31. Sorry

2.6K 123 5
                                    

Kriiiinggg

Bel berbunyi sangat keras ke seluruh penjuru SMA Merdeka. Wajah yang tadinya sudah sangat lesu seketika menjadi segar kembali setelah mendengar bel pertanda berakhir nya pelajaran hari ini.

Rey dengan cepat menarik tangan Sheila saat berada di ambang pintu, sebelum melakukan misinya bersama teman teman nya dan juga teman Sheila ia harus berusaha meminta maaf terlebih dahulu, kalo Uda di maafin ya udah🤣

Sheila membalikan badannya dengan wajah datar tanpa ekspresi, Rey yang melihat mimik muka Sheila menelan ludah dengan kasar. Demi apapun tatapan Sheila jauh lebih mengerikan daripada saat Sheila sedang datang bulan.

"Gu-gue gue mau minta maaf soal malem La" ucap Rey dengan terbata bata. Jangan tertawakan Rey atas kelakuan nya sekarang oke?

"Hm" jawab Sheila hanya dengan deheman.

Setelah itu Sheila melepaskan pegangan tangan Rey lalu berbalik meninggalkan Rey yang masih diam terpaku.

Sheila serem juga kalo cuek gini, sumpah deh mending Sheila pms terus marah nya mencak mencak di banding diem gini. Ucap Rey dalam hati.

Rey yang baru tersadar setelah Sheila hilang akhirnya langsung berlari dengan sekuat tenaga nya, ia harus pulang bersama Sheila HARUS!

Begitu Rey melihat Sheila berada di depan gerbang ia langsung menambah laju larinya, tapi sepertinya semua usaha nya terbuang sia sia Sheila sudah menaiki ojek terlebih dahulu.

Rey hanya bisa pasrah ia harus bisa mendapatkan maaf dari Sheila maaf yang benar benar tulus bukan hanya sebuah ucapan "hm".

Ia langsung berlari ke arah motornya, membelah jalanan kota Jakarta yang belum terlalu ramai. Tujuan nya sekarang adalah ke rumah Dhafi ia harus melaksanakan rencana yang mereka buat tadi, demi apapun Rey tak tahan di jauhi Sheila seperti ini.

Lima belas menit hanya lima belas menit Rey sudah sampai di depan rumah sahabat sengklek nya.

Tanpa memencet bel atau apapun itu Rey langsung berlari ke arah kamar Dhafi, membuka pintu dengan tak santai sehingga sang empunya terlonjak kaget.

"Buka pintu yang bener goblok! Kebiasaan banget rusak pintu gue nanti ah Lo mah!" Dumel Dhafi sembari mengelus dadanya karena kaget tadi.

"Ayo" ajak Rey yang masih berdiri di ambang pintu.

"Kemana anjir dateng dateng bilang ayo." Ucap Dhafi masih dengan nada ngegas nya.

"Sheila."

Satu nama yang di sebut oleh Rey tapi Dhafi langsung loncat dari kasurnya menyambar jaket kulit nya dan kunci motor dengan langkah besar ia meninggalkan Rey yang masih diam di ambang pintu kamarnya.

Setelah sadar diri lamunan nya Rey menyusul teman nya yang sudah bertengger di atas motor nya. Tak mau buang waktu mereka berdua langsung meluncur ke rumah Revan disana mereka akan memberi tau pada kedua sahabat Sheila bahwa rencana yang mereka buat akan di jalankan *azeg.

Tak perlu waktu lama mereka sudah sampai di depan rumah Revan, seperti tadi tanpa memencet bel atau semacam nya mereka berdua langsung menuju kamar Revan membuka pintu dengan kasar adalah hobi mereka.

"BUSET GUE LAGI GANTI BAJU WOI!" Teriak Revan dengan heboh karena terkejut dengan kedatangan kedua teman nya.

"Gue udah sering liat Lo ga pake baju." Ucap Dhafi santai lalu duduk di sofa kamar Revan.

"Sialan!" Dengan kesal Revan menimpuk Dhafi dengan bantal yang ada di belakang nya.

Rey? Ia sedang sibuk menelepon teman Sheila, mengabaikan perdebatan tak berfaedah dari kedua teman nya.

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang