PART 5

4.5K 270 4
                                    


Dear Shalihah
"Tugasmu hanya memperbaiki dirimu, semakin kamu baik semakin Allah memilihkanmu
Yang terbaik untukmu"

POV GUS SYAHDAN

Gus Syahdan berjalan keluar dari masjid dengan tergesa gesa karena Ning Afia, namun ia kedapatan melihat Ning Afia sedang mencari sesuatu, alhasi ia langsung menghampiri Ning Afia.

"Ning lagi nyari opo toh?" Tanya gus Syahdan.

"Ini loh saya lagi nyari sendalnya abah yang saya pake tadi kok ndak ada yah malah sendalnya tinggal dua pasang pastinya punya njenengan sama ustadz Ali," ucap Afia menjelaskan sembari membawa mukenah dan sajadah yang sudah di lipat.

layaknya santri biasa Ning Afia hanya memakai sarung santri baju putih dan krudung putih, terlihat sederhanan namun terlihat sangat cantik, sampai-sampai gus Syahdañ tak berkedip melihat kecantikan gadis dihadapanya itu.

"Masyallah bener bener cantik banget kena sinar mata hari udah kaya bidadari turun dari langit," ucap batin Syahdañ sembari melihat Gadis cantik berkrudung putih yang tidak lain ialah Ning Afia seorang anak kyai.

"Heyy...halooo...! Kok nglamun loh bukanya bantuin saya nyari sendal atau kasih solusi gitu," ucap Ning Afia yang begitu bawel sembari melambaikan tangan di depan wajah gus Syahdan yang nampaknya tengah melamun.

"Asstagfirullah ngapuntene ning, tadi ada kupu-kupu bagus banget jadi nglamun saya lihatnya, iyah ada apa toh?" ucap gus Syahdan yang sadar dari lamunnanya karena di kagetkan oleh Ning Afia yang nampaknya memang tengah kebingungan.

"Kok ada apa? Ini loh saya nyari sendal antum liat ndak sendal saya," ucap Ning Afia kembali menjelaskan.

"Duh sabar Afia, nguji kesabaran banget perasaan dari tadi aku udah kasih penjelasan ndak mudeng mulu,"
ucap batin Ning Afia agak sedikit kesal pada Gus Syahdan.

"Lah tadi ningnya taro dimana sendalnya kok bisa ndak ada, saya juga baru tau sendalnya ada yang hilang," ucap Syahdañ menjelaskan.

"Yahh tadi saya taro di sini loh,, pas sebelum masuk tapi kok ndak ada sih." ucap Ning Afia sambil terheran heran.

"lahh mosok di pondok pesantren ada yang brani ngambil sendal orang, sama ajah mencuri ndak mungkin juga santri sini mencuri," ucap Gus Syhdañ.

"Iyah juga sih tapikan masa sendal saya hilang kan sayang sendal bagus," ucap Ning Afia sambil berfikir.

"Ini bukanya sendalnya ningnya kan," ucap gus Syahdañ sambil menujukan sendal yang ada disamping sendal miliknya.

"Dihh bukan itu mah punya ustadz Ali deh kayanya,"
Ucap Ning Afia yang masih tetap memikirkan sendal.

"Yakin ini bukan sendal ningnya, perasaan bener deh tadi subuh ningnya pake sendal iki," ucap gus Syahdañ meyakinkan.

"Asstagfirullah iyah hhe ini sendal saya tadi pagi pake sendal punya abah, matursuwun Gus." ucap Ning Afia pipinya merah merona karena sudah telanjur malu sudah salah menagkap ucapan gus Syahdañ.

"Duh kenapa bisa-bisanya Ningnya bikin aku gemas saja,, untung saja saya sabar kalo ndak wes tak cubit,bikin kesel juga tapi yah di ingetin malah nggak nggak mulu," ucap batin Syahdañ sembari tesenyum manis melihat Ning Afia memakai sendal dengan malu malu.

Kau Imamku Aku Makmummu [2024 Full REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang