EMPAT

10.4K 771 59
                                    

Baca elit
follow, vote sulit🥶

• • • •

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam, MasyaAllah, jam segini baru pulang, bang? Makin sibuk ya sudah kelas dua belas,"

Zendra menyalami tangan kedua orang tuanya, tersenyum tidak enak karena pulang sampai larut malam. "Maaf bunda, ayah, Zendra pulang sampai larut malam begini. Tapi, memang ada proyek yang harus Zendra selesaikan," Ucap Zendra menjelaskan.

Kedua orang tua Zendra yang sudah menunggu kedatangan anak sulung mereka menganggukkan kepalanya, percaya kepada Zendra, Zendra tak mungkin membohonginya. Edy dan Yola, adalah nama kedua orang tua Zendra.

"Iya bang, ayah sama bunda mah percaya kok. Sekarang kamu bersihin tubuh kamu dan makan ya," Ucap Yola seraya menepuk-nepuk pundak Zendra.

"Iya bunda. Oh iya, Zaki ke mana?" Tanya Zendra tidak menemukan keberadaan Zaki, adik satu-satunya, sekaligus adik kesayangan Zendra.

"Ngaji, nanti juga pulang," Jawab Edy.

Zendra hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan memasuki kamarnya untuk membersihkan tubuhnya dan berganti baju. Sesudah membersihkan tubuh dan memakai baju, Zendra bergegas menuju ruang makan. Hanya memerlukan waktu tiga puluh menit untuk Zendra melakukan semuanya.

"Wih, sudah pulang," Zendra membiarkan Zaki menyalami telapak tangannya.

"Bang, Zaki tadi beli lego kecil di amang-amang yang jualan ager, nanti kita susun bersama ya?" Pintar Zaki seraya memberikan satu kotak lego bentuk beruang berukuran kecil.

Zendra mengangguk. "Iya, kamu ganti baju dulu terus abang makan. Kalau sudah, nanti kita susun bareng-bareng," Ujar Zendra.

"Okay. Abang makan dulu saja!" Seru Zaki bersemangat seraya berlari menuju kamarnya untuk mengganti pakaian sedangkan Zendra bergegas makan.

Rumah yang benar-benar rumah, mungkin kata-kata ini yang cocok untuk Zendra dan keluarganya. Karena, keluarga beranggotakan empat orang itu benar-benar sangat hidup rukun, orang tua mereka tak pernah bertengkar, orang tua mereka selalu mendidik kedua anak laki-lakinya dengan baik dan juga tegas.

Di ruang tamu, Zendra bersama dengan keluarganya membantu Zaki untuk menyusun lego-lego kecil yang baru saja di beli oleh Zaki. Zaki memang salah satu orang yang sangat menyukai lego, pokoknya apa pun bentuknya, jika itu Lego, Zaki akan membeli untuk mengoleksinya. Di sisi lain, Yola hanya bisa merekam kebersamaan kedua anak laki-lakinya dan sang suami yang sesekali bercanda dan tertawa bersama-sama.

Berbeda dengan rumah Meysha dan Mahen.

Rumah besar yang Mahen dan Meysha tempati terasa sangat sunyi, setelah kepulangan Heru dan Sera, keduanya memutuskan untuk langsung beristirahat tanpa berinteraksi dengan Mahen dan Meysha, karena keduanya full bekerja dari pagi hingga malam. Jadi, tak ada waktu untuk mereka mengobrol bersama.

Setiap malam, Meysha hanya bisa menyendiri di dalam kamarnya, merasa sangat kesepian. Setiap hari, setiap malam, Meysha merasa bahwa dia hanya sendiri tak ada yang sama sekali bisa membuatnya merasa terhibur.

Hal yang paling sering di lakukan oleh gadis itu setiap malam adalah merindukan almarhum kedua orang tuanya dan menangis, setelah itu dia akan tertidur lelap.

"Andai mamah sama papah masih ada, hidup Meysha gak mungkin begini kan?" Ucap Meysha dengan senyuman getir. Menatapi bingkai foto besar yang terpajang di tembok kamar Meysha. Foto sebuah keluarga yang tersenyum bahagia dan saling merangkul.

"Aku sendirian tahu, mah, pah. Kak Mahen baik banget, tapi kak Mahen punya kesibukan sendiri, Meysha gak bisa terus untuk mengandalkan kak Mahen kan? Kalau sudah dewasa nanti dan kak Mahen sudah sibuk sama dunia kerja, siapa yang bisa Meysha andalkan?"

Air mata Meysha berhasil menetes membasahi pipi mulusnya, tak kuasa menahan tangis, walaupun sudah lima bulan yang lalu, tapi Meysha tetap merasa masih kehilangan dan tidak ikhlas merelakan kepergian kedua orang tuanya.

Suara ketukan pintu terdengar membuat tangisan Meysha terhenti, bahkan Meysha dengan cepat sampai menghapus air matanya dengan telapak tangannya karena tak ingin ketahuan menangis. Gadis itu bergegas berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu.

Sera, wanita itu berdiri di depak pintu kamar Meysha dengan wajah yang khawatir. Sera di tambah khawatir melihat mata Meysha yang memerah seperti habis menangis. Sera dengan segera bertanya. "Nak, kamu kenapa?" Tanya Sera.

"Gak apa-apa tante, kelilipan barusan," Jawab Meysha.

Mendengar jawaban basic yang sering di katakan semua orang ketika meneteskan air matanya, Sera menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin gak apa-apa. Sayang, kalau punya masalah kamu bisa cerita sama tante," Ucap Sera.

"Maaf kalau tante kurang perhatiin kamu, kurang ada interaksi untuk kita mengobrol setelah tante ke terima kerja di kantor tante. Tapi, tante tolong, walaupun komunikasi kita kurang, kalau ada apa-apa atau pun kamu lagi merasa sedih, cerita ke tante ya. Jangan begini, tante merasa bersalah," Tutur Sera.

Sera menarik Meysha ke dalam dekapannya dan tangis Meysha kembali pecah, Meysha kembali menangis karena tak kuat untuk menahan tangisan yang selama ini di tahannya. Meysha memeluk Sera erat, seraya berkata. "Meysha kangen papah dan mamah, tante."

"Meysha mau kayak dulu lagi, Meysha gak bisa hidup tanpa mereka. Meysha menyesal, kenapa dulu Meysha membiarkan papah dan mamah pergi keluar kota untuk pekerjaan mereka yang gak seberapa? Meysha menyesal," Ucap Meysha dengan suara yang bergetar.

Mendengar tangisan Meysha, membuat Mahen dan Heru yang berada di kamar keduanya langsung buru-buru keluar dari kamar menghampiri Meysha dengan wajah khawatir.

"Dek, are you okay?"  Mahen panik, sampai-sampai saat Sera melepaskan pelukan Meysha, Mahen langsung memeluk sang adik erat.

"Kamu kenapa, kenapa nangis?" Tanya Mahen dengan suara lembut.

"Rindu, rindu papah dan mamah. Capek banget tahu kak, capek di bully gara-gara yatim piatu," Jawab Meysha. "Pengen di peluk mamah,"

Mendengar itu, Mahen semakin mengeratkan dekapannya pada Meysha, matanya mulai berkaca-kaca, ikut merasa sedih melihat Meysha yang menangis karena belum merelakan kepergian kedua orang tuanya.

"Mey, ayo ikhlas, jangan terus begini, kamu gak kasihan sama mamah dan papah di sana?"

"Gak bisa kak, maaf."

Malam itu, keadaan rumah benar-benar menjadi hening dan penuh dengan tangisan serta luka, mereka kembali mengingat kejadian lima bulan yang lalu, mereka masih belum ikhlas menerima kepergian kedua sepasang suami istri yang meninggal di waktu yang bersamaan.

Tbc

Mey? Peluk Meysha guys!!!

Semangat untuk kalian di luar sana yang punya keadaan seperti Meysha. Intinya sesusah apapun hidup kalian secapek apapun, jangan pernah berpikiran untuk menyerah karena dari situ kalian gak dapat apa-apa,yang kalian dapat hanya penyesalan. kalian harus bisa bangkit dari keterpurukan, karena hidup kalian gak di situ-situ aja. semangat guys💐💕

jangan lupa follow Instagram Chichkenwink/@luvchichkenwink untuk info update Nazendra.

Vote dan komentnya juga kencengin yuk😫💕

 NAZENDRA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang