SEMBILAN BELAS

6.6K 512 58
                                    

halo luvvie aku update ❤️

makasih yang udah mau mampir ke cerita KETOS GALAK NAZENDRA ini!!!

jangan lupa aku di wattpad, Instagram.

Instagram : @luvchichkenwink

TERIMAKASIH BUAT YANG UDAH FOLLOW SEMUA AKUN CHICHKENWINK 😍❤️

‼️ don't be a silent readers‼️

Meysha dan Zendra kembali berjalan kaki setelah keduanya membeli martabak yang tak jauh dari rumah Meysha. Padahal, Meysha tak apa untuk berjalan seorang diri membeli martabak tanpa Zendra, tapi tampaknya Zendra tak mau membiarkan Meysha seorang diri untuk berjalan kaki di malam hari yang cukup sepi ini.

"Aduh," Ringis Meysha kala kakinya tak sengaja menabrak sebuah batu berukuran sedang yang berada di tengah jalan sampai membuatnya hampir saja terjatuh karena merasa linu pada bagian sudut kakinya.

Keduanya langsung menghentikan langkah mereka. Zendra memegang tangan Meysha yang tampak merintih kesakitan untuk membantu gadis itu berdiri, Zendra menundukkan kepalanya. "Kaki kamu gak sengaja menabrak batu itu?" Tanya Zendra.

"Iya kak, astaga," Meysha memutar bola mata malas dengan ketidak pekaan Zendra yang bisa-bisanya sudah melihat Meysha tak sengaja menabrak baru berukuran sedang itu malah bertanya.

Zendra menuntun Meysha untuk duduk di pinggiran jalan untuk mengecek kondisi kaki Meysha. Tanpa berkata apa pun, Zendra tiba-tiba saja melepaskan sendal Meysha dan mengecek luka Meysha.

Melihat itu, Meysha langsung berteriak. "AAAAAA JANGAN DI PEGANG KAK!" Teriak Meysha.

Zendra tersentak mendengar teriakan Meysha yang kebetulan di depan mereka banyak rumah-rumah yang bersebelahan, jangan sampai penghuni di sana keluar hanya karena mendengar teriakan Meysha yang cukup menyaring itu.

"Shutt, jangan teriak, nanti saya di kira ngapa-ngapain kamu!" Omel Zendra dengan wajah kepanikan sedangkan Meysha tampak menahan nangis sembari cemberut kepada Zendra.

Zendra berjongkok di hadapan Meysha. "Gak usah nangis, jangan cengeng," Ucap Zendra dengan wajah datar.

Mendengar itu, Meysha yang cemberut dan menahan tangis langsung memasang ekspresi wajah datar seperti Zendra, air matanya tertarik begitu saja masuk ke dalam, gadis itu tak akan menangis di hadapan Zendra yang galak ini.

"Ayo pulang!"

Zendra kembali berdiri dan mengambil kantong plastik berisi sekotak martabak itu agar Meysha tak usah membawanya dengan susah payah. Zendra menatap malas Meysha yang malah terduduk dengan wajah melas.

"Ayo, mau di sini sampai malam?" Tanya Zendra.

"Kak, kaki saya sakit," Ucap Meysha dengan nada manja.

Zendra terdiam. "Sakit yang mana? Tadi mau saya periksa kamu malah teriak, salah siapa?"

"Ya udah maaf, marah-marah mulu," Dumel Meysha yang kembali berdiri.

"ADUH!" Meysha hampir saja terjatuh namun Zendra dengan cepat menahan tangan Meysha.

"Kuat gak jalan?" Tanya Zendra.

Meysha menggeleng. "Gendong dong,"

Zendra mengerutkan keningnya mendengar permintaan Meysha barusan yang meminta untuk di gendong oleh Zendra. Sebenarnya dalam lubuk hati Zendra, dia benar-benar tak bisa menahan senyumnya dan rasanya Zendra ingin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Meysha yang lugu dan menggemaskan itu.

"Kakak, ayo dong, sakit tahu kaki aku," Rengek Meysha layaknya Zendra adalah kakaknya sendiri.

"Badan kamu berat," Sahut Zendra.

Meysha langsung menunduk, menatapi bentuk tubuhnya yang katanya Berat itu. "Berat? Perasan badan aku kecil deh, kan kakak sendiri yang bilang aku triplek," Sindir Meysha.

Zendra menghela napas dan tanpa berkata apa pun laki-laki langsung menggendong Meysha, menggendongnya di belakang tubuhnya sembari membawa sebungkus martabak tanpa meminta Meysha untuk memegangnya. Alasan Zendra menggendong Meysha tanpa berkata apa pun, laki-laki itu sudah tahan melihat ekspresi lugu Meysha.

Meysha tersenyum manis kala berhasil membuat Zendra menggendongnya. "Katanya badan aku berat," Ucap Meysha dengan nada menggoda.

"Kalau gak saya gendong, kamu pulang naik apa? Ngesot?" Tanya Zendra membuat Meysha menatapnya kesal.

Meysha memukul pundak Zendra. "Jahat banget kakak,"

"Habisnya. Makannya, lain kali kalau jalan itu lihatnya jalanan bukan lihatin saya, jadinya nabrak kan, mana kaki kamu memar tuh sampai membiru keunguan gini," Oceh Zendra seraya mengecek sebelah kaki Meysha.

"Kok dia tahu aku nabrak tuh batu gara-gara lihatin muka dia?" Batin Meysha kebingungan seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kata kakak, saya boleh manja tapi manjanya sama kakak aja," Ucap Meysha yang kembali mengingatkan Zendra.

"Terus kamu mau manja-manja sama saya gitu?"

"Iya." Meysha tertawa konyol mendengar jawabannya sendiri sedangkan Zendra hanya tersenyum mengingat ucapannya beberapa hari lalu kepada Meysha. Baiklah, Zendra tidak akan memarahi Meysha lagi.

Walaupun merasa salah tingkah, Zendra tak mau banyak-banyak bicara dengan Meysha.

"Kak kalau capek bilang ya," Ucap Meysha sedangkan Zendra hanya menyahutinya dengan anggukan saja. Dan setelah itu keduanya tak mempunyai percakapan apa pun, mereka sama-sama terdiam dengan senyuman manis Meysha yang senang karena berhasil membuat Zendra menuruti permintaannya.

Sepanjang jalan, Meysha menatapi punggung lebar Zendra. "Wow, lebar banget punggungnya, cocok nih dekap aku," pikir gadis itu dalam hati seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tbc

Meysha era cegil kah? 😜😜😜

YUK YANG PENASARAN SAMA EPISODE SELANJUTNYA, JANGAN LUPA KOMENT NEXT DAN JUGA VOTE. VOTE ITU GRATIS YA GES YA😩😩😩😩

terimakasih buat yang sudah vote❤️

 NAZENDRA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang