Pagi esoknya Sheila sedang duduk sendiri di meja makan rumah nya, mengapa sendiri? Perlukah di ingatkan bahwa Sheila hanya sendiri di rumah.
Rey? Kemana anak itu? Ntah lah dari Sheila membuka matanya Rey sudah tak ada di rumah, mungkin sedang pulang.
Sheila terlonjak saat mendengar suara yang berasal dari ponselnya. Ia lebih dulu menelan roti sebelum mengangkat telfon dari sang Mama.
"Hallo Ma, kenapa?" Ucap Sheila sedetik setelah ia mengangkat telfon.
"Rey mana La?" Tanya sang Papa. Ya ternyata bukan Mama nya yang menelfon.
"Ga tau tadi pagi waktu Lala bangun dia udah ga ada. Kenapa emang Pa?"
"Gpp tadi Papa telfon tapi ga di angkat Papa kira lagi sama kamu."
"Ya udah nanti Lala suruh dia telfon balik deh kalo udah ke rumah."
"Oke, makasih sayang."
"Sama sama Pa."
Panggilan di tutup oleh Sheila, ia melihat jam tangannya. Sudah pukul setengah tujuh kenapa Rey belum juga kembali? Sheila berniat untuk menyusul ke rumah Rey saja sebelum akhirnya niat itu terurung karena pesan dari Rey.
Sesudah Sheila membaca pesan dari Rey ia menghela nafas, seharusnya ia ingat sekarang Rey sudah memiliki kekasih jadi tak selamanya Rey akan selalu berada di samping Sheila seperti dulu.
Dengan langkah gontai Sheila mengambil kunci mobil yang tergantung dekat guci pajangan sang Mama.
Lima belas menit berlalu sekarang Sheila sudah berada di sekolah nya, banyak yang melihat ke arah Sheila dan Rey dengan tatapan bertanya tanya. Ya mereka berdua datang di waktu yang bersamaan dengan kendaraan berbeda.
Dari arah berlawanan terlihat kedua sahabat Sheila menghampiri, dengan langkah terburu buru mereka langsung menarik tangan Sheila menjauh dari parkiran.
Disini mereka sekarang taman belakang sekolah. Sheila hanya menghela nafas karena ia tau apa yang akan di lakukan oleh kedua sahabat nya itu.
"Jelasin ke gue!" Pinta Alifa dan Tasya dengan bebarengan.
Nah kan fikiran Sheila tentang mereka memang tak pernah meleset.
"Apa yang harus gue jelasin?" Tanya Sheila dengan nada malas nya.
"Tadi itu kenapa Lo sama Rey ga satu mobil?"
"Denger ya Alifa Tasya sekarang Rey itu punya pacar ga selamanya dia bakar anter jemput gue." Jelas Sheila pada kedua sahabat nya yang hanya di balas anggukan.
"Tapi kan..." Ucapan Tasya terpotong karena melihat tatapan Sheila yang seolah olah mengatakan 'jangan bahas ini'.
Lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan akhirnya Alifa teringat bahwa Sheila tak mengucapkan selamat ulangtahun padanya.
Alifa menepuk nepuk pelan tangan Sheila yang berada di paha nya. Sheila yang merasa ada yang menepuk tangan nya langsung menoleh menatap Alifa dengan tatapan bertanya.
"Lo ga mau ngomong apa gitu ke gue La?" Tanya Alifa yang hanya di balas tatapan bingung oleh Sheila.
"Cih katanya Lo orang yang peka!" Rajuk Alifa sembari memasang wajah cemberut.
Sheila yang bingung ah ralat yang pura pura bingung pun menoleh ke arah Tasya yang hanya diam saja melihat tingkah aneh Alifa.
"Kenapasi?" Tanya Sheila pada Tasya yang masih terdiam.
"Hehe Lo juga ga mau ngomong apa gitu ke gue?"
Sheila mengkerutkan dahi pertanda ia bingung dengan kedua manusia yang sedang duduk bersama nya saat ini.
"Ga tau lah pusing gue." Ucap Sheila sembari beranjak dari duduknya lalu meninggalkan kedua teman nya yang masih betah duduk.
Saat merasa sudah jauh dari sekitar taman Sheila menghela nafasnya, sungguh jantung nya seperti ingin meloncat hanya karena ucapan mereka berdua, bukan nya Sheila tak tau tapi ya kalian tau kan apa yng akan di lakukan Sheila dan teman teman nya.
Sheila menambah laju jalan nya saat sudah dekat dengan kelas nya. Ia melempar tas punggung nya di meja membuat seseorang yang sedang asik dengan ponsel nya terlonjak.
"Ngapasi?" Tanya nya dengan wajah datar andalan.
"Gpp, gue ngantuk." Ucap Sheila sembari menyembunyikan wajahnya diantara lipatan tangan.
"Kebiasaan banget Lo ngantuk di pagi hari." Kata Rey yang tak dapat sautan pertanda Sheila sudah terlelap.
Oh ayolah Sheila bahkan bel akan segera berbunyi tapi ia bisa tidur dengan tenang? Manusia mana lagi yang sesantai Sheila?
Lima menit kemudian bel berbunyi nyaring di seantero sekolah. Rey yang melihat Sheila masih terlelap pun mau tak mau harus membangunkan.
Pelajaran pertama berjalan seperti biasa, hingga pelajaran selanjutnya guru yang mengajar tak hadir karena ada urusan mendadak jadilah kelas 11 IPA satu jamkos sekarang.
Suasana kelas yang tadinya tenang dan damai berubah menjadi kacau. Bahkan KM kelas nya pun sekarang sudah tak peduli dengan suasana kelas nya, ia lebih memilih untuk bermain game bersama teman nya yang lain.
Melihat kondisi kelas yang sangat kacau Sheila hanya menatap jengah kedepan, ia bosan namun tetap tak boleh keluar kelas, ntah lah Sheila pusing harus melakukan apa ia memilih untuk melanjutkan tidur yang sempat tertunda tadi.
Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu namun keenam remaja ini masih diam di kelas, kalian tau kan siapa mereka?
"Jahat banget kalian ga ada yang ngucapin selamat ke gue." Ucap Alifa memecah keheningan yang melanda.
Keenam remaja yang tadinya asik dengan dunia sendiri langsung menoleh ke arah sumber suara, dengan tampang so polos dan pura pura tak paham nya Revan dan Dhafi bertanya
"Ngucapin apaan?"
"Ga tau gue bodo amat!" Kesal Alifa. Ia memilih untuk pulang terlebih dahulu sebelum kekesalan nya semakin memuncak.
Tasya yang melihat Alifa berjalan keluar kelas akhirnya ikut menyusul meskipun ia sama kesal nya pada keempat teman laknatnya itu tapi ia tak berani jika harus buka suara.
Setelah merasa kedua manusia yang sedang merajuk itu pergi ketiga remaja yang masih diam di kelas tertawa sangat kencang, ntah sadar atau tidak yang pasti Dhafi sekarang sedang berguling guling di lantai, Rey? Ah tak usah ditanya keberadaan seorang kulkas berjalan itu.
Setelah puas tertawa mereka memilih pulang juga, keempat remaja itu berjalan bersama menuju parkiran suasana sekolah yang sepi meskipun ada beberapa orang yang masih di sekolah.
Saat sedang berjalan menuju parkiran Sheila baru teringat perihal Papa nya yang menanyakan tentang Rey pagi hari tadi.
"Rey." Panggil Sheila pada orang yang sedang berjalan di sebelahnya.
"Hm."
"Tadi pagi Papa telfon gue nanyain Lo, tapi karena waktu lagi Lo ngilang jadi gue di suruh sama Papa bilang ke Lo telfon dia." Jelas Sheila yang hanya di balas anggukan oleh Rey.
Buang temen kek Rey dosa ga si? Tanya Sheila dalam hati.
Sesampainya di parkiran mereka langsung menuju kendaraan nya masing masing, karena Sheila dan Rey sama sama membawa mobil jadilah Sheila yang berjalan di depan baru Rey yang mengawasi dari belakang.
Haiiii aku kembali!!
Udah lama banget ya ga update cerita TAT.
Gimana part ini? Gaje ya? Apa kurang panjang? Aku udah usahain panjang ko ini:(
Oke, karena aku mau cepet cepet menyelesaikan cerita ini mulai Minggu depan aku bakal update di hari Sabtu kalo gada kendala. Azeg kendala
Jangan lupa vote dan komen!!! Karena semakin banyak komen dan vote semakin tinggi juga niat aku buat update!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Apa Temen✔️
RomanceReyhan Putra Prawira sosok cowo dingin yang mempunyai sahabat perempuan bernama Sheila Fitri Winata jika Rey sangat diam berbeda dengan Sheila yang tak mau diam. Kisah ini rumit dimana perasaan menyukai terhalang oleh status 'sahabat' yang mereka sa...