28. Flashback ; Matahari dan Bulan

465 62 7
                                    










Setelah insiden terlambatnya datang kesekolah danbelajar serta kelompok bersama, kalian tentu saja sudah tahu bahwa Mark dan Velicya semakin dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah insiden terlambatnya datang kesekolah danbelajar serta kelompok bersama, kalian tentu saja sudah tahu bahwa Mark dan Velicya semakin dekat. Namun setelah beberapa waktu terlewati, rasa suka Mark terhadap Velicya kian bertambah. Di tambah lagi sikap Velicya terlihat seperti menerima gelagat Mark yang sudah jelas menyukainya itu, membuat Mark merasa diberi harapan yang jelas oleh Velicya.

"Nih" Mark menyodorkan segelas Americano kepada Velicya saat mereka berada di cafe kala itu setelah belajar kelompok selesai.

"Thankyou" Velicya tersenyum seraya menyeruput Americano dinginnya. Mark hanya menangguk sambil memperhatikan Velicya yang masih minum dan matanya tertuju pada jalanan kota Seoul. Cukup ramai.

"Omong-omong, Lucas kemana? Dia nggak ikut belajar kelompok?" tanya Velicya seraya menatap Mark.

Mark mengedikan bahu, "Lucas nggak suka belajar bersama, anak itu lebih suka menyendiri kalau untuk urusan belajar." Jawab Mark santai.

Velicya mengangguk-angguk, pertanda bahwa ia mengerti dengan ucapan Mark barusan. Gadis itu menyeruput kembali Americano-nya dan menatap ke luar jendela Cafe. Sementara Mark lebih memilih untuk tetap memperhatikan Velicya, gadis yang ia sukai. Gadis itu sepertinya masih tidak menyadari bahwa Mark diam-diam memperhatikannya seperti ini. Apa jangan-jangan Velicya nggak sadar kalau gue suka sama dia?

Mark masih memperhatikan Velicya hingga mata gadis itu membulat dan mengalihkan pandangannya kepada Mark. " Kenapa?" Tanya Mark pada Velicya. Gadis itu tersenyum lagi dan menaruh gelas Americanonya di atas meja kembali.

Kini Velicya mengambil tasnya, lalu merogoh isi dalam tas berwarna coklat tua itu. Tak lama kemudian Velicya menyodorkan sebuah gelang kepada Mark. Gelang itu memiliki hiasan matahari yang tergantung di ujungnya.

"Aku bikin sendiri loh," kata Velicya antusias, " aku nggak tahu kamu suka warna apa. Jadi aku bikin warna hitam, aku pikir warnanya cocok untuk kamu." Lanjut Velicya sambil tersenyum hangat.

Mark yang tak kalah antusias menerima galang buatan Velicya, segera memakainya. "Bagus banget! Terimakasih ya!"

Velicya mengangguk sambil tersenyum dan memperhatikan Mark mengenakan gelang buatannya itu. Dia senang karena cowok yang dihadapannya ini menyukai hadiah kecil itu.

"Aku bikinnya dua. Yang satu untuk kamu, yang ini untuk aku." Ujar Velicya lagi seraya mempamerkan gelang yang juga baru saja ia ambil dari dalam tasnya. Modelnya sama dengan gelang yang kini sudah Mark kenakan, hanya saja milik Velicya ini berwarna abu-abu dan gantungan hiasan gelang tersebut adalah bulan.

"Sini aku bantu pasangnya." Mark mengambil gelang yang masih Velicya pegang, "Mana tangan kamu?" tangan Mark terulur ke hedapan Velicya, menunggu gadis itu juga mengulurkan tangannya.

Tak butuh menunggu lama Velicya segera mengulurkan tangannya kepada Mark seraya tersenyum. "Tumben nih kamu baik" gurau Velicya.

"Enak aja, aku baik tiap hari ke kamu tahu" desis Mark seraya memasangkan gelang ke pergelangan tangan Velicya.

Velicya hanya terkekeh dan lalu memperhatikan wajah Mark. Ganteng...

"Huuu, nggak asik nih" ejek Mark setelah mengenakan gelang Velicya.

"Kenapa Mark?"

"Nih,liat" Mark masih memegang pergelangan tangan Velicya dan memainkan gantungangelang Velicya, "Masa gantungannya beda sih? Harusnya sama, biar pasangan."

Velicya melengos dan terkekeh. "Mark, kamu tahu nggak sih arti gantungan ini? Aku kasih kamu gantungan matahari dan punyaku bulan itu punya alasannya." balas Velicya dengan senyum hangatnya.

Ah, gadis ini selalu tersenyum seperti itu kepada Mark.

"Alasan? Apa coba?" tanya Mark seraya memainkan jemari Velicya diatas meja Cafe.

Velicya memperbaiki duduknya agar bisa lebih dekat dengan Mark, ia kini ikut-ikutan memegang pergelangan tangan Mark yang dihiasi gelang buatannya itu. Gadis itu menatap Mark sambil tersenyum, lalu pandangannya turun menuju tangan mereka.

"Aku itu bulan karena bulan nggak akan ada kalau matahari juga nggak ada,Mark. Bulan membutuhkan Matahari agar dia bisa bersinar dalam kegelapan." Kini sorot mata Velicya beralih menatap Mark. 

"Begitu pun aku, aku butuh kamu. Kalau nggak ada kamu yang jadi teman aku, aku mungkin nggak bakal sesemangat ini ke sekolah. Aku jadi punya banyak teman karena kamu berhasil memaksa aku berbaur dengan yang lainnya." Jelas Velicya dan tentu saja dengan senyum hangatnya.

Setelah sadar bahwa Velicya sudah selesai dengan penjelasannya, Mark berkedip beberapa kali. Ini nggak mimpikan?

"Kamu...butuh aku?" tanya Mark untuk memastikan apa yang ia dengar barusan.

Velicya mengangguk,"Ya, aku butuh kamu."

Mark tersenyum lebar lalu menggenggam jemari Velicya erat. "Aku juga butuh kamu,Vel. Sama aku terus ya?"

Velicya mengangguk seraya terkekeh. "Kita barengan terus."

Malam itu di akhiri dengan Mark mengantar Velicya pulang dengan bis kota dan berjalan sambil bergandengan tangan hingga sampai di depan pagar rumah Velicya. Lalu disambung dengan percakapan dengan telfon hingga keduanya tertidur.

Tanpa mereka sadari bahwa matahari dan bulan tentu saja tidak akan bersama.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sickness | NCT MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang