DUA PULUH DUA

5.9K 438 14
                                    

Beberapa hari kemudian.....


Meysha mengelap mulutnya dengan tisu setelah ia baru saja makan pagi bersama dengan keluarganya. Meysha menghela napas malas, menyadari bahwa hari ini dia harus kembali bersekolah. Namun, mengingat bahwa di sekolah Meysha akan bertemu dengan teman-temannya dan juga... Zendra. Tak ada kata malas untuk gadis itu berangkat sekolah.

"Kok aku takut buat sekolah, ya?" Gumam Meysha sembari memegangi dadanya yang berdebar tidak karuan.

Namun di tengah hati yang tengah berdebar-debar itu, handphone Meysha berdering sebentar dan menyala menampilkan notifikasi pesan dari seseorang. Meysha mengambil handphonenya dan terduduk pada sudut kasur. Betapa bahagianya Meysha melihat pesan yang di kirimkan oleh Zendra.

"Kak Zendra?" Meysha dengan segera membalas pesan yang Zendra kirimkan kepadanya.

WhatsApp

Ketos nyebelin
Online

pagi mey
mau berangkat atau udah berangkat?

halo
pagi juga kak Zendra
belum berangkat kak, kak Mahen aja masih siap-siap
emang kenapa kak?

itu

hah?

mau berangkat bareng gak?
saya jemput
Mahen takutnya mau berangkat bareng Gena

owh, tapi gapapa kakak jemput saya?
rumah kita kan lawan arah kak :(

gapapa
mau berarti?

iya

oke, saya jalan sekarang

hati-hati kak!

ya
Read.

-

Detik itu juga Meysha rasanya seperti tersambar petir, tubuhnya lemas, hatinya semakin berdebar-debar. Zendra sudah mulai menawarkan tumpangan untuknya secara cuma-cuma tanpa ada masalah dari Meysha. Kadang, Zendra memang selalu menawarkan tumpangan karena Meysha yang jarang di jemput, pulang terlalu sore, tak menemukan kendaraan umum. Tapi, sekarang Zendra menawarkannya kepada Meysha secara cuma-cuma.

Meysha merapihkan rambutnya lalu kembali bersiap-siap dan selesai bersiap-siap, Meysha dengan segera keluar dari kamarnya untuk memakai sepatu.

"Kak," Panggil Meysha seraya terduduk pada kursi di teras depan rumahnya kala melihat Mahen juga tengah memakai sepatu.

"Kenapa?"

Meysha terdiam cukup lama sembari menggaruk-garuk tengkuknya, bingung bagaimana caranya dia bilang kalau dia akan berangkat sekolah bersama dengan Zendra.

Mahen menghela napas dan tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Iya, iya. Kakak tahu kok maksud kamu," Ucap Mahen tiba-tiba.

"Mau berangkat bareng Zendra, kan?"

Mahen tertawa melihat ekspresi wajah Meysha yang tampak terkejut. "Zendra sudah izin sama kakak."

"Kak Zendra aneh banget, masa izin mulu sama kak Mahen sih," Gumam Meysha dalam hati.

Meysha yang awalnya terkejut kini tersenyum ke arah Mahen, senyuman kasmaran yang dapat Mahen rasakan dari adiknya ini. "Kayaknya Zendra jatuh cinta sama kamu, dek. Kakak rasa dia gak pernah kayak gini sebelumnya ke cewek bukannya gak pernah, jarang banget."

"Iya, kah?" Meysha menatap Mahen tak percaya.

"Kan kakak teman deket Zendra, pasti tahu tentang dia. Tahu banget malah. Dia anti cewek, tapi sama kamu kayaknya ada yang beda," Balas Mahen.

"Kalau kamu sama Zendra, kakak izinin, izinin banget. Dia pintar, baik, rajin, anaknya juga jujur, pokoknya semuanya di borong sama Zendra."

"Karena kakak juga sudah percaya sama Zendra,"

"Tapi, gak mungkin kalau kak Zendra suka sama aku? Bukan gak mungkin lagi, memang sudah benar-benar gak mungkin. Kita itu beda jauh kak," Ucap Meysha.

"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, Meysha." Tekan Mahen dengan senyuman seraya menepuk-nepuk kepala Meysha pelan.

"Tuh, Zendra." Mahen dan Meysha, keduanya kompak menatap kedatangan Zendra dengan motornya yang terparkir di depan rumah.

Zendra turun dari motor melihat Mahen dan Meysha yang sudah berada di depan rumah. Ia berjalan menghampiri Mahen untuk menyapa sahabatnya itu, Zendra sedikit malu dan grogi untuk menyapa Mahen padahal mereka sudah lama bersahabat.

"Pagi, Hen." Sapa Zendra canggung.

Mahen tertawa melihat ekspresi wajah canggung Zendra. "Yaelah, kenapa lo? Canggung begitu."

"Iya Zendra iya, gue izinin. Sana berangkat duluan!" Seru Mahen dengan senyuman sembari menuntun Meysha untuk mendekati Zendra.

"Meysha berangkat duluan ya, kak." Pamit Meysha sembari berjalan pergi dari sana meninggalkan Zendra dan Mahen.

Mahen tersenyum ke arah Zendra. "Gue sengaja gak berangkat dulu, mau lihat temen gue yang satu ini jemput adik perempuan gue satu-satunya. Gue izinin lo, karena gue udah percaya sama lo, Zen." Tegas Mahen.

"Makasih. Makasih sudah percaya sama gue," Ucap Zendra merasa terharu.

Mahen mengangguk. "Sudah sana berangkat!"

"Oke. Gue duluan ya!" Pamit Zendra.

"Yoi, HATI-HATI!" Teriak Mahen sedangkan Zendra hanya mengacungkan jempolnya sembari berjalan menghampiri Meysha yang sudah berdiri di samping motornya sejak tadi.

Zendra tersenyum ke arah Meysha. Lalu Zendra mulai menaiki motornya begitu juga dengan Meysha dan keduanya berangkat sekolah bersama sedangkan Mahen di tinggal di sana seorang diri. Namun, Mahen juga ikut senang melihat Zendra dengan Meysha.

"Gue harap, lo bisa bahagiain Meysha."

Tbc

CIEEEE CIEEEE

DI TERIMA ATAU ENGGAK NIH YA GES? 🤪

PENASARAN? YUK SPAM KOMENT NEXT DAN VOTE, SEMANGATIN JUGA AUTHOR NYA🥰❤️❤️

terimakasih buat yang sudah vote dan koment, love you luv❤️

follow Instagram Chichkenwink untuk informasi selanjutnya / @luvchichkenwink

 NAZENDRA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang