TIGA

11.7K 766 127
                                    

halo luvvie aku update lagi! ❤️

jangan lupa untuk vote dan koment,
hargai penulis.

‼️don't be a silent readers ‼️

• • • • •


Suara alunan musik terdengar memenuhi ruangan kamar bercat hitam dengan pajangan medali dan piala yang menghiasi sudut kamar itu. Di meja belajarnya, ada Zendra yang tengah mengerjakan tugasnya. Di sela-sela mengerjakan tugas, Zendra malah teringat kejadian tadi pagi.

Terbayang senyuman seorang gadis lugu seraya mendongakkan kepalanya, tersenyum ke arahnya. Namun, sayangnya Zendra malah bersikap cuek. Kejadian itu, membuat Zendra sedikit merasa bersalah.

Apa lagi, ketika ia bertemu dengan gadis itu di acara wawancara Osis dan gadis itu bertingkah cuek kepada Zendra. Padahal, saat bertemu tadi pagi, gadis itu tampak tersenyum ramah ke arah Zendra. Apakah ia marah kepada Zendra karena Zendra bersikap cuek kepadanya?

"Siapa tadi namanya ya?" Gumam Zendra berpikir, berusaha mengingatkan nama gadis itu.

"Mey...." Zendra menggantung ucapannya, berusaha mengingat kembali dengan perlahan.

"Ah, Meysha." Ingatnya dengan senyuman. "Adeknya Mahen," Sambungnya.

Zendra memutar kursi belajarnya ke sana ke mari seraya tersenyum, yang membuatnya tersenyum adalah, senyuman lugu Meysha di pagi hari. Bagaimana bisa anak kelas X telat padahal dia adalah murid baru di sekolahan itu?

"Meysha, anak kelas sepuluh IPS satu," Ucap Zendra berusaha mengingat-ingat kembali.

Malam itu, rasa fokus belajarnya menjadi buyar hanya karena teringat senyuman manis gadis lugu yang Zendra temui tadi pagi.

🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️

Keesokan harinya.....

Hari ini Meysha sudah siap bersekolah dengan seragam batik sekolahannya dengan rambut yang di kuncir. Karena hari ini cuaca sangat panas, jadilah Meysha terpaksa untuk menguncir rambutnya. Padahal, biasanya Meysha selalu membiarkan rambut panjangnya itu terurai menutupi leher dan punggungnya.

"Ayo cepetan, nanti kita bisa telat!" Seru Mahen.

"Iya kak, sabar." Meysha yang baru saja mengikat tali sepatu terakhirnya di lantai langsung bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari rumah menyusul sang kakak dengan tas yang di gendongnya.

"Tante, pamit dulu ya," Meysha bersalaman kepada Sera sedangkan Mahen sudah terlebih dahulu berpamitan kepada Sera.

"Hati-hati di jalan ya sayang," Ucap Sera seraya melambaikan tangannya ke arah Meysha dan Mahen yang ingin berangkat sekolah.

"Siap Tante," Sahut Meysha dengan acungan jempol.

Sesudah berpamitan dengan Sera, Mahen dan Meysha langsung bergegas menaiki motor.  Sebelum melajukan motornya, Mahen memberikan dua bungkus roti kepada Meysha.

"Dek, ini roti taro di tas kamu. Makan pas udah sampai di sekolahan nanti, kamu harus isi perut kamu dulu ya sebelum makan-makan pedes nanti pas istirahat," Ujar  Mahen menasehati dan memperingati. Mengingat Meysha ini adalah perempuan penyuka makanan pedas, jadi pas istirahat sekolah Mahen yakin pasti Meysha akan membeli makan-makanan yang pedas dan berkuah.

 NAZENDRA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang