13. Day 1

1.6K 278 27
                                    

"Jadi gimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kamu sama Mark, lancar?"

Claretta mengangguk, "Yah-begitulah. Paling cuma berantem sebentar terus baikan lagi." Jelas Claretta seraya mencomot sarapannya-roti.

"Berantemnya gimana? Mark kasar kamu?"

Claretta menelan roti dengan susah payah. Mark kasar? Haha. Tentu saja-

"Nggak kok,Mom" Claretta tersenyum lalu meneguk susu coklat yang tersisa setengah gelas dengan susah payah.

Menurut kalian gimana? Apa Mark 'kasar' ?

"Kalau Mark berani kasar sama anak Papa, Papa nggak segan-segan akan nuntut Mark. Dan hubungan kalian lebih baik disudahi saja"

Claretta mengangguk dan segera menyelesaikan sarapannya. Setelah itu ia izin untuk lari pagi. Tentu saja sendiri.

Sebelum berangkat, Claretta menuju kamarnya untuk bersiap-siap. Ia melirik jam dinding yang tergantung dekat jendela kamarnya. Waktu masih menunjukan jam tujuh pagi. Berarti tidak ada salahnya ia keluar untuk sekedar berolah raga.

Setelah selesai dengan urusannya dikamar, Claretta segera keluar dari rumah seraya memasang earphone ditelinganya dan menyalakan lagu kesukaan-nya. Tak lama kemudian, Claretta berlari- lari kecil dulu untuk pemanasan.

"Kalau Mark berani kasar sama anak Papa, Papa nggak segan-segan akan nuntut Mark. Dan hubungan kalian lebih baik disudahi saja"

Claretta menggigit bibir bawahnya seraya mempercepat larinya. Ucapan Papa tadi terus terngiang-ngiang ditelinganya.

Gimana kalau Papa tau?

Claretta menggeleng-gelengkan kepalanya. Berusaha menepis bayangan dimasa depan kalau orangtuanya tahu bagaimana sifat Mark berubah drastis secara tiba-tiba.

Hubungannya bersama berakhir? Ah, membayangkannya saja Claretta tidak berani. Claretta terlalu takut kehilangan Mark.

Ngomong-ngomong tentang Mark, sedang apa dia sekarang? Apa Mark sudah sarapan?

Claretta memperlambat larinya, lalu berhenti. Ia merogoh saku celananya-untuk mengambil ponsel.

Setelah itu Claretta mencari kontak Mark dan segera menghubungi Mark. Suara sambungan telepon masih terdengar hingga suara khas operator menyambut Claretta.

Mark tidak menjawab telepon dari Claretta.

Claretta melirik jam pada pojok kiri atas ponselnya. "Mungkin belum bangun?" Tanya Claretta pada dirinya sendiri.

Maka dari itu Claretta membuka aplikasi chat, lalu membuka ruang obrolannya bersama Mark.

Claretta
|Mark
|Aku telp kok gak di jawab? :(
|Belum bangun ya? :)
07:34

Claretta mendengus, Mark tidak membaca pesannya. Itu berarti cowok itu belum bangun.

"Dasar"

Claretta kembali mengetik.

Claretta
|Mark, if you're awake. don't skip your breakfast
| I miss u
07:39

©chocorated




Hujan.

Claretta kini berada dibalkon kamarnya dengan secangkir coklat panas ditangannya.

Setelah menyadari langit mulai mendung, Claretta segara buru-buru kembali ke rumah. Ia tidak mau kehujanan. Tepat sampai di depan rumah, benar saja hujan turun.

Claretta mendesah. Kalau saja ia sekarang bersama Mark, pasti mereka akan berpelukan untuk menghangatkan diri masing-masing.

"Oiya!" Claretta buru-buru masuk ke kamar lagi. Lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di kasur.

Claretta mengecek notifikasi-berharap Mark ada menghubunginya atau sekedar membalas chat. Tapi nyatanya tidak. Mark tidak membalasnya.

Claretta melirik jam yang menunjukan pukul sembilan lewat enam menit.

"Belum bangun juga?"

Claretta menghela nafas, lalu kembali menuju balkon kamar. Ia menyeruput coklat panasnya seraya menatap air hujan yang masih saja turun.

Drrrtt drrrrtt drrrt...

Claretta menaruh cangkir coklat panasnya, lalu merogoh saku celananya untuk mengecek ponselnya-seseorang meneleponnya.

Lucas?

"Halo?"

"Cla... Kamu nggak ada kelas sekarang?"

"Ada, emang kenapa?"

"Kok nggak liat kamu di kampus sih?" Lucas pasti sekarang sedang cemberut, pikir Claretta

"Aku ngambil libur, sekarang lagi di rumah orangtua... What happened?" Tanya Claretta

"Kangen... Hehe"

 Hehe"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Next ? 100 vote 20 comment

Maafkan makin gaje :')

Sickness | NCT MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang