PART 47

1.1K 74 13
                                    

Assalamu'alaikum
Bismillah💦
Happy reading...

---------------------------------------------------

Setelah menempuh perjalanan ndhalem menuju rumah sakit sekitar 10 menit, akhirnya gus Syahdan dan Afia pun sampai di rumah sakit.

Dengan sigap gus Syahdan memopang beban tubuh Afia, perasaannya yang tak karuan di tambah Afia yang tak kunjung siuman membuat gus Syahdan makin khawatir saja.

"Sus! Tolong istri saya,"

Gus Syahdan membopong tubuh Afia dan berjalan lebih cepat dan cekatan karena khawatir keadaan istrinya yang masih belum siuman.

"Langsung di bawa ke ruang UGD saja pak sebelah sana,"
Suster pun langsung menujukan ruang tersebut .

Gus Syahdan langsung mengikuti arahan suster.
Afia langsung menuju ke ruang gawat darurat.

"Silahkan bapak tunggu di luar, biar dokter memriksa keadaan pasien," ucap suster.

"Tolong apapun yang terjadi selamatkan istri saya sus,"

Rasa panik, khawatir, kecewa dan menyesal tengah gus Syahdan rasakan.

"Kami akan usahakan semaksimal mungkin,"
Jawab suster dan langsung menutup pintu ruangan.

"Ya Allah....."

Air mata pun tak lagi bisa di bendung, gus Syahdan menangis menyesali apa yang ia perbuat pada istrinya sendiri.
Ia menyesali karena perkataanya pada istri yang dingin, dan sikapnya yang acuh tak acuh, entah apa yang di fikirkan gus Syahdan saat itu, tiba-tiba saja menyalahkan Afia, bersikap dingin, kaku, dan tak perduli. Saat ini hanya ada rasa penyesalan di dalam diri gus Syahdan.

Ia pun menunggu istrinya di luar ruangan. Dengan perasaan menyesal dan tegang menylimuti diri gus Syahdan.

"Apa yang harus aku lakukan,"

Beberapa menit kemudia suster dan dokter yang menangani Afia pun keluar dari ruang tersebut dan memberi tahukan keadaan istrinya saat ini.

"Dokter, bagaimana keadaan istri saya?"

Gus Syahdan berbicara dengan rasa khawatir dan bercampur aduk dengan penyesalan yang ia perbuat.

"Istri bapak hanya butuh istirahat yang cukup, dia kekurangan darah saja mangknya lemas, terus ada sedikit luka di kakinya, sudah saya obati itu hanya luka ringan, sebentar lagi juha siuman." Jelas bu dokter.

"Alhamdulillah, terimakasih dok."

"Silahkan tunggu pasien di dalam saja, saya permisi dulu."

Dokter itu pun pergi dan berlalu meninggalkan gus Syahdan sendirian. Sedangkan dirinya pun langsung masuk saja ke dalam ruangan. Terlihat Afia tengah tak sadarkan diri.

Gus Syahdan melangkah dengan pelan menuju ke arah Afia. Sembari melihatnya dengan penuh harapan agar Afia segera siuman.

Gus Syahdan pun mengambil kursi tepat di samping Afia.
Ia pun duduk dan menatap wajah Afia dengan penuh harapan.

"Maafin saya," ucapnya dalam hati.

"Sebaik-baiknya mencintai adalah cinta karena sang Pencipta cinta itu sendiri. Sayangi kekasih halalmu
Sebagai wujud syukur atas rasa cinta
yang Allah ciptakan."

Dengan perlahan tangan gus Syahdan mengenggam tangan kanan Afia, gus Syahdan masih terdiam sembari menatap wajah Afia yang sangat pucat sekali.

"Semoga ada kata maaf untuk saya,"

"Saya ndak mau terhatui karena kesalahan saya sendiri."

Kau Imamku Aku Makmummu [2024 Full REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang