PART 65

1.3K 77 27
                                    

Bismillah💦
Happy reading...💙💙😆

---------------------------------------------------

Assalamu'alaikum semua,
Selamat mebaca yah, jangan lupa vote, tinggalkan jejak silahkan berkomentar di bawah😊

Next lanjutanpart sebelumnya

Kejadian yang menimpa Gus Syahdan sangatlah membuat Afia benar-benar cemas, khawatr, dan sangat was-was terhadap kesehatan Gus Syahdan. Sebab kejadian tersebut membuat Gus Syahdan lemas, wajahnya pucat, dan masih setengah sadar.

"Mas?"

Afia duduk tepat di samping Gus Syahdan berbaring di sofa.
Sembari mengelus pelan pipinya, Afia terus mengucap Istighfar dan berdo'a dalam hatinya.

"Ndoe, sebaiknya suamimu dibawa ke kamar tamu saja,"
Saran dari Umi.

"Kenapa ndak di kamar Afia saja Mik?"

"Kamu kan sedang hamil, ndak baik naik turun tangga keseringan, di kamar tamu saja nggeh, sudah Umi bersihkan."

"Matursuwun Umi."

Afia pun mulai menyingkirkan bantal yang ada di bawah kepala Gus Syahdan dengan sangat pelan. Namun Afia juga kebingungan bagaimana caranya ia mengangkat tubuh sang suami? Sedangkan dirinya tengah berbadan dua?

"Ngapunten ning, biar saya sama ahmad saja."

Tiba-tiba Ustadz Ali pun datang bersama kang Ahmad, yang siap membantu untuk membopong Gus Syahdan ke dalam kamar. Sebelumnya Umi Khadijah sudah memerintahkam Ustadz Ali bersama Kang Ahamd untuk membantu sang menantu.

"Matursuwun sanget Ustadz, kang Ahamd."

Afia pun memasrahkan semuanya pada Ustadz Ali dan Kang Ahmad.

Setalah selesai membopong Gus Syahdan Uastadz Ali dan Kang Ahmad pun kembali ke aktivitasnya masing-masing, berhubung waktu sudah menunjukan waktu sholat Maghrib, Afia pun kembali membangunkan sang suami.

"Mas, bangun yuk, kita sholat."
Ucap Afia dengan tutur kata yang sangat lembut.

Pov Ning Afia💙

Jujur saja aku tak tega melihat suamiku terluka seperti itu, aku jadi teringat kejadian wajtu kecelakan saat hamil Yusuf, kami sama-sama terluka, dan lebih sedihnya kami diruangan yang berbeda saat tengah di tangani, sebab diriku dalam keadaan air ketuban sudah pecah, apa boleh buat akhirnya cesaar juga. Seketika sadar malah mendengar berita tak enak, kalau suamiku tengah di ruang ICU.

Hanya masa lalu yang kelam, kuharap tak akan terulang kembali kejadian itu, cukup satu kali saja.

"Adek,"

"Iyah mas?"

Gus Syahdan mulaí mencoba untuk bangun sendiri walaupun keadaanya masih lemas, sebab darah yang keluar memang cukup banyak.

"Saya mau wudhu."
Ucap Gus Syahdan sembari menurunkan kakinya dari atas kasur.

"Sudah mas disini saja,biar adek ambilkan air,"
Aku pun melangkah pelan, namun belum sempat membuka pintu kamar.

"Dek,"
Gus Syahdan memanggilku.
Aku pun berbalik arah dan menatapnya dari jarak cukup jauh sedikit, hanya dari pintu ke ranjang.

"Mas mau wudhu sendiri,"
Pitanya.

"Mas yakin?"

"Nggeh dek."

Sebenarnya aku tak Yakin suamiku mampu berjalan disaat kondisinya tengah benar-benar tak memungkinkan untuk berjalan menuju kamar mandi dekat dapur.

Kau Imamku Aku Makmummu [2024 Full REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang