PART 52

1K 71 9
                                    

Assalamu'alaikum
Bismillah💦
Happy reading...

---------------------------------------------------

6 TAHUN KEMUDIAN

Rasanya tak menyangka kalau aku sudah menjalani pernikahan hampir 7 tahun berjalan. Rasa syukurku tak henti-hentinya aku ucapkan pada rabbku. Alhamdulillah walaupun banyak ujian rintangan yang selalu menerpa rumah tanggaku. Tapi aku bersyukur mempunyai suami seperti gus Syahdan. Pria yang pertama aku temui dan serumah denganku. Awalnya hanya sebagai tamu sementara menempati ruamh milik orang tuaku dan sekarang dia bukan memjadi tamu lagi tapi pemimpinku yanh selalu menentap selamanya bersamaku.

Dan lebih bahagianya lagi serta tak lupa untuk bersyukur yakni kehadiran Yusuf di tengah-tengah keluargaku, setelah kehadirnya rumah terasa lebih bewarna karena Yusuf. Apa lagi, dia sekarang sudah pandai berjalan dan berbicara, sempat masih tak menyangka kalau anakku dengan mas Syahdan sekarang sudah tumbuh menjadi anak yang pintar.

Tapi ada yang membuatku was-was ketika Yusuf bermain dengan gus Syahdan pasalnya Yusuf selalu saja mengikuti apa yang gus Syahdan lakukan dan aku hanya takut saja gus Syahdan tak mengajari yang benar mana yang ngak mana. Tapi aku percaya suamiku bisa walaupun kadang sedikit membuatku kesal selalu menjahili anaknya sendiri.

"Lee?! Sarapan dulu buyyamu juga suruh sarapan."
Pintaku yang tengah berada di dapur dalem milik mertuaku.

Semenjak Abah mertuaku sakit aku jadi ikut suami untuk tetap berada disini, aku tak mau menjadi istri yang durhaka jadi, aku menuruti kemauan suamiku sebagai bentuk abdhiu terhadap suami. Tapi alhadulillah suamiku selalu peka terhadap perasaanku, ia selalu mengatarku untuk ke rumah orang tuaku sekedar untuk mengecek kondisi orang tuaku sekaligus slaturahmi agar ijatan keluarga selalu terjaga dengan baik.

"Bilang ke bubun, buyya mau kopi dulu buatin ya. Yusuf bilang kaya gitu yah ke bunbun oke, buyya tunggu di depan teras oke." Ucap gus Syahdan sembari duduk di kursi depan sembari melihat sekeliling halaman.

"Bunbun siapa buyya?"
Tanya Yusuf yang sangat polos.

"Bunda maksudnya, yaudah sana masuk ke dalem,"

"Ouh bunda, siap bos."

Yusuf pun berlari menuju kearah dapur dengan lihainya ia berlari sampai-sampai tak sengaja menabrak eyang uti (nenek) yang tengah berjalan membawa nampan berisi kue bolu untuk para tamu yang akan datang pagi ini.

"Asstagfirullah!"
Umi Maryam kaget dan tak sengaja menjatuhkan kue yang ada di penampan. Langsung saja ia ambil kue bolu yang terjatuh berserakan di lantai.

Tanpa di beri perintah Yusuf langsung mengambil semua bolu yang terbungkus rapi ia letakan di penampan yang tengah di bawa umi Maryam.

"Baik sekali cucu eyang, lain kali hati-hati yo lee."

"Inggih eyang uti, maaf Yusuf mboten sengaja."

Tiba-tiba Afia datang dari arah dapur menuju ke arah suara.
Ia melihat umi mertua tengah berbicara dengan anaknya, ia pun menyanbangi.

"Ono opo mi?"

"Ndak apa-apa, hhe anakmu iki loh masyallah, bantuin umi rapihin kue iki yang tadi jatuh."

"Oulah, maaf nggeh mi kalau Yusuf ndak bisa anteng sampe jatoh begitu."

"Namanya juga anak kecil ndo, ndak apa-apa. Yo wes umi mau kedepan dulu yo,"

"Inggih monggo mi,"

Umi maryam pun berlalu meninggalkan Afia dan Yusuf dekat ruang keluarga.

"Lee, jangan lari-larian nggeh nanti jatuh gimana?"

Kau Imamku Aku Makmummu [2024 Full REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang