PART 69

2K 98 38
                                    


Bismillah💦
Happy reading...💙💙😆

---------------------------------------------------

Tak terasa usia kandungan ku sudah memasuki sembilan bulan, sebentar lagi aku akan melahirkan kata dokternya sekitar seminggu lagi, dan ini baru memasuki hari pertama di H-7, tinggal menghitung hari ataupun waktu aku akan melahirkan.

Hari ini masih sangat pagi sekali, Gus Syahdan masih tertidur pulas, sedangkan aku masih berbaring di sampingnya.

"Sugeng injing suamiku,"
Bisikku pelan.

Dan sesekali aku mengelus pipi Gus Syahdan dengan lembut, entah apa yang ia mimpikan yang jelas aku suka melihat wajah polosnya ketika ia tertidur pulas.

Sambil sesekali mengajak bayiku berbicara, atas tingkah laku Gus Syahdan membuatku tak sabar ingin melihat buah hatiku dengan Gus Syahdan.

Tapi entah kenapa tiba-tiba perut bagian bawah sedikit kencang membuatku sedikit menahan sakit. Aku yakin ini hanya kontraksi biasa.

"Sshhh," aku mengeluh pelan.

Tiba-tiba tangan Gus Syahdan mengelus perutku, matanya masih terpejam tapi entahlah, mungkin ia sedang mengigau atau? Memang ia mendegar saat aku mengeluh pelan.

"Kenapa dek,,,"
Ucap Gus Syahdan pelan, lemas, dan suaranya sedikit serak, matanya masih saja terpejam namun, tanganya terus mengelus pelan perutku.

"Ssshhhh...."
Aku sedikit meringis menahan sakit.

Aku pun beranjak bangun dan bersandar di bantalku. Sedangkan Gus Syahdan langsung panik, dengan tatapan syok dan ngatuk karena semalam ia sibuk dengan acaranya.

Rambutnya yang acak-acakan matanya yang masih terpejam dan terkadang ia membuka matanya untuk memastikan diriku baik-baik saja.

"Sayang, kamu kenapa toh? Mana yang sakit?" Tanya Gus Syahdan sembari memegang-megang perutku pelan.

Ia terduduk di hadapanku kakinya menyila dan mulai berbicara di hadapan perutku yang buncit.

"Dede, anaknya buyya... jangan nakal yah, kasian bunda, jagain bunda yah nak," ucap Gus Syahdan dengan suara yang lembut.

Aku hanya tersenyum malu ketika Gus Syahdan berbicara seperti itu kepada anakku yang masih di dalam perut.

"Gimana dek? Masih sakit?"
Tanya Gus Syahdan sembari merapihkan rambutnya dengan tanganya sendiri.

Aku menganguk pelan dan tersenyum manis dihadapan suamiku.

"Mas,"

Ia yang sempat ingin turun dari ranjang langsung membalikan badannya dan menatapku.

"Iyah dek, kenapa toh?"
Tanya Gus Syahdan.

"Terimakasih mas,"
Dengan suara lirih.

Ia pun mendekatiku kembali dan,

"Muach!"

Satu kecupan mendarat di pipí kananku.

"Iyah sayang, sama-sama sudah tugas mas jagain kamu." Jawabnya yang begitu peka dengan keadaanku sekarang.

"Mas mau kemana?"
Tanyaku yang melihat Gus Syahdan beranjak pergi dari atas ranjang.

"Mau kedapur dek, ambil minum buat kamu." Jawabnya bergegas menuju ke dapur.

Gus Syahdan berjalan nampak lemas dan lesu mungkin karena ia baru saja bangun tidur.

Sedangkan aku merasa ingin buang air kecil, alhasil aku melangkah pelan menuju ke kamar mandi.

Kau Imamku Aku Makmummu [2024 Full REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang