari ponsel pun mereka abaikan rasanya sangat malas bangun dari tempat yang nyaman ini.
Drrrrtttt! Drrrrttt!
Suara alarm dari ponsel kini berubah menjadi suara panggilan. Dengan malas Sheila menyibak selimutnya dan melihat ponsel siapa yang berbunyi. Ah, ternyata ponselnya, sudah tertera nama 'Alifahaha' Sheila kembali menidurkan tubuhnya di kasur sebelum mengangkat panggilan tersebut.
"Kenapa?" Tanya Sheila to the point setelah menggeser tombol hijau.
"Ada acara hari ini ga La?" Tanya Alifa di sebrang sana.
"Kayanya ga ada kenapa sih?" Lag-lagi Sheila bertanya namun dengan mata yang akan kembali tertutup.
"Jalan yo sama Tasya juga." Ajak Alifa.
"Hm." Sheila hanya menjawab dengan deheman.
"Ya udah gue tutup dulu nanti gue jemput jam 10 pas! Lo harus udah siap." Lalu Alifa menutup panggilan secara sepihak.
Sheila kembali menutup matanya dan kembali ke alam mimpinya.
Ting nong ting nong
Suara bel terus menerus terdengar, seperti nya orang yang memencet bel ini orang yang sangat tak sabaran. Rey yang mendengar suara bel berdecak kesal karena sudah bertamu pagi-pagi sekali.
"La ada tamu tuh bukain pintu." Ucap Rey sembari menggoyang-goyang badan Sheila yang ada di sampingnya namun dengan mata yang tetap tertutup.
"Males." Ucap Sheila yang sama-sama merasa malas untuk beranjak dari kasurnya sekarang.
Dengan malas Rey menyibak selimutnya lalu keluar dari kamar Sheila. Berjalan menuruni tangga dengan langkah malas, sesekali ia menabrak penyangga tangga karena matanya yang masih setengah tertutup.
"LAMA BANGET SI LO BUKA PINTU DOANG!" Ucap Tasya membuat Rey yang tadinya masih sangat mengantuk seketika terlonjak akibat teriakan maut Tasya.
"Pengang kuping gue!" Ucap Rey dengan nada dinginya. Setelah mengatakan itu Rey berbalik dan akan kembali ke kamar Sheila untuk kembali melanjutkan tidurnya, namun suara Alifa membuat langkahnya terhenti
"Sheila mana?" Tanya Alifa yang sudah duduk manis di sofa berwarna biru tua yang ada di ruang tamu.
"Kamar." Jawab Rey dengan malas.
"Ngapain?" Tanya Alifa lagi yang sudah merasa ada yang tidak beres.
"Tidur." Setelah menjawab pertanyaan Tasya Rey kembali melanjutkan perjalanan nya yang tertunda untuk kembali ke kamar Sheila, sedangkan Alifa dan Tasya hanya diam dengan mata yang mlotot dengan sempurna. Tanpa ba bi bu Tasya dan Alifa menyusul Rey untuk membangunkan Sheila.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Alifa dan Tasya langsung masuk ke dalam kamar Sheila yang berdominan warna abu-abu itu. Bukan karena Sheila menyukai abu-abu hanya saja Rey dan Papah nya sangat menyukai warna yang tidak mencolok, jika dipikirkan kembali kenapa Sheila harus menuruti keinginan Papah nya dan Rey padahal yang akan memakai kamarnya adalah Sheila sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Apa Temen✔️
RomansaReyhan Putra Prawira sosok cowo dingin yang mempunyai sahabat perempuan bernama Sheila Fitri Winata jika Rey sangat diam berbeda dengan Sheila yang tak mau diam. Kisah ini rumit dimana perasaan menyukai terhalang oleh status 'sahabat' yang mereka sa...