PART 35

2K 99 2
                                    

Assalamu'alaikum
Bismillah💦
Happy reading...

---------------------------------------------------

Bagaimana keadaanya? Apakah dia baik-baik saja? Bagaimana bila terjadi sesuatu padanya? Banyak Pertanyaan yang terpendam dalam benak Afia. Apakah suamiku selamat? Dan bagaimana keadaan anaku dan mas Syahdan?
Pertanyaan itu membuat Afia semakin khwatir akan keadaan suaminya, padahal dirinya sendiri masih dalam keadaan kritis karena banyak sekali mengeluarkan darah efek dari proses persalinan cesar.

Kedua belah pihak dari keluarga Afia dan gus Syahdan sudah mengetahui hal tersebut dari pihak rumah sakit maupun kantor polisi, Kedua orang tua Afia hanya bisa pasrah dan merasa syok sekali atas kejadian yang menimpa anak, menantu serta cucunya, bagaimana tidak? Kedua orang tua Afia menginginkan kehidupan rumah tangga putrinya agar selalu damai, bahagia, selalu dalam lindunganya, bahkan cucu pertamanya pun harus di rawat intensif karena kejadian yang menimpa anak serta mantu dan cucu pertamanya.

Tidak jauh berbeda dengan kedua orang tua gus Syahdan yang sanggat menyayangi anak bungsunya itu, melihat gus Syahdan terbaring lemah di ruang UGD tak tega sekali jika harus melihat tepat di depan kamarnya, seluruh keluarga besar hanya menginginkan gus Syahdan dan keluarga kecilnya kembali bangkit dari rasa sakitnya, kembali menghirup udara segar di luar ruangan, semua hanya Allah yang tau.

Kedua belah pihak hanya bisa pasrah dan berdo'a atas apa yang menimpa keluarga kecil gus Syahdan.

Pov. Ning Afia

Sebelumnya aku tak percaya akan kejadian yang menimpa dirku, aku terbangun dari tidurku, dengan selang infus yang sudah melekat di tangan kananku sontak saya aku bertanya pada salah satu suster yang saat itu mengotrol keadaan ku.

"Kenapa saya disini sus?" Tanyaku pada suster tersebut.

"Kejadian yang menimpa ibu saat itu membuat ibu berada di sini, untuk beberapa saat ibu, jangan banyak bergerak dahulu karena jahitan di perut ibu belum sepenuhnya kering," ucap suster tersebut dengan lembut.

Seketika aku langsung mengingat apa yang terjadi saat itu sampai-sampai aku ada di sini.

"Kami permisi dulu ya bu, jika perlu sesuatu tekan saja tombol dekat ibu," saut susternya kembai, aku pun tersenyum dan mengizinkan suster tersebut keluar ruangan dan sekarang aku hanya sendiri di ruangan ini.

Aku kembali menginggat kejadian yang menimpaku saat itu,
Namun aku masih belum bisa mengingatnya terlalu jauh, yang Aku ingat saat itu ketika diriku masih mengenggam tangan suamiku.
Dan aku berkata

"Jangan tinggalkan aku mas," ucapku saat itu.

Ya Allah apa yang terjadi pada Aku, suamiku dan anak pertamaku, semoga Engkau selalu melindungi keluarga kecilku, dan sekarang aku sangat lemas sekali mungkin karena aku habis melhirkan cesar karena itu badanku sangat lemas.

Tapi di balik rasa sakitku, bagaimana dengan suami dan anakku? Apakah dia baik-baik saja?

"Assalamu'alaikum ndok?" Ucap seseorang dari balik pintu ruangan.

"Wa'alaikumusalam masuk ajah pintu ndak di kunci," ucapku pada orang tersebut.

Ternyata Umi maryam dan umi Khadijah yang mengetuk pintunya, akupun tersenyum pada beliau berdua.

"Gimana ndok keadaanmu sekarang?" Tanya umik Khadijah.

Aku menghela nafas panjang untuk mengatakan keadaanku, karena aku merasakan sesak di dadaku membuatku susah untuk bernafas.

"Alhamdulillah mik sudah mendingan,"

"Syukurlah kalau begitu umi lega dengernya," ucap umi Khadijah.

Kau Imamku Aku Makmummu [2024 Full REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang