PART 46

1.4K 88 25
                                    

Happy reading...
Next yuk...

Bismillah...
__________________________________________

Hari sudah siang suamiku tak kunjung pulang juga, selepas sholat duhur selsai aku segera bersiap untuk memasak karena kebetulan sekali yusuf sedang tidur, dengan senang hati aku langsung menuju ke dapur meninggalakan Yusuf di kamar.

"Panas sekali cuaca hari ini,"

Aku pun langsung mengambil sayuran lalu kucuci dan ku rendam sembari aku memotong bawang serta bumbu yang lainnya.

"Kemana yah gus Syahdan, kok jam segini belum pulang,"
Afia cemas sembari tetap fokus memotong sayuran yang sudah di cuci dengan air bersih.

"Ndak mikirin anak po di rumah ngak ada yang jagain,"
Ucapnya kembali sembari menumis bumbu.

"Dah gitu pergi ndak bilang-bilang lagi, dikira ndak cemas,"
sambung Afia kembali

Padahal gus Syahdan tengah duduk di meja makan tanpa Afia ketahui bahwa gus Syahdan sudah pulang saat dirinya baru saja masuk ke dapur, namun Afia tak mengetahui sebab gus Syahdan tak mengetuk pintu dan tak menguapkan salam.

"Mau enaknya saja, yang susah susah aku semua yang nangung," Afia masih saja misuh-misuh di depan kompor sembari memasak.

Gus Syahdan yang mendegar dan melihatnya pun menahan tawa sembari tetap menyimak sang istri yang tengah marah-marah sendiri tak jelas.

"Ndak bersyukur banget punya istri udah baik, cantik, plus punya anak masih saja keluyuran tanpa izin ke istri,"
Ucap Afia kembali

"Siapa yang ndak bersyukur?"
Ucap gus Syahdan sembari tersenyum
dan memeluk Afia dari belakang.

Sontak saja Afia kaget mendengar suara seseorang
Dan lebih kagetnya ada tangan orang melingkar diperutnya.

"Asstagfirullah! Suaranya kok kaya kenal yah?"
Ucap batin Afia sembari melihat tangan orang itu di perutnya.

"Ya allah tanganya kok kaya kenal?"
Ucapnya kembali sembari melihat tangan orang itu.

"Cincinya kok mirip cincin perniakahnku sama gus Syahdan yah?" Ucapnya pelan.

"Ini saya suamimu, kenapa?"

"Mmm ndak apa-apa kok,"
Afia langsung cuek karena malu.

"Siapa yang tadi bilang saya ndak bersyukur?"
Tanya gus Syahdan sambil mengeratkan pelukanya.

"Ndak tau? Salah denger kali, iki lepas sek mas saya lagi masak tau,"
Jawab Afia masih cuek dan tak ingin mengaku kalo dirinyalah yang mengatakan gus Syahdan tak bersyukur.

"Suamimu ndak budek tau,"
Sambung gus Syahdan kembali.

"Yang bilang njenengan budek siapa?"
Tanya Afia pada gus Syahdan.

"Mas lepas toh, saya mau masak iki ya Allah,"
Sambung Afia kembali.

"Emang ndak ada yang ngomong saya budek, tapi saya denger kok tadi kamu ngomong apa ke saya,"
Jawab gus Syahdan tak mau kalah.

"Udah toh mas lepasin saya lagi masak, mending njenegan pergi ke kamar jagain Yusuf,"

"Ndak mau, saya pengen kaya gini sama istri saya,"

"Mass,,,"

"Hmmm, opo toh,"
Jawab Gus Syahdan tetap masih memeluk Afia erat.

"Lepasin!"
Tegas Afia.

"Ndak mau, kan kamu istri saya masa saya ndak boleh meluk kamu,"
Ucap Gus Syahdan tak mau mengalah.

"Emang suami ndak punya otak, udah tau istrinya lagi masak, ndempel-ndempel mulu ndak tau situasinya ngak tepat po,"
Ucap batin Afia.

Kau Imamku Aku Makmummu [2024 Full REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang