TIGA BELAS

7.1K 478 8
                                    


Tepat jam tujuh malam, Meysha dan Zendra memutuskan untuk pulang setelah banyak mengobrol untuk tiga jam tanpa berhenti, setelan mengenal Zendra lebih akrab, Meysha baru sadar bahwa Zendra ini sebenarnya asyik, hanya saja memang sikapnya cuek, jadi agak menyebalkan jika tengah berbicara secara langsung dengannya. Bagaimanapun, Meysha akui gadis itu merasa nyaman dengan Zendra, bukan suka, hanya nyaman.

"Ingat perjanjian kita, jadi babu saya," Ucap Zendra mengingatkan.

Mendengar itu, Meysha yang awalnya sangat bersemangat berjalan keluar dari area kafe langsung memelankan langkahnya. Meysha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hah? Sejak kapan ya ada perjanjian begitu?" Gumam Meysha berpikir.

"Aduh, sakit kak," Cicit Meysha kala keningnya di toyor pelan oleh Zendra.

"Jangan pura-pura lupa. Coba keluarin motor saya dong, tiba-tiba badan saya lemes gitu," Titah Zendra seraya memberikan kunci motornya kepada Meysha.

Meysha yang mendapatkan kunci motor Zendra langsung membulatkan matanya. "Maksud kakak apa, ya? Ngotak lah kak, motor kakak itu besar loh, masa iya mau saya keluarin sendiri kak?" Gerutu Meysha tidak terima.

"Inget, babu." Peringat Zendra dengan senyuman jahil membuat Meysha menatapnya julid.

"Kak- oke." Meysha menghela napas lega, memasuki area parkiran motor dan menatap Zendra kesal, dia akan membuktikan kepada Zendra bahwa Meysha bisa mengeluarkan motor Zendra dari parkiran motor walaupun sebenarnya dalam hati Meysha tidak yakin.

Zendra tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Meysha yang seperti menahan beban sangat berat, bahkan wajahnya pun sampai memerah karena menahan beratnya motor Zendra. Zendra yang tidak tega langsung menghampiri Meysha dan membantu gadis itu mengeluarkan motornya. "Lemah, ngeluarin motor gini aja gak bisa," Ucapnya ketus.

Meysha berdecak. "Kak jangan asal bicara ya, motor kakak ini berat tahu!" Omel Meysha.

"Ya udah, gak usah marah-marah," Sahut Zendra sedangkan Meysha yang sudah benar-benar sebal dengan kelakuan Zendra hanya bisa cemberut sesekali menggerutu tidak jelas.

Zendra menaiki motornya dan menyalakan mesinnya. "Mau pulang, gak? Oh, mau tetap di sini aja? Ya udah, saya duluan ya," Ucap Zendra yang kembali menjahili Meysha.

"AAAAAA KAKAK JANGAN!" Teriak Meysha panik yang langsung berlari menghampiri motor Zendra dan menaikinya sedangkan Zendra hanya bisa tersenyum, menahan tawanya.

🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️

Meysha menuruni motor Zendra dengan perlahan. Gadis itu baru saja sampai di rumah dengan selamat setelah diantarnya oleh Zendra. "Kak, makasih ya atas waktunya. Makasih udah mau antar aku, maaf aku ngerepotin kakak," Ucap Meysha tak enak.

"Iya tukang marah," Sahut Zendra.

"Dih? Kakak yang suka marah bukan saya tahu, ih nyebelin banget sumpah, dari tadi saya terus di uji sama sikap nyebelin kakak," Oceh Meysha.

"Inget, perjanjian jadi babu. Besok buatin saya bekal ya," Ucap Zendra.

"Gak mau."

"Oh, ya udah, tinggal bilang aja sa-"

"IYA KAK, IYA! MENDING PULANG DEH KAK, UDAH MALAM!" Seru Meysha yang tidak mau banyak basa-basi dengan Zendra dan tak mau berlama-lama melihat wajah Zendra.

Zendra tertawa. "Nah gitu, harus nurut. Oke, saya pulang dulu," Zendra memakai helmnya dan tidak lama Zendra melajukan motornya menjauh dari rumah Meysha.

Setelah kepergian Zendra, Meysha hanya bisa mengelus-elus dadanya. Namun, gadis itu tersenyum bila mengingat kejadian yang menurutnya sangat singkat tadi. Ketua Osis yang sangat menyebalkan dan selalu di bilang galak itu, sepertinya akan menjadi manusia yang mengisi hari-hari Meysha untuk beberapa minggu ke depan.

Tbc

 NAZENDRA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang