Kau Imamku Aku Makmummu [2024 Full REVISI]

PART 53

Assalamu'alaikum
Bismillah💦
Happy reading...

---------------------------------------------------

Pov Gus Syahdan

Sedikit cerita tentang istriku dari pandangan mataku. Terkadang aku suka bertanya pada diri sendiri, wanita yang aku nikahi adalah wanita yang pemalu, semakin aku dekati aku sentuh ia akan menghindar. Yang aku bingungkan ada diriku saat ini ilalah perlakuanku terhadap istriku, aku ingin sekali menjadi suami seutuhnya dengan Afia, tapi entah kenapa setiap aku memulai obrolan mesra pasti dia menghindar dan beralasan ada pekerjaan rumah tangga. Padahal dia sendiri yang mengatakan kalau dirinya ingin di perhatikan, ingin di sayangi, di cintai layaknya seorang yang sepesial dalam hidupku. Padahal aku selalu berusaha untuk mencairkan suasana, tapi enatahlah dia selalu menghindar perlakuan mesraku.

Aneh tapi nyata. Istriku yang amat cantik, rasa malu dalam dirimu terlalu berlebihan, bahkan aku seorang suami yang sudah menghalalkanmu hanya beberapa kali berkesempatan untuk menyentuhmu. Aku sering kali bertanya pada diri sendiri, apakah aku mempunyai kesalahan padanya? Atau memang kekuranganku terlalu banyak. Tapi aku lihat istriku memang sangat mencintaiku, bahkan dia tak menunut kekuranganku pada kedua orang tuanya justru menutupi semua aibku. Jujur aku sangat bersyukur memiliki istri selembut dan secantik Afia.

Hanya ada satu yang aku inginkan darinya. Yaitu perlakukan diriku seperti suami bukan seperti orang lain, karena sampai detik ini aku belum pernah melihat istriku bermanja-manja padaku, hanya pada saat dia tengah hamil besar saja aku merasakan sebuah keharmonisan rumah tangga yang hakiki masyallah.

Semoga berjalannya waktu kau tahu apa yang aku inginkan darimu. Aku sayang kamu istriku.

"Mas!?"

"Asstagfirullah! Adek ngagetin ajah."
Panggilnya membuatku kaget.

"Habisnya jenengan nglamun terus,"

Seorang wanita cantik tengah berdiri tepat di hadapanku yang tengah duduk di depan meja makan.

"Hhe nggeh maaf dek."
Sautku sembari tersenyum padanya.

"Jenengan makanya sudah?"
Tanya istriku sembari duduk di hadapanku.

"Sampun dek, ono opo toh kaya bingung?"

Aku kembali bertanya pada istriku, aku lihat raut wajahnya kelihatan seperti orang yang sedang kebingungan.

"Jenengan cuci tangan terus ke depan nggeh,"
Desaknya padaku sembari mengambil dua gelas.

"Ono opo toh dek?"
Tanyaku kembali yang masih penasaran, apakah ada seseorang yang datang ke rumah abahku?

Aku pun mendekati istriku yang tengah sibuk menuangkan air teh hangat ke dalam tiga gelas yang sudah ia ambil.

"Wes toh mas, jenengan cuci tangan dulu,"
Ucapnya sedikit bawel dengan suara lembutnya
membuatku gemas ingin mencubitnya, tapi aku tahu pasti ia akan marah jika aku mencubit pipinya.

"Nggeh saya cuci tangan dulu,"
Aku pun langsung ke wastaffel tak jauh dari meja makan.

Setelah selsai mencuci tangan aku pun kembali ke meja makan, dan bertanya kembali pada istriku.

"Dek?"

"Hmmm,"
Jawabnya sembari menyiapkan jajanan ringan di piring.

"Ada tamu?"

"Nggeh mas,"
Jawabnya singkat.

"Siapa?"
Tnyaku kembali.

"Adek ndak kenal juga, mungkin itu tamunya abah kayai."
Ucapnya sembari melangkah membawa nampan berisi tiga gelas teh hangat dan cemilan ringan.